29 positif. Semua itu merupakan keunggulan yang dapat diciptakan untuk
memperoleh keunggulan dari pasar dan mengalahkan pesaing. 2.
Competitive Advantage , keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan
strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan
pesaingnya jika dibandingkan pesaingnya jika dapat memberikan nilai jual yang lebih murah daripada harga pesaingnya dengan nilai atau kualitas yang sama.
Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efisiensi produk, penggunaan teknologi,
kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya. Perusahaan juga dapat melakukan strategi diferensiasi dengan
menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya, misalnya persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang
lebih baik dan brand image yang lebih unggul. Selain itu strategi fokus dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi dan
pasar sasaran yang diharapkan. Pada prinsipinya tipe-tipe strategi dikelompokkan berdasarkan tiga tipe
strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis Rangkuti 2006. Strategi manajemen meliputi strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh
manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi pengembangan produk, strategi penetapan harga, strategi akuisisi, strategi
pengembangan pasar dan strategi mengenai keuangan. Strategi investasi merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi
misalnya melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali
suatu divisi atau strategi divestasi. Strategi bisnis sering disebut strategi bisnis secara fungsional karena
berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya strategi pemasaran, strategi produksi, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi yang
berhubungan dengan keuangan.
3.1.3 Analisis Strategi Pemasaran
30 Strategi pemasaran menurut Jhon Scully dalam Kotler 1997, mengatakan
bawa strategi pemasaran merupakan serangkaian kegiatan terpadu yang berkesinambungan. Kotler 1995 mengungkapkan, strategi pemasaran terdiri dari
prinsip-prinsip dasar yang melandasi manajemen pemasaran untuk mencapai kemajuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran.
Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat suatu kasus, menganalisis situasi untuk
mengetahui isu apa yang akan terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah. Proses untuk melaksanakan analisis suatu
kasus dapat dilihat pada diagram Proses Analisis Kasus Gambar 5. Analisis Situasi Perusahaan
Analisis
Gambar 5. Proses Analisis Kasus Sumber : Rangkuti 2006
Tahap-tahap dalam menganalisis suatu kasus dapat dilakukan dengan memahami terlebih dahulu situasi dan informasi yang ada di perusahaan,
Evaluasi Situasi
Jelaskan situasi
Cari pemecahan masalah
Tentukan alternatif dan pilihan strategi
Analisis masalah yang perlu mendapat perhatian
Tentukan dan evaluasi lingkungan peluang dan
ancaman
Tentukan dan evaluasi kekuatan dan kelemahan
Mengetahui Strategi Perusahaan
31 kemudian memahami permasalahannya baik masalah yang umum maupun
spesifik. Selanjutnya menciptakan berbagai alternatif dan memberikan berbagai alternatif pemecahan masalah. Terakhir adalah mengevaluasi pilihan alternatif dan
kemungkinan yang akan terjadi.
3.1.4 Analisis Faktor Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal adalah analisis yang dilakukan terhadap situasi dalam perusahaan. Lingkungan perusahaan menggambarkan kuantitas dan
kualitas sumberdaya manusia, fisik, finansial perusahaan dan dapat memperkirakan kelemahan weaknesses dan kekuatan strengths struktur
organisasi maupun manajemen perusahaan Pearce dan Robinson 1997. Faktor internal perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan
perusahaan yang berasal dari intern perusahaan. Komponen tersebut cenderung lebih dapat dikendalikan oleh perusahaan karena memang masih dalam lingkup
kendali perusahaan. Faktor internal ini juga dapat ditentukan dengan beberapa cara yaitu dengan beberapa cara yaitu dengan menghitung rasio, mengukur
prestasi dan membandingkan dengan periode sebelumnya serta rata-rata industri. Berdasarkan analisis ini dapat dievaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan yang akan digunakan sebagai informasi untuk membangun strategi pemasaran. Analisis ini dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, namun
pilihan analisis tersebut belum ada yang dapat dijadikan standar baku. Pada penelitian ini, analisis lingkungan internal dilakukan dengan analisis rantai nilai
value chain. Menurut Porter 1998, analisis Value Chain memandang perusahaan
sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk sebagai alat untuk mengidentifikasi cara-cara menciptakan lebih banyak nilai pelanggan. Rantai nilai
produk merupakan aktivitas yang berawal dari bahan baku produk hingga pelayanan purna jual. Dalam ranah kompetitif, value atau nilai adalah suatu nilai
yang konsumen bersedia bayarkan atas apa yang perusahaan berikan lewat produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Nilai diukur dengan total pendapatan, suatu
cerminan dari harga produk perusahaan dan unit yang dapat dijual. Rantai nilai
32 terkait pula dengan aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan pemasok, dan
hubungan dengan konsumen. Aktivitas dalam rantai nilai produk ini merupakan kegiatan yang terpisah
namun sangat tergantung satu sama lain. Analisis value chain merupakan alat analisis strategik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap
keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau diturunkan, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan
perusahaan dengan pemasoksupplier, pelanggan dan perusahaan lain dalam industri. Tujuan dari analisis value chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-
tahap value chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value yang diberikan pelanggan kepada perusahaan. Semua aktivitas dalam rantai nilai dibagi atas dua
kategori, yaitu kategori aktivitas utama dan aktivitas pendukung.
1 Mengidentifikasi Kegiatan Utama
Merupakan aktivitas-aktivitas yang melibatkan diri secara langsung dalam penciptaan fisik produk atau jasa, penjualan, dan pengiriman kepada pembeli serta
aktivitas purna jual.
a Logistik ke Dalam Inbound Logistics
Merupakan aktivitas yang dihubungkan dengan penerimaan, penyimpanan, dan penyebaran masukaninput ke produk, seperti penanganan bahan,
pergudangan, pengendalian persediaan, penjadwalan pemesanan bahan, serta pengembalian bahan ke pemasok.
b Operasi
Aktivitas yang berhubungan dengan proses pengubahan bahan input menjadi produk akhir seperti permesinan, peralatan, pengemasan, pemeliharaan
peralatan, dan operasi fasilitas.
c Logistik ke Luar Outbound Logistics
Logistik ke Luar adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian produk ke konsumen, seperti
penyimpanan barang jadi, penanganan barang, proses pemesanan dan penjadwalan pengiriman barang jadi ke konsumen.
d Pemasaran dan Penjualan
33 Pemasaran dan penjualan adalah kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pemberian sarana yang memungkinkan pembeli melakukan pembelian produk dan mempengaruhi pembeli untuk melakukan pembelian, misalnya dengan melakukan
promosi, periklanan, pemilihan agen, hubungan dengan pendistribusian, dan penetapan harga.
e Layanan
Layanan adalah kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan penyediaan layanan untuk memperkuat atau mempertahankan nilai produk seperti, layanan
pemasangan, reparasi, pelatihan, pasokan suku cadang, dan penyesuaian produk.
2. Mengidentifikasi Kegiatan Penunjang