Kerangka Pemikiran TINJAUAN TEORITIS

2. Batasan fungsi dan keberlanjutan penggunaan. 3. Identifikasi para pihak yang terlibat. 4. Fungsi dan tanggungjawab para pihak sebagaimana yang diasumsikan oleh masing-masing pihak. 5. Keuntungan dan hak yang diperoleh oleh masing-masing pihak. 6. Kesepakatan terhadap prioritas dan rencana pengelolaan kawasan. 7. Prosedur untuk menghadapi konflik dan melakukan negosiasi yang menghasilkan keputusan bersama mengenai hal tersebut diatas. 8. Prosedur untuk mendorong implementasi keputusan tersebut. 9. Memperjelas aturan untuk monitoring, evaluasi dan peninjauan kesepakatan kerjasama dan rencana pengelolaan jika dibutuhkan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak TNGHS merupakan suatu kawasan konservasi yang dulunya adalah kawasan hutan lindung, yang kemudian diperluas arealnya menjadi 113.357 ha berdasarkan SK Menhut No.175Kpts-II2003 menjadi Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Kawasan ini sudah sejak dahulu dihuni oleh masyarakat kasepuhan yang kehidupannya sangat bergantung pada ketersediaan sumberdaya alam. Adanya kebijakan dari pemerintah mengubah status dan rezim penguasaan atas sumberdaya alam menjadi milik negara, yang bisa menyebabkan akses masyarakat kasepuhan terbatas. Adanya perubahan akses ini, akankah membuat masyarakat kasepuhan melakukan bentuk-bentuk strategi nafkah yang mana berujung pada perubahan strategi nafkah dari yang awalnya pertanian menjadi beralih ke non pertanian. Melalui strategi nafkah ini, rumahtangga memiliki alternatif atau pilihan-pilihan dalam kegiatan ekonomi mereka dengan memanfaatkan sumber nafkah yang mereka miliki agar mampu mencapai kesejahteraan hidup. Seiring dengan kehidupan masyarakat kasepuhan yang masih bergantung pada ketersediaan sumberdaya alam di kawasan TNGHS, sampai saat ini masih ada benturan-benturan diantara pihak kasepuhan dengan pihak TNGHS dikarenakan saling klaim terhadap sumberdaya alam. Masyarakat kasepuhan yang memegang aturan adatnya dalam pengelolaan sumberdaya alam harus berhadapan dengan kebijakan pemerintah yang dirasa belum berpihak kepada masyarakat kasepuhan. Upaya kolaboratif ini diharapkan mampu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak khususnya mengenai keberlanjutan kawasan konservasi dan kesejahteraan masyarakat kasepuhan. Oleh karena itu, upaya kolaboratif yang dibangun oleh pihak TNGHS dapat dimanfaatkan sebagai peluang alternatif sumber nafkah bagi masyarakat demi keberlangsungan kehidupan masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi. : mempengaruhi : keterkaitan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Strategi Nafkah Masyarakat Adat Kasepuhan Sinar Resmi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak

2.3 Hipotesis Penelitian