Perumusan Masalah Analisis Strategi Pemasaran Air Madu Wanajava di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

5 Konsumsi madu di negara industri seperti Jerman, Jepang, Perancis, Inggris dan lain-lain rata-rata mencapai jumlah 1000-1600 gr per kapita per tahun. Di negara-negara berkembang konsumsi madu diperkirakan sekitar 70 gr per kapita per tahun. Hal ini menunjukkan besarnya manfaat yang diberikan oleh madu dan sudah dapat dimanfaatkan di negara-negara maju tersebut. Karenanya perkembangan berbagai produk industri makanan dan minuman pun terutama yang berguna untuk menjaga kesehatan, semakin meluas dan meningkat. Berdasarkan keunggulan-keunggulan yang telah dipaparkan diatas, produk air madu Wanajava ini sangat potensial untuk menjadi minuman pelepas dahaga sekaligus minuman kesehatan. Namun air madu Wanajava yang baru dipasarkan selama dua tahun di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ini ternyata belum bisa bersaing dengan minuman kemasan lainnya. Hal ini dibuktikan dengan keberadaannya yang belum banyak diketahui masyarakat, serta target penjualan perusahaan yang tidak tercapai. Hal ini juga dipicu oleh mahalnya harga air madu Wanajava jika dibandingkan dengan air minum dalam kemasan lainnya, sehingga konsumen cenderung memilih produk dengan harga yang lebih murah. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang strategi pemasaran untuk mengkaji kembali strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat menemukan alternatif strategi yang cocok untuk siklus produk air madu Wanajava. Tujuan untuk memperoleh profit tentu perlu ditunjang dengan sistem pemasaran yang baik agar dapat benar-benar mencapai target penjualan yang dibuat oleh perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Seperti halnya produk baru yang lain, air madu ini juga menghadapai tantangan dalam memasuki pasar minuman dalam kemasan. Tantangan yang dihadapi KBM Agroforestry Perum Perhutani sebagai salah satu unit usaha penyedia air minum dalam kemasan saat ini adalah persaingan pasar air minum dalam kemasan yang terus berkembang dengan adanya kompetitor baru. Kompetitor-kompetitor ini menghadirkan produk yang lebih variatif dan menghadirkan inovasi-inovasi baru dalam produknya. Banyak industri minuman 6 dalam kemasan, termasuk KBM Agroforestry Perum Perhutani yang bergerak di penyediaan air minum dalam kemasan, melakukan berbagai inovasi produk baru maupun berusaha meningkatkan kualitas produknya yang sudah beredar di pasaran. Konsumen saat ini makin kritis dan cenderung loyal terhadap merek- merek minuman yang sudah biasa dibeli, sementara para pedagang menginginkan keuntungan yang lebih baik. Ini membuat pasar sangat kompetitif. Dalam melaksanakan kegiatan pemasarannya, Perum Perhutani harus bersaing dengan berbagai perusahaan besar lainnya yang sudah lebih dulu dikenal oleh masyarakat, dan atau yang juga memiliki target pasar yang sama dengan produk air madu Wanajava. Perusahan pesaing berusaha memenuhi kebutuhan konsumen yang beraneka ragam dengan menyediakan produk minuman dalam kemasan dalam berbagai rasa, manfaat dan ukuran. Namun disamping hal-hal tersebut, air madu Wanajava masih memiliki peluang besar di pasar minuman dalam kemasan mengingat pasar minuman dalam kemasan di Indonesia masih sangat potensial. Keberadaan produk air madu Wanajava saat ini memang belum terlalu dikenal masyarakat luas. Hal ini dapat disebabkan karena umur produk yang juga masih tergolong baru di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, yakni dua tahun. Selama dua tahun proses pemasarannya, perusahaan mengalami beberapa kendala, salah satunya yakni kendala harga. Harga jual air madu Wanajava termasuk tinggi jika dibandingkan dengan harga AMDK Air Minum Dalam Kemasan lain di pasaran. Harga jual air madu Wanajava yang ditawarkan yakni Rp 2.500 per cup 190 ml air madu. Harga ini cukup signifikan jika dibandingkan dengan harga air minum dalam kemasan yang lain, misalnya ale-ale yakni Rp 1.000,- per cup. Tingginya harga air madu Wanajava ini diantaranya disebabkan karena proses produksi air madu Wanajava ini masih cenderung ke arah padat karya, yakni proporsi terbesar produksi masih dilakukan secara manual. Faktor inilah yang akhirnya menyebabkan produksi secara massal dapat dikatakan belum efisien 3 . 3 Berdasarkan data yang diperoleh dari Ir.Mustopo selaku Manajer Pemasaran Kesatuan Bisnis Mandiri Agroforestry Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah 7 Kondisi harga yang cukup tinggi ini menyulitkan air madu Wanajava untuk bersaing dengan produk minuman dalam kemasan dari perusahaan lain. Hal ini tercermin dari data target penjualan yang belum tercapai. Data sampai dengan Oktober 2011 melaporkan penjualan air madu Wanajava ini baru tercapai Rp 480 juta dari target sebesar Rp 1 Milyar. Banyaknya air minum dalam kemasan dengan berbagai varian yang beredar di pasaran dapat menggambarkan persaingan yang ada. Misalnya saja PT Sosro yang memiliki frutea dan teh sosro dalam kemasan karton, PT Madu Nusantara yang juga memiliki air madu, Perum Perhutani Jawa Barat yang memiliki produk Armadu, dan Wingsfood yang memiliki produk ale-ale yang menuntut perusahaan untuk dapat mengembangkan usahanya dengan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan serta kondisi persaingan yang ada di dalam industri minuman dalam kemasan. Perum Perhutani khususnya KBM Agroforestry perlu membuat suatu konsep pemasaran yang tepat dan terintegrasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Adanya suatu strategi pemasaran yang disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan dapat berimplikasi pada penciptaan keunggulan bersaing yang mampu menghasilkan laba yang tinggi secara berkelanjutan. Hal ini pun akan berdampak pada keberhasilan pengembangan air madu Wanajava. Berdasarkan hal tersebut, masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal apakah yang mempengaruhi pemasaran produk air madu Wanajava? 2. Bagaimana strategi yang tepat bagi pemasaran produk air madu Wanajava untuk meningkatkan keuntungan usaha perusahaan?

1.3 Tujuan