Gambar 1. Spektrum Rezim Kepemilikan Harwell, E.E dan Lynch, OJ. 2002
2.1.4 Konsep Strategi Nafkah
Konsep strategi nafkah atau strategi bertahan hidup pertama kali digunakan oleh Duque dan Pastrana 1973 dalam Widiyanto 2009. Konsep
strategi nafkah seringkali dikaitkan dengan perilaku sosial-ekonomi masyarakat dalam menghadapi keadaannya dan sumberdaya yang dimilikinya yang cenderung
terbatas. Namun, konsep ini tidak hanya berlaku untuk masyarakat yang taraf hidupnya terbatas miskin tetapi juga berlaku untuk masyarakat golongan
menengah ke atas dalam mempertahankan posisi sosial ekonomi mereka. Dalam menganalisis strategi pola nafkah perlu adanya suatu komponen
penting yaitu sumber nafkah livelihood resources. Pengertian dari sumber nafkah menurut Masithoh 2005 adalah berbagai sumberdaya yang dapat
digunakan oleh individu maupun keseluruhan anggota rumahtangga petani untuk melaksanakan strategi nafkah guna mempertahankan keberlangsungan hidupnya
Dimiliki oleh negara Dimiliki oleh swasta
Dimiliki oleh adat atau kelompok
Public Property Kepemilikan Publik
Private Property Kepemilikan Swasta
Kelompok-Publik Kelompok-Swasta
Individu-Publik Individu-Swasta
Group Right Hak Kelompok
Individual Right Hak Individu
Dimiliki individu
paling tidak untuk memenuhi kebutuhan subsisten ataupun dalam rangka meningkatkan kualitas hidup suatu rumahtangga petani.
Strategi nafkah menurut Dharmawan 2001 adalah segala kegiatan atau keputusan yang diambil anggota rumahtangga untuk bertahan hidup survival dan
atau membuat hidup lebih baik. Tujuan dari bertahan hidup ini adalah membangun beberapa strategi untuk keamanan dan keseimbangan mata
pencaharian rumahtangga. Menurut Chambers yang dikutip oleh Lestari 2005 strategi nafkah sebagai realitas jaminan hidup seseorang, suatu keluarga,
kelompok, masyarakat atau negara yang memanfaatkan segenap kemampuan dan tuntutannya serta kekayaan yang dimilikinya.
Dalam melakukan strategi bertahan survival untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rumahtangga memerlukan semacam modal atau bisa dikatakan sumber
nafkah. Terdapat lima bentuk modal atau biasa disebut livelihood asset. Menurut Ellis 2000, kelima bentuk modal tersebut antara lain :
1. Modal Sumberdaya Alam Natural Capital
Modal ini bisa juga disebut sebagai lingkungan yang merupakan gabungan dari berbagai faktor biotik dan abiotik di sekeliling manusia. Modal ini dapat
berupa sumberdaya yang bisa diperbaharui maupun tidak bisa diperbaharui. Contoh dari modal sumberdaya alam adalah air, pepohonan, tanah, stok kayu
dari kebun atau hutan, stok ikan di perairan, maupun sumber daya mineral seperti minyak, emas, batu bara dan lain sebagainya.
2. Modal Fisik Physical Capital
Modal fisik merupakan modal yang berbentuk infrastruktur dasar seperti saluran irigasi, jalan, gedung, dan lain sebagainya.
3. Modal Manusia Human Capital
Modal ini merupakan modal utama apalagi pada masyarakat yang dikategorikan “miskin”. Modal ini berupa tenaga kerja yang tersedia dalam
rumahtangga yang dipengaruhi oleh pendidikan, ketrampilan, dan kesehatan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Modal Finansial Financial Capital and Subtitutes
Modal ini berupa uang, yang digunakan oleh suatu rumahtangga. Modal ini dapat berupa uang tunai, tabungan, ataupun akses dan pinjaman.
5. Modal Sosial Social Capital
Modal ini merupakan gabungan komunitas yang dapat memberikan keuntungan bagi individu atau rumahtangga yang tergabung di dalamnya.
Contoh modal sosial adalah jaringan kerja networking yang merupakan hubungan vertikal maupun hubungan horizontal untuk bekerja sama dan
memberikan bantuan untuk memperluas akses terhadap kegiatan ekonomi. Dalam pemanfaatan kelima livelihood asset antara rumahtangga satu
dengan rumahtangga pertanian lainnya berbeda tergantung akses access dan kemampuan capabilities yang dimilikinya. Tiap rumahtangga pertanian
memiliki akses dan kemampuan yang berbeda-beda yang berdampak pada munculnya keanekaragaman pola nafkah atau pekerjaan yang dilakukan oleh
rumahtangga pertanian Masithoh, 2005. Selain itu perbedaan akses dan kemampuan yang dimiliki oleh rumahtangga petani mengakibatkan terjadinya
pelapisan pada masyarakat petani yaitu petani lapisan atas, petani lapisan menengah dan petani lapisan bawah. Pembagian akses tersebut diatur berdasarkan
norma ataupun nilai-nilai yang berlaku setempat. Akses merupakan hal yang penting dalam sumberdaya nafkah karena di dalam, akses terdapat jaringan dan
hubungan sosial yang sangat penting dalam upaya untuk mendapatkan serta mempertahankan keberagaman pendapatan. Sedangkan capabilities merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan upaya untuk mewujudkan keinginannya. Capabilities ini berkaitan dengan kemampuan individu untuk
memanfaatkan sumberdaya guna melaksanakan suatu strategi nafkah. Melalui aset-aset yang dimiliki yang mana aset tersebut memberikan suatu capability yang
diperlukan dalam rangka peningkatan kesejahteraan. Menurut Scoones dalam Dharmawan 2001, strategi nafkah yang
dilakukan masyarakat pedesaan meliputi : 1 Intensifikasi atau ekstensifikasi pertanian, 2 Pola nafkah ganda keragaman nafkah dan 3 Migrasi. Dari ketiga
strategi nafkah di atas, yang paling sering dilakukan oleh rumahtangga pedesaan adalah pola nafkah ganda, yakni beragam sumber pendapatan yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas ekonomi di bidang pertanian dan non pertanian Indaryati, 2004.
Secara anatomi, menurut Chambers dalam Ependi 2004 livelihood suatu rumahtangga dikategorikan menjadi empat yaitu :
1.
Orang dengan kemampuannya untuk menghidupi dirinya.
2.
Aktifitas suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghidupi dirinya.
3. Aset, yang terdiri dari aset nyata tangible asset dan aset tidak nyata
intangible asset.
4. Output atau hasil yang merupakan apa-apa yang dihasilkan dari kegiatan
atau pekerjaannya itu.
Strategi merupakan suatu pilihan yang digunakan terhadap beberapa alternatif pilihan yang tersedia. Aspek-aspek penting dari konsep strategi menurut
Crow dalam Dharmawan 2001, sebagai berikut :
1. Harus ada pilihan yang dapat seseorang pilih sebagai tindakan alternatif.
2. Kemampuan melatih “kekuatan”. Mengikuti suatu pilihan berarti
memberikan perhatian pada pilihan tersebut. Oleh karena itu, memberikan perhatian pada suatu pilihan akan mengurangi perhatian pada pilihan yang
ada. Dalam konteks komunitas, seseorang yang memiliki lebih banyak akses akan memiliki kekuatan yang lebih untuk memaksakan
kehendaknya. Dengan kata lain, konsep strategi nafkah dapat dikatakan sebagai suatu persaingan atau kompetisi untuk mendapatkan aset-aset yang
ingin dikuasai. 3.
Dengan merencanakan strategi yang mantap, ketidakpastian posisi yang dihadapi seseorang dapat dieliminir.
4. Strategi dibangun sebagai respon terhadap tekanan yang hebat yang
menerpa seseorang. 5.
Harus ada sumberdaya dan pengetahuan sehingga seseorang bisa membentuk dan mengikuti berbagai strategi yang berbeda.
6. Strategi biasanya merupakan keluaran konflik dan proses yang terjadi
dalam rumahtangga.
Scoones dalam Ependi 2004 membagi strategi nafkah petani ke dalam tiga golongan besar, yaitu :
1. Rekayasa sumber nafkah pertanian, merupakan usaha pemanfaatan sektor
pertanian agar lebih efektif dan efisien baik melalui penambahan input eksternal berupa tenaga kerja atau teknologi intensifikasi maupun
memperluas lahan garapan pertanian ekstensifikasi. 2.
Pola nafkah ganda, merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain selain sektor pertanian untuk menambah pendapatan
diversifikasi pekerjaan. 3.
Rekayasa spasial, merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mobilisasi atau perpindahan penduduk baik secara permanen maupun sirkuler
migrasi. Menurut Sconnes dalam Masithoh 2005, dalam melakukan strategi
nafkah, rumahtangga petani bisa menerapkan salah satu kegiatan atau melakukan kombinasi dari ketiga bentuk strategi nafkah untuk memperoleh strategi yang
paling efektif agar bisa bertahan hidup baik saat krisis maupun saat kondisi normal.
2.1.5 Pengelolaan Kolaboratif