retailer, sampai ke pengecer berdampak pada biaya produk yang
diproduksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. b.
Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah agar total biaya dari semua bagian, mulai dari transportasi dan distribusi, persediaan bahan
baku, barang dalam proses, dan barang jadi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mengurangi biaya.
c. Manajemen rantai pasokan berputar pada integrasi yang efisien dari
pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retailer, dan pengecer yang mencakup semua aktivitas perusahaan, mulai dari tingkat strategis
sampai tingkat taktik operasional. Siagian 2005 menyatakan terdapat dua hal penting dalam
manajemen rantai pasokan. Pertama, manajemen rantai pasokan adalah kolaborasi usaha bersama antar setiap bagian atau proses dalam siklus
produk. Kedua, manajemen rantai pasokan harus mencakup seluruh kegiatan siklus produk. Ruang lingkup manajemen rantai pasokan
meliputi : a.
Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan
pelanggan termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.
b. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi menyalurkan
barang prduksi.
2.3. Manajemen Rantai Pasok Agroindustri
Manajemen rantai
pasok adalah
keterpaduan antara
perencanaan, koordinasi dan kendali seluruh proses dan aktivitas bisnis dalam rantai pasok untuk menghantarkan nilai superior dari konsumen
dengan biaya termurah kepada pelanggan. Rantai pasok lebih ditekankan pada seri aliran bahan dan informasi, sedangkan manajemen
rantai pasok menekankan pada upaya memadukan kumpulan rantai pasok Vorst, 2002. Pada tingkat agroindustri, manajemen rantai pasok
memberikan perhatian pada pasokan, persediaan dan transportasi pendistribusian.
P em
a n
g ku
K ep
en ti
n g
a n
l a
in n
ya
Konsumen
Distributor
Agroindustri
PetaniPemasok
Menurut Austin 1992 agroindustri menjadi pusat rantai pertanian yang berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah
produk pertanian di pasar. Agroindustri membutuhkan pasokan bahan baku yang berkualitas dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan.
Gambar 3 merupakan aliran produk di setiap tingkatan rantai pasok dalam konteks jejaring rantai pasok pertanian menyeluruh. Setiap
perusahaan diposisikan dalam sebuah titik dalam lapisan jejaring.
Gambar 3. Skema rantai pasokan pertanian Sumber:Vorst, 2002
2.4. Kemitraan dalam Manajemen Rantai Pasokan
Menurut Lau, Pang, Wong 2002 kemitraan di antara anggota rantai pasokan dilakukan untuk menjamin kualitas produk dan
keefektifan rantai pasokan yang selanjutnya akan mencapai hasil optimal. Pengembangan rantai pasokan yang efektif dilakukan melalui
beberapa tahap. Pertama, memilih kelompok pemasok berdasarkan reputasi industri dan transaksi sebelumnya tentang harga dan kualitas
melalui program penilai pemasok. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan pemasok terbaik dalam industri yang menjamin kualitas
pasokan. Kedua, memilih pemasok yang memiliki manajemen rantai
pasokan berhubungan erat dengan strategi perusahaan. Langkah ini akan meminimalkan konflik target strategis dengan para mitra.
Kemitraan rantai pasokan bersifat jangka panjang dan merupakan
keputusan penting yang membutuhkan komitmen semua pihak. Ketiga, membentuk kemitraan rantai pasokan melalui negosiasi dan kompromi.
Tahap keempat, membangun saluran untuk menjamin pengetahuan tentang informasi produksi yang diberikan tepat waktu melalui
perjanjian teknologi. Manajemen rantai pasokan harus menjamin ketepatan waktu, efektivitas biaya, dan sistem informasi yang
komperhensif untuk menyediakan data yang dibutuhkan dalam membuat keputusan pasokan yang optimal. Terakhir, sistem monitoring
dikembangkan untuk memantau kinerja mitra. Proses ini dimaksudkan untuk memelihara hubungan dengan pemasok dalam menjamin
administrasi yang layak dari pengendalian logistik yang efisien.
2.5. Penelitian terdahulu