dengan kebijakan pemerintah yang dirasa belum berpihak kepada masyarakat kasepuhan. Upaya kolaboratif ini diharapkan mampu memberikan keuntungan
bagi kedua belah pihak khususnya mengenai keberlanjutan kawasan konservasi dan kesejahteraan masyarakat kasepuhan. Oleh karena itu, upaya kolaboratif yang
dibangun oleh pihak TNGHS dapat dimanfaatkan sebagai peluang alternatif sumber nafkah bagi masyarakat demi keberlangsungan kehidupan masyarakat
Kasepuhan Sinar Resmi.
: mempengaruhi
: keterkaitan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Strategi Nafkah Masyarakat Adat Kasepuhan Sinar Resmi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak
2.3 Hipotesis Penelitian
Terdapat perubahan strategi nafkah akibat berubahnya akses sumberdaya alam pada masyarakat adat Kasepuhan Sinar Resmi karena perluasan
Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
2.4 Definisi Konseptual
Istilah untuk variabel-variabel dalam hipotesis atau kerangka pemikiran penelitian didefinisikan sebagai berikut:
Perluasan Kawasan Taman Nasional Gunung
Halimun Salak
Akses a.
Status dan rezim penguasaan sumberdaya
alam b.
Pemanfaatan dan kontrol sumberdaya alam
Bentuk-bentuk Strategi Nafkah
a. Rekayasa sumber nafkah
pertanian b.
Pola nafkah ganda c.
Migrasi Rumah Tangga
Masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi
a. Karakteristik rumah
tangga pertanian b.
Sumber-sumber nafkah rumah tangga
Upaya Kolaboratif
1. Taman nasional adalah kawasan konservasi yang memiliki ekosistem asli
yang dikelola oleh negara baik di wilayah daratan hutan maupun wilayah perairan laut dan pulau yang memiliki sistem zonasi digunakan untuk
tujuan penelitian, pendidikan, dan pariwisata. 2.
Akses adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh manfaat dari sesuatu Peluso, 2003.
3. Sumberdaya alam adalah air, hutan, dan lahan garapan. Sumberdaya alam
ini dimanfaatkan oleh rumahtangga untuk kegiatan pertanian. Dalam penelitian ini lebih banyak berfokus pada lahan garapan.
4. Masyarakat kasepuhan adalah masyarakat adat Sunda yang masih bertahan
dan mendiami kawasan Halimun yang hidupnya bergantung pada sumberdaya alam.
5. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang tinggal bersama dalam satu
atap, memiliki peran dalam memperoleh pendapatan yang digunakan untuk kebutuhan bersama.
6. Strategi nafkah adalah berbagai kegiatan atau upaya alternatif yang
dilakukan oleh rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 7.
Upaya kolaboratif adalah suatu upaya yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik atau mencari solusi dari
suatu masalah.
2.5 Definisi Operasional
Untuk mengukur variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan rumusan batasan serta operasionalisasi dari masing-
masing variabel tersebut. Adapun variabel-variabel yang akan dioperasionalkan adalah :
1. Perluasan kawasan TNGHS, yaitu didasarkan pada Surat Keputusan
Menteri Kehutanan No. 175Kpts-II2003. Perluasan TNGHS untuk melihat bagaimana akses sumberdaya alam yang dimiliki oleh masyarakat
Kasepuhan Sinar Resmi sebelum perluasan TNGHS dan sesudah perlusan TNGHS.
2. Karakteristik rumahtangga, yaitu ciri-ciri yang dimiliki oleh rumahtangga,
dalam kaitannya dengan masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi, yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Karakteristik rumahtangga
pertanian diukur dari: a.
Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anggota rumahtangga yang menjadi tanggungan hidup keluarga, dalam hal ini termasuk dengan
kepala rumahtangga. b.
Produktivitas pertanian dan pemanfaatannya adalah komoditi pertanian yang dihasilkan oleh rumahtangga beserta banyaknya jumlah hasil
yang digunakan oleh rumahtangga baik itu untuk dikonsumsi maupun untuk dijual.
3. Sumber-sumber nafkah rumahtangga, merupakan aset-aset yang dimiliki
oleh rumahtangga dalam kaitannya dengan kegiatan nafkah. Sumber- sumber nafkah diukur dari:
a. Modal sumberdaya alam, adalah memanfaatkan sumberdaya alam
yang digunakan dalam kegiatan pertanian. Contohnya air, hutan, dan lahan garapan.
b. Modal fisik, adalah segala infrastruktur dasar yang dimanfaatkan
dalam kegiatan mencari nafkah. Contohnya, saluran irigasi yang digunakan dalam kegiatan pertanian.
c. Modal keuangan adalah modal yang didapat dari tabungan, pinjaman,
dan hasil dari kegiatan pertanian. d.
Modal manusia adalah modal yang berupa tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan dalam kegiatan nafkah rumahtangga. Tenaga kerja ini
bisa berasal dari anggota rumahtangga istri dan anak, kerabat, tetangga maupun orang lain.
e. Modal sosial yaitu gabungan komunitas yang dapat memberikan
keuntungan bagi individu atau rumahtangga yang tergabung di dalamnya. Modal sosial dapat dilihat dari jaringan sosial yang
dibangun antar masyarakat kasepuhan, dimana rumahtangga membentuk kerja sama dengan rumahtangga lain terkait dengan
kegiatan ekonominya.
4. Rekayasa Sumber Nafkah Pertanian diukur melalui :
a. Intensifikasi pertanian yang diukur dari pemanfaatan tenaga kerja oleh
rumahtangga dalam mengolah lahan garapan. Tenaga kerja dalam hal ini adalah memanfaatkan tenaga orang lain untuk menggarap lahannya.
b. Memperluas lahan atau memanfaatkan lahan kosong untuk lahan
garapan ekstensifikasi. 5.
Pola nafkah ganda, merupakan usaha yang dilakukan dengan cara mencari pekerjaan lain selain sektor pertanian untuk menambah pendapatan
diversifikasi pekerjaan. Dalam pola nafkah ganda yang diukur adalah dalam satu rumahtangga terdapat lebih dari satu mata pencaharian yang
dilakukan selain menjadi petani.
6. Migrasi adalah usaha yang dilakukan rumahtangga untuk mendapatkan
pekerjaan di luar tempat tinggalnya di luar daerah. Dalam migrasi yang diukur adalah dalam satu rumahtangga, baik kepala rumahtangga maupun
anggota rumahtangga ada yang memiliki pekerjaan di luar tempat tinggalnya, yang dilakukan secara menetap ataupun secara sementara
sirkuler. Pendapatan yang diperoleh digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumahtangga.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kasepuhan Sinar Resmi, Kampung Cimapag, Desa Sirna Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang
merupakan salah satu masyarakat adat yang mendiami kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-Desember
2010. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sengaja. Kampung Cimapag merupakan salah satu kampung di Desa Sirna Resmi yang
sebagian besar masyarakatnya merupakan incu putu pengikut Kasepuhan Sinar Resmi. Kampung Cimapag berjarak sekitar 2 km dari Kampung Sinar Resmi yang
mana Kampung Sinar Resmi merupakan kampung yang menjadi pusat berlangsungnya kegiatan-kegiatan kasepuhan dan tempat dimana Ketua Adat
Kasepuhan Sinar Resmi tinggal. Mayoritas masyarakat Kampung Cimapag bekerja sebagai petani. Lahan garapan yang digarap oleh masyarakat Kampung
Cimapag sebagian besar termasuk dalam kawasan TNGHS.
3.2 Pendekatan Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan didukung data kuantitatif. Dalam penelitian ini, pendekatan
kualitatif merupakan pendekatan dominan yang dilakukan. Pendekatan kualitatif mampu menerangkan dan memberikan pemahaman yang mendalam mengenai
suatu peristiwa dan gejala sosial, serta mampu menggali berbagai realitas dan proses sosial maupun makna yang didasarkan pada pemahaman yang berkembang
dari orang-orang yang menjadi subjek penelitian. Pendekatan kualitatif, diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan terkait yang
selanjutnya digunakan untuk melihat sejauh mana akses masyarakat kasepuhan terhadap sumberdaya alam sebelum dan sesudah perluasan TNGHS dan