Dari Tabel 4.2 tersebut juga dapat dilihat bahwa persentase skor rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol pada ketiga indikator
berpikir reflektif matematis yang diukur pada penelitian ini. Pada indikator reacting, kelas eksperimen memperoleh persentase skor rata-rata yang cukup
besar yaitu sebesar 72,57, sedangkan pada kelas kontrol yaitu sebesar 62,17. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif siswa kelas
eksperimen pada indikator reacting lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Pada indikator comparing, didapatkan bahwa skor rata-rata siswa kelas eksperimen
sebesar 64,58, skor rata-rata tersebut ini juga lebih tinggi dibanding kelas kontrol yang hanya mencapai 44,74. Begitu pula pada indikator contemplating,
skor rata-rata siswa pada kelas eksperimen yaitu mencapai 62,15, sementara pada kelas kontrol yaitu 41,45. Hal ini menunjukkan bahwa pada indikator
contemplating, skor rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Secara visual persentase skor rata-rata pada ketiga
indikator kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut:
Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Reflektif
Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol
B. Hasil Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui secara signifikan rata-rata skor tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
pengujian lebih lanjut dengan analisis Independent Samples T Test menggunakan software SPSS. Sebelum menguji kesamaan rata-rata kedua kelompok tersebut,
diperlukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.
1. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas
Hasil uji normalitas menggunakan software SPSS pada taraf signifikansi � =
0,05 menunjukkan data skor hasil tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari
nilai signifikansi tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa pada kedua kelas tersebut. Pada kelas eksperimen = 0,928 0,05 dan kelas kontrol = 0,440
0,05. Berdasarkan hasil tersebut H
o
diterima yang artinya adalah data skor kemampuan berpikir reflektif kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari
populasi yang berdistribusi normal. Adapun hasil uji normalitas tersebut disajikan pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Tes Kemampuan Berpikir Reflektif
Kelas Eksperimen dan Kontrol
eksperimen kontrol
N 36
38 Normal Parameters
a,b
Mean 66.5417
49.4513 Std. Deviation
16.23595 15.86413
Most Extreme Differences Absolute
.098 .143
Positive .098
.143 Negative
-.081 -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .590
.881 Asymp. Sig. 2-tailed
.878 .420
Hasil uji homogenitas menggunakan sofware SPSS pada taraf signifikansi �=
0,05 menunjukkan data skor hasil tes kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Hal ini dapat dilihat
dari nilai signifikansi yang didapat pada hasil pengujian homogenitas yaitu nilai signifikansi= 0,953 0,05 yang artinya peneriman H
o
atau data skor kemampuan berpikir reflektif homogen. Berikut disajikan hasil perhitungan t-test
menggunakan software SPSS untuk uji homogenitas terlihat pada tabel Levene’s Test for Equality of Variances.
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Skor Kemampuan Berpikir Reflektif Matematis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Levene Statistic df1
df2 Sig.
.003 1
72 .953
2. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas tes kemampuan berpikir reflektif pada kedua kelompok berdistribusi normal dan varian kedua kelompok
sama atau homogen. Oleh karena itu kemudian dilakukan pengujian perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan software SPSS dengan analisis Independent
Samples T Test. Uji perbedaan rata-rata tes kemampuan berpikir reflektif matematis kelas
ekperimen dan kelas kontrol menunjukkan nilai signifikansi perhitungan p-value sebesar 0,000 0,0002 = 0,000, yang bernilai kurang dari
� = 0,05. Hal ini menunjukkan penolakan H
o
, artinya kemampuan berpikir reflektif matematis siswa kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode Cornell Note-
Taking lebih tinggi daripada kemampuan berpikir reflektif matematis pada kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode Cornell Note-Taking berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir reflektif matematis siswa.
Berikut disajikan Tabel 4.5 hasil uji perbedaan rata-rata tes kemampuan berpikir reflektif kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan sofware SPSS:
Tabel 4.5 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Tes Kemampuan Berpikir Reflektif
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
t-test for Equality of Means
T df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances assumed
4.579 72
.000 17.09035
3.73197 9.65080 24.52990
Equal variances
not assumed
4.577 71.565 .000
17.09035 3.73434 9.64531
24.53540
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan hasil posttest perindikator kemampuan berpikir reflektif tersebut, terdapat perbedaan hasil kemampuan berpikir reflektif
matematis siswa pada kedua kelas, hal tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan pembelajaran yang digunakan di kedua kelas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan berpikir reflektif matematis siswa setelah diajarkan dengan metode Cornell Note-Taking lebih baik daripada yang diajarkan
menggunakan pembelajaran konvensional. Perbedaan tersebut digambarkan dalam bentuk perbedaan nilai rata-rata yang diperoleh dari perbedaan
pembelajaran yang digunakan. Rata-rata kemampuan berpikir reflektif matematis yang diberikan pembelajaran dengan metode Cornell Note-Taking adalah sebesar
66,72, sedangkan kemampuan berpikir reflektif matematis yang diberikan pembelajaran konvensional dengan metode ekspositori addalah sebesar 49,53.
Dalam praktiknya di kelas, pembelajaran pada kelas eksperimen dengan
menggunakan metode Cornell Note-Taking ini dilakukan secara aktif dan mandiri melalui pembuatan catatan terstruktur yang dilakukan oleh setiap siswa. Siswa
diharuskan membuat sebuah catatan yang bernama Cornell Note. Cornell Note berupa catatan tersetruktur yang dalam satu lembar di bagi menjadi tiga kolom.
Kolom sebelah kanan tempat menuliskan berbagai informasi yang didapat dan juga tempat penyelesaian dan diskusi, sedangkan kolom sebelah kiri tempat siswa
menuliskan hal-hal yang ditanyakan dan juga berbagai kata kunci yang diperlukan, dan terakhir kolom yang berada di bawah terdapat kolom summary
yaitu kolom tempat siswa untuk merangkum pelajaran atau materi yang telah didapat pada hari ini dengan kata-kata mereka sendiri. Penyampaian materi
tertuang pada Lembar Kerja Siswa LKS, yang memuat suatu masalah yang berkaitan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Siswa
dituntun menemukan konsep, berdiskusi secara berpasangan, menkonstruksi pengetahuannya, menuangkannya pada Lembar Cornell Note mereka.
Pada Lembar Kerja Siswa 2 siswa diberikan sebuah situasi agar dapat menemukan jaring-jaring dan luas permukaan balok. Siswa membaca dengan baik
sebelum menuliskannya pada lembar Cornell Note pada kolom kanan.
Gambar 4.2 Situasi pada Lembar Kerja Siswa 2