Delapan alternatif strategi yang dihasilkan berdasarkan analisis Matriks SWOT merupakan strategi yang sesuai dengan hasil analisis Matriks IE dari KBM
Agroforestry. Kesesuaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 12 di atas.
7.3 Tahap Pengambilan Keputusan Matriks QSPM
Strategi dirumuskan
oleh perusahaan
untuk dilaksanakan
demi kelangsungan suatu bisnis di perusahaan tersebut. Namun dengan adanya
keterbatasan sumberdaya yang dimiliki perusahaan, manajer atau pemilik harus menetapkan suatu keputusan terkait strategi apa yang diprioritaskan dari beberapa
strategi yang layak. Prioritas alternatif strategi tersebut dapat dinilai dengan bantuan Matriks QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix.
Menurut David 2006 QSPM Quantitative Strategic Planning Matrix adalah alat yang dipergunakan untuk menilai prioritas strategi dari beberapa
alternatif strategi yang telah dirumuskan sebelumnya. Tahap pengambilan keputusan merupakan tahap akhir setelah proses pengumpulan data dan analisis
alternatif strategi dengan Matriks IE dan Matriks SWOT. Tahap ini adalah tahap dimana perusahaan melakukan evaluasi dan menentukan strategi yang sesuai
dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis SWOT sebelumnya menghasilkan empat alternatif strategi,
yakni strategi SO, strategi ST, strategi WO, strategi WT. Strategi-strategu tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot
dan AS Attractiveness Score. Perhitungan hasil akhir dari matriks QSPM ini didapat dari penjumlahan hasil perkalian rata-rata nilai daya tarik Attractiveness
Score dengan rata-rata bobot faktor internal dan eksternal yang sebelumnya telah ditentukan oleh responden yaitu Ibu Endah, Ibu Siwi dan Bapak Naryaka.
Berdasarkan analisis dengan menggunakan matriks QSP diperoleh prioritas strategi yang disarankan dengan nilai STAS Total Nilai Daya Tarik tertinggi
sebagai urutan teratas sampai urutan STAS yang semakin rendah. Strategi dengan nilai TAS tertinggi adalah strategi yang paling diprioritaskan oleh perusahaan
untuk mengembangkan pemasarannya. Urutan prioritas strategi berdasarkan matriks QSPM KBM Agroforestry ini adalah sebagai berikut:
112
1 Mengintensifkan kegiatan promosi di pasaran, khususnya di tingkat rumah tangga TAS= 6,98
2 Melakukan riset mengenai konsumen preferensi, kepuasan dan lain-lain TAS= 6,88
3 Menurunkan harga jual produk di masa perkenalan produk TAS= 6,76 4 Membuat fokus pasar dan wilayah prioritas pemasaran misal: di wilayah
Jawa Tengah terlebih dahulu TAS= 6,56 5 Menggunakan sistem outsourcing atau pekerja antara untuk tenaga pemasaran
TAS= 6,49 6 Pengelolaan website secara kontinu sekaligus melayani penjualan melalui
internet TAS= 6,48 7 Bekerjasama dengan restoran-restoran ternama di Jawa Tengah untuk
menjadi supplier tetap TAS= 6,38 8 Meningkatkan kualitas dan mempertahankan keunggulan produk TAS=
6,05 Analisis QSPM pada alternatif strategi pemasaran yang dirumuskan dalam
matriks SWOT air madu Wanajava KBM Agroforestry menghasilkan nilai TAS tertinggi untuk strategi mengintensifkan kegiatan promosi di pasaran, khususnya
di tingkat rumah tangga, dengan nilai TAS yakni 6,98. Hal ini menandakan bahwa alternatif strategi tersebut dirasa paling menarik untuk dijalankan oleh
perusahaan berdasarkan penilaian tiga responden dari KBM Agroforestry Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Sedangkan alternatif strategi dengan nilai terendah
ialah meningkatkan kualitas dan mempertahankan keunggulan produk dengan nilai TAS 6,05. Hal ini berarti alternatif strategi tersebut dirasa paling tidak
menarik untuk dijalankan saat ini jika dibandingkan dengan tujuh alternatif strategi lainnya.
113
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan