Hipotesis Statistik METODOLOGI PENELITIAN

tidak jauh berbeda. Simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang berarti bahwa pada kelas eksperimen nilai yang didapat lebih menyebar, sedangkan hasil varians antara kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa kelas eksperimen memiliki nilai yang lebih bervariasi dibandingkan kelompok kontrol.

2. Perbandingan Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Perindikator Soal Kemampuan berpikir reflektif yang diteliti dalam penelitian ini didasarkan pada tiga indikator, yaitu reacting, comparing, contemplating. Hasil tes kemampuan berpikir reflektif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari indikator yang telah ditentukan disajikan dalam Tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Indikator Skor Maks. Eksperimen Kontrol Rata-rata Rata-rata Reacting 8 72,57 62,17 Comparing 8 64,58 44,74 Contemplating 8 62,15 41,45 Tabel 4.2 menunjukkan sebaran data hasil posttest kemampuan berpikir reflektif matematis dari 36 siswa pada kelas eksperimen dan 38 siswa pada kelas kontrol setelah dilakukan pembelajaran menggunakan metode Cornell Note- Taking pada kelas eksperimen. Indikator reacting diwakilkan oleh dua butir soal, yaitu soal nomor 1 dan 3. Untuk indikator comparing diwakilkan oleh soal nomor 4 dan 5, serta soal nomor 2 dan 6 untuk indikator contemplating. Dari Tabel 4.2 tersebut juga dapat dilihat bahwa persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol pada ketiga indikator berpikir reflektif matematis yang diukur pada penelitian ini. Pada indikator reacting, kelas eksperimen memperoleh persentase skor rata-rata yang cukup besar yaitu sebesar 72,57, sedangkan pada kelas kontrol yaitu sebesar 62,17. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif siswa kelas eksperimen pada indikator reacting lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Pada indikator comparing, didapatkan bahwa skor rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 64,58, skor rata-rata tersebut ini juga lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang hanya mencapai 44,74. Begitu pula pada indikator contemplating, skor rata-rata siswa pada kelas eksperimen yaitu mencapai 62,15, sementara pada kelas kontrol yaitu 41,45. Hal ini menunjukkan bahwa pada indikator contemplating, skor rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Secara visual persentase skor rata-rata pada ketiga indikator kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut: Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol