Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. KAJIAN TEORITIS 1. Berpikir Reflektif Matematis a. Pengertian Kemampuan Berpikir Secara umum pengertian kemampuan menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan atau mampu bila ia sanggup melakukan sesuatu yang memang harus dilakukannya. Kata berpikir merupakan kata kerja yang berasal dari kata dasar pikir yang diberi awalan ber-. Menurut kamus besar bahasa Indonesia kata pikir berarti akal budi atau ingatan. Berpikir adalah eksplorasi pengalaman yang dilakukan secara sadar dalam mencapai sesuatu. 1 Menurut Sanjaya, “Berpikir Thinking adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar meningat Remembering dan memahami Comprehending 2 . Berpikir menyebabkan seseorang harus bergerak hingga di luar informasi yang didengarnya. Misalnya, kemampuan berpikir seseorang untuk memerlukan solusi baru dari persoalan yang dihadapi. Mengingat pada dasarnya hanya melibatkan usaha penyimpanan sesuatu yang telah dialami untuk suatu saat dikeluarkan kembali atas permintaan, sedangkan memahami memerlukan pemerolehan apa yang didengar dan dibaca serta meihat keterkaitan antara aspek-aspek dalam memori. Berpikir merupakan suatu kegiatan mental yang dialami seseorang bila mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. 3 Jadi berpikir adalah suatu kegiatan mental yang dilakukan bukan hanya sekedar 1 Edwar De Bono, Mengajar Berpikir, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h.54. 2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008 , Cet. 5, h. 23 3 Isrok’atun,”Creatif Problem Solving CPS Matematis”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema ” Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa Matematika FMIPA UNY, 10 November,2012, h.p-47. 9 mengingat dan memahami fakta tetapi sekaligus proses pencarian gagasan atau ide – ide untuk memperoleh pengetahuan dalam memecahkan masalah.

b. Kemampuan Berpikir Reflektif

Berpikir reflektif merupakan berpikir yang bermakna, yang didasarkan pada alasan dan tujuan. Berpikir reflektif sebagai suatu jenis berpikir yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berpikir reflektif tidak diperoleh dengan mudah dan cepat, oleh karenanya perlu dilatih dan didukung oleh lingkungan yang tepat. Gagasan berpikir reflektif berasal dari teori yang dikemukakan John Dewey tahun 1933. 4 Dalam Trianto, Dewey mengemukakan suatu bagian dari metode penelitiannya yang dikenal dengan berpikir reflektif reflective thinking. Dewey menganjurkan agar bentuk isi pelajaran hendaknya dimulai dari pengalaman siswa dan berakhir pada pola struktur mata pelajaran. 5 Dewey dalam Phan mendefinsikan mengenai berpikir reflektif yang digunakan selama bertahun-tahun adalah: “active, persistent, and careful consideration of any belief or suppose from of knowledge in the light of the grounds that support it and the conclusion to wich it tends”. Ia mengatakan bahwa berpikir reflektif adalah berpikir aktif, gigih dan mempertimbangkan dengan seksama tentang segala sesuatu yang dipercaya kebenarannya atau format yang diharapkan tentang pengetahuan apabila dipandang dari sudut pandang yang mendukungnya dan menuju pada suatu kesimpulan. 6 Menurut Sri Hastuti Noer, berpikir reflektif secara mental melibatkan proses- proses kognitif untuk memahami faktor-faktor yang menimbulkan konflik pada 4 Huy P Phan, Examination of student learning approaches, reflective thinking, and epistemological beliefs: A latent variables, approachs. Electronic Journal of Research in Educational Psychology, Vol 4 3, No. 10, 2006, p.582, repositorio.ual.es:8080jspuibitstream108356591Art_10_141.pdf. 5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009, Edisi Pertama, Cetakan ke-6, h. 32 6 H.P. Phan, “Achivement Goals, The Classroom Environtment, And Reflective Thinking A Conceptual Framework”, dalam Electronic Journal Of Research in Educational Psycology, No.16 Vol 63 2008, h.578.