Instrumen Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

Contemplating Menguraikan, menginformasikan jawaban berdasarkan situasi masalah yang dihadapi, mempertentangkan jawaban dengan jawaban lainnya, atau merekonstruksi situasi-situasi dan jawaban benar. 4 Menguraikan, menginformasikan jawaban berdasarkan situasi masalah yang dihadapi, mempertentangkan jawaban dengan jawaban lainnya, atau merekonstruksi situasi-situasi tetapi jawaban salah. 3 Menguraikan, menginformasikan jawaban berdasarkan situasi masalah yang dihadapi, mempertentangkan jawaban dengan jawaban lainnya, atau merekonstruksi situasi situasi tetapi jawaban tidak selesai. 2 Menguraikan, menginformasikan jawaban berdasarkan situasi masalah yang dihadapi dengan langsung menjawaban dan jawaban salah. 1 Tidak ada jawaban Sebelum instrumen tes digunakan dalam penelitian, instrumen tes tersebut diujicobakan terlebih dahulu. Tujuan dari ujicoba instrumen tes adalah agar alat evaluasi yang digunakan dalam penelitian memiliki kualitas yang baik. Kualitas alat evaluasi dapat dilihat dari hasil analisis dari validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda soal dari instrumen.

1. Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Instrumen yang valid ialah instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan oleh peneliti dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. 4 Instrumen tes terdiri dari beberapa soal sehingga perlu mencari validitas butir tiap butir soal. Semakin tinggi koefisien korelasi maka semakin baik validitas alat evaluasi. 4 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Jakarta: Kencana, 2010, Cet. I, h.269. Validitas yang digunakan adalah validitas butir soal dengan menggunakan korelasi product moment sebagai berikut: 5 Keterangan : = Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan = Skor butir soal = Skor total = Banyaknya siswa Uji validitas instrumen dilakukan untuk membandingkan hasil perhitungan dengan pada taraf signifikansi 5, dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedom atau derajat kebebasan yaitu dk = n-2. Soal dikatakan valid jika nilai , sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika nilai . Dari 6 butir soal yang diujicobakan dan dilakukan perhitungan validitasnya, semua butir soal dinyatakan valid. Hasil rekapitulasi uji validitas instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis dalam penelitian ini tersaji pada Tabel 3.4: Tabel 3.4 Hasil Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Berpikir Reflektif No. Soal Indikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Validitas Keterangan r hitung r tabel 1 Reacting 0,405 0,320 VALID 2 Comparing 0,496 VALID 3 Reacting 0,716 VALID 4 Contemplating 0,567 VALID 5 Contemplating 0,766 VALID 6 Comparing 0,672 VALID 5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2012,Ed. Revisi, Cet. 5, hal.72.

2. Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas yang diuji pada instrumen ini menggunakan rumus Alpha: 6 Keterangan : : realibilitas instrumen : banyaknya butir pernyataan yang valid : jumlah varians skor tiap-tiap item : varians total Kriteria koefisien reliabilitas dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 3.5 sebagai berikut: 7 Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Keterangan Derajat reliabilitas sangat tinggi Derajat reliabilitas tinggi Derajat reliabilitas sedang Derajat reliabilitas rendah Derajat reliabilitas sangat rendah 6 Ibid, h. 109. 7 Russefendi, Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Eksakta Lainnya, Bandung : Tarsito, h. 160. Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas tersebut, nilai = 0,6304 berada pada interval yang artinya instrumen ini mempunyai derajat reliabilitas yang tinggi.

3. Taraf Kesukaran Butir Soal

Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar, maka dilakukan uji taraf kesukaran. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian digunakan rumus : 8 Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab benar = poin maksimum seluruh siswa Menurut ketentuan yang sering diikuti, klasifikasi indeks kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.6: 9 Tabel 3.6 Klasifikasi Taraf Kesukaran Nilai P Interpretasi P 0,30 0,30 ≤ P ≤ 0,70 P 0,70 Sukar Sedang Mudah Dari enam butir soal instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis yang sudah diujicobakan, diperoleh empat butir soal yang dikategorikan soal sedang, yaitu butir soal nomor 1, 3, 5 dan 6 sedangkan dua butir soal lainnya dikategorikan soal mudah yaitu butir soal nomor 2 dan 4. Berikut ini disajikan 8 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 208. 9 Zaenal Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 272. Tabel 3.7 hasil rekapitulasi uji taraf kesukaran instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis dalam penelitian ini. Tabel 3.7 Hasil Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Instrumen Berpikir Reflektif No. Soal Indikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Tingkat Kesukaran P Kriteria 1 Reacting 0,678 Sedang 2 Comparing 0,822 Mudah 3 Reacting 0,632 Sedang 4 Contemplating 0,737 Mudah 5 Contemplating 0,671 Sedang 6 Comparing 0,395 Sedang

4. Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak mampu menjawab soal. Perhitungan daya pembeda soal dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus: 10 Keterangan: D : Indeks daya pembeda suatu butir soal : Banyaknya poin siswa kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya poin siswa kelompok bawah yang menjawab benar : Poin maksimum siswa pada kelompok atas : Poin maksimum siswa pada kelompok bawah 10 Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 213. Dengan klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah seperti yang terlihat pada tabel berikut: 11 Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks daya Pembeda Nilai D \Interpretasi D 0,00 0,00 ≤ D 0,20 0,20 ≤ D 0,40 0,40 ≤ D 0,70 0,70 ≤ D 1,00 Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik Berikut ini disajikan Tabel 3.9 rekapitulasi hasil perhitungan uji daya pembeda instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis dalam penelitian ini. Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Daya Pembeda No. Butir Soal Daya Pembeda D Kriteria 1 0,329 Jelek 2 0,145 Jelek 3 0,237 Cukup 4 0,237 Cukup 5 0,395 Cukup 6 0,316 Cukup 11 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011, h. 389. Berikut disajikan hasil rekapitulasi dari hasil uji validitas, uji taraf kesukaran, uji daya pembeda soal dan reliabilitas soal pada instrumen tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes No. Soal Indikator Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda Ket. 1 Reacting Valid Sedang Jelek Digunakan, dengan perbaikan 2 Comparing Valid Mudah Jelek Digunakan, dengan perbaikan 3 Reacting Valid Sedang Cukup Digunakan 4 Contemplating Valid Mudah Cukup Digunakan 5 Contemplating Valid Sedang Cukup Digunakan 6 Comparing Valid Sedang Cukup Digunakan

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dipilih peneliti pada penelitian ini yaitu statistik deskriptif, sehingga variabel-variabel yang diteliti dapat diungkapkan satu per satu serta teknik analisis kuantitatif dengan mengolah data yang telah diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diteliti. Analisis kuantitatif pada penelitian ini secara keseluruhan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS Statistical Package for Social Sciences.

1. Uji Prasyarat Analisis

Karena varian populasi tidak diketahui, untuk analisis data digunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan analisis Independent Samples T Test. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan pada hasil tes kemampuan berpikir reflektif matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dianalisis, data tersebut terlebih dahulu diuji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Prosedur One-Sample Kolmogorov Smirnov Test akan membandingkan fungsi distribusi kumulatif sebuah variabel variabel uji dengan fungsi distribusi teoritis yang telah ditentukan. Pengujian normalitas Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Adapun perumusan hipotesis sebagai berikut: H o : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai yang ditunjukkan oleh Asymp. Sig. Kolmogrov Smirnov pada output yang dihasilkan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: • Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka H o ditolak, yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. • Jika signifikansi p α 0,05 maka H o diterima, yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji prasyarat hipotesis yang kedua yaitu uji homogenitas varians. Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians dari nilai kedua kelompok. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Adapun perumusan hipotesis sebagai berikut: H o : Varians nilai kemampuan berpikir reflektif matematis kedua kelompok sama atau homogen H 1 : Varians nilai kemampuan berpikir reflektif matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai yang ditunjukkan oleh output sig. yang dihasilkan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: • Jika signifikans i p ≤ α 0,05 maka Ho ditolak, yaitu varians kedua kelompok berbeda atau tidak homogen. • Jika signifikansi p α 0,05 maka Ho diterima, yaitu varians kedua kelompok sama atau homogen.

2. Uji Statistik

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis data, ternyata menunjukkan populasi berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Selanjutnya untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan pengujian hipotesis uji t. Pengujian statistik pada penelitian ini menggunakan software SPSS yaitu analisis Independent Samples T Test. Adapun perumusan hipotesisnya sebagai berikut: H o : Rata-rata nilai kemampuan berpikir reflektif matematis kedua kelompok sama H 1 : Rata-rata nilai kemampuan berpikir reflektif matematis kedua kelompok berbeda atau tidak sama Untuk memutuskan hipotesis mana yang dipilih, mengacu pada nilai yang ditunjukkan oleh Sig. pada output yang dihasilkan dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: • Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka Ho ditolak, yaitu rata-rata nilai kemampuan berpikir reflektif matematis kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai kemampuan berpikir reflektif matematis kelas kontrol. • Jika signifikansi p α 0,05 maka Ho diterima, yaitu rata-rata nilai kemampuan berpikir reflektif matematis kedua kelompok sama.

H. Hipotesis Statistik

Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H 0 : 2 1 µ µ ≤ H 1 : 2 1 µ µ Keterangan: 1 μ : rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kelompok eksperimen 2 μ : rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kelompok kontrol