penetapan kawasan konservasi yang sampai saat ini masih menimbulkan banyak masalah yang melibatkan masyarakat khususnya masyarakat adat.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Definisi Masyarakat Adat
Keberadaan masyarakat adat hampir tersebar di semua daerah dan negara termasuk di Indonesia. Istilah masyarakat adat sering disebut dengan indigenous
people. Pengertian indigenous people sendiri, dilihat dari lima aspek penting
menurut Jose Martinez Cobo yang dikutip oleh Pusaka adalah :
3
1. Self-definition atau yang kemudian lebih mengemuka sebagai self
identification , yaitu otonomi dalam mendefinisikan diri sendiri. Hal ini
merupakan respon terhadap berbagai pendefinisian yang selama ini dilekatkan oleh pihak luar dominant sector of society terhadap diri
mereka. 2.
Historical continuity atau kesinambungan sejarah masa lampau sejak sebelum masa pendudukan oleh penjajah dengan keberadaan mereka
sekarang ini. 3.
Non-dominance sector of society, atau merupakan kelompok masyarakat yang tidak dominan dalam keseluruhan masyarakat bangsa.
4. Ancestral territories atau wilayah yang diidentifikasi sebagai warisan
leluhur atau nenek moyang dari kelompok tersebut. 5.
Ethnic identity atau adanya pertalian etnis dalam kelompok masyarakat tersebut.
Menurut Sangaji
dalam Ningrat 2004 masyarakat adat merupakan
kelompok masyarakat yang memiliki asal-usul leluhur secara turun-temurun di wilayah geografis tertentu serta memiliki sistem nilai, ideologi, ekonomi, politik,
3
Dikutip dari Jurnal Penelitian dengan judul Hak Masyarakat Adat: Ketegangan Antara Kewajiban Negara dan Realitas Kebutuhan, Studi Kasus Kasepuhan Sinar Resmi dan Kasepuhan Citorekoleh
Tim Riset Pusaka yang diakses dari http:www.scribd.comdoc36105858Riset-Hak-Masyarakat- Adat-Kasus-Kasepuhan-Naskah-Final pada tanggal 25 September 2010
budaya, sosial dan wilayah sendiri. Pengertian ini juga serupa dengan apa yang dikemukakan oleh Durning dalam Mitchell yang dikutip oleh Ansaka 2006
yang menyebutkan lima definisi masyarakat adat, antara lain 1 merupakan penduduk asli suatu daerah yang kemudian dihuni oleh sekelompok masyarakat
dari luar yang lebih kuat, 2 sekelompok orang yang memiliki bahasa, tradisi, budaya, dan agama yang berbeda dengan kelompok yang lebih dominan, 3 selalu
diasosiasikan dengan beberapa tipe kondisi ekonomi masyarakat, 4 merupakan masyarakat pemburu, nomadik, peladang berpindah, dan 5 masyarakat dengan
hubungan sosial yang menekankan pada kelompok, pengambil keputusan melalui kesepakatan, serta pengelolaan sumberdaya secara kelompok.
Masyarakat adat
kasepuhan juga termasuk masyarakat tradisional, seperti yang dikemukakan oleh Suhandi dalam Ningrat 2004 yang mencirikan
masyarakat tradisional sebagai berikut: 1.
Hubungan atau ikatan masyarakat desa dengan tanah sangat erat 2.
Sikap hidup dan tingkah laku yang magis religious 3.
Adanya kehidupan gotong-royong 4.
Memegang tradisi dengan kuat 5.
Menghormati para sesepuh 6.
Kepercayaan pada pimpinan lokal dan tradisional 7.
Organisasi kemasyarakatan yang relatif statis 8.
Tingginya nilai sosial Menurut pengertian di atas, masyarakat Kasepuhan Sinar Resmi yang
mengidentifikasikan diri mereka menjadi masyarakat adat memang termasuk dalam kriteria yang sudah dijelaskan. Seperti yang dipaparkan oleh salah satu
tokoh adat kasepuhan yang mendefinisikan masyarakat kasepuhan sebagai suatu kelompok masyarakat yang mempunyai asal-usul sejarah yang jelas, berdiam di
suatu wilayah geografis tertentu, mempunyai sistem, budaya, politik, sosial, ekonomi, hukum adat, tata nilai, kelembagaan, warga adat, perangkat adat, dan
peradilan adat.
2.1.2 Pengertian Akses