Faktor Kelemahan Perusahaan Analisis Strategi Pemasaran Air Madu Wanajava di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

produk turunan madu yang sudah dijalankan divisi ini ialah produk air madu serta mengeksplor berbagai cara pengemasan madu yang menarik. Selain itu, perusahaan juga sedang melakukan riset pembuatan pupuk dari madu. Hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan karena tidak semua perusahaan memiliki divisi ini dan dapat melakukan riset produk, utamanya dengan kontinuitas seperti yang dilakukan oleh KBM Agroforestry. 8. Produk sudah memiliki berbagai sertifikasi Produk air madu Wanajava diproduksi pertama kali pada tahun 2009. Dalam kurun waktu dua tahun, produk ini sudah memiliki berbagai sertifikasi untuk meyakinkan konsumen bahwa produk KBM Agroforestry ini merupakan produk yang sehat, aman dan berkualitas. Sertifikat yang sudah diperoleh yakni sertifikat Halal dari LP-MUI, sertifikat dari LP-POM serta jaminan keamanan pangan dari Sucofindo. Selain itu, usaha yang dijalankan KBM Agroforestry ini juga sudah memiliki SIUP dan PIRT dari Departemen Kesehatan sehingga produknya memiliki jaminan legal dan aman untuk dikonsumsi.

b. Faktor Kelemahan Perusahaan

1. Perusahaan memiliki website namun tidak diperbarui Webs ite merupakan sarana penting di era berkembangnya dunia internet saat ini. Saat ini banyak orang yang memilih mencari info bahkan bertransaksi melalui internet untuk mendapatkan kemudahan dan kepraktisan. KBM Agroforestry pun menyadari pentingnya hal tersebut dan sudah membuat website sendiri sejak tahun 2009. Namun sayangnya, website ini tidak diperbarui secara berkala. Konsumen yang mencari info akan produk air madu Wanajava melalui internet tentu bisa mendapatkan info yang salah karena info yang ada dalam web tersebut merupakan info dua tahun yang lalu dan bisa jadi tidak relevan lagi saat inni. Hal yang seharusnya menjadi kekuatan saat ini belum dapat dikelola dengan baik oleh perusahaan sehingga hal ini berubah menjadi kelemahan. 2. Jumlah armada distribusi yang sedikit dan belum memiliki depo Armada distribusi merupakan hal vital yang harus dimiliki oleh perusahaan yang ingin berkembang. Makin tinggi jumlah pesanan, tentu makin banyak armada yang dibutuhkan, karena konsumen tentu tidak akan mau menunggu 94 dalam waktu yang lama. Hal ini juga yang menjadi kendala dalam pemasaran air madu Wanajava. Armada distribusi yang hanya berjumlah 3 kendaraan menjadi salah satu hambatan untuk mengirimkan produk air madu tersebut. Selain itu, pabrik air minum biasanya memiliki depo agar dapat memenuhi pesanan dengan jarak yang jauh. Hal ini pula yang belum dimiliki KBM Agroforestry, sehingga untuk melayani pesanan yang jaraknya diatas 80 km dari Kota Semarang KBM Agroforestry biasanya menolak pesanan tersebut karena adanya pertimbangan terhadap biaya distribusi yang sangat tinggi. 3. Produksi pabrik bersifat padat karya, sehingga harga produk cukup tinggi Produksi pabrik memang sebaiknya lebih mengedepankan padat modal dibanding padat karya. Namun karena beberapa hal, produksi air madu Wanajava masih menggunakan mesin semi otomatis, terutama pada proses pengemasan dan pembotolan yang masih menggunakan tenaga manusia. Hal ini berimbas pada biaya produksi air madu Wanajava sehingga harga jual yang ditetapkan saat ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan air minum dalam kemasan yang lain. Kontribusi biaya tenaga kerja dalam pembentukan harga air madu ini merupakan komponen dengan persentase tertinggi, yakni 30 persen. 4. Kendala birokrasi Membangun suatu unit usaha dalam lembaga pemerintahan tentu berbeda dengan perusahaan swasta. Hal ini terkait juga dengan salah satu ciri BUMN itu sendiri, yakni merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan. Dalam lembaga pemerintahan, aturan birokrasi biasanya lebih berbelit dan kadang membuat unit usaha yang ada di lembaga pemerintah menjadi lebih lambat pergerakannya dibanding perusahaan swasta. BUMN belum bisa selincah perusahaan swasta dalam mengambil keputusan dengan cepat. Perusahaan swasta seringkali menerapkan one man show dalam mengambil keputusan, sedangkan BUMN tidak bisa seperti itu 7 . Hal ini juga yang saat ini menjadi kendala dalam pengembangan pemasaran produk air madu Wanajava. 7 Emirsyah Satar dalam wawancara yang dimuat dalam www.swa.co.id dari Swasta ke BUMN 2011 , Jurus Jitu Pindah Posisi 95 5. Kegiatan promosi masih sangat minim Kegiatan promosi merupakan komponen prioritas dari kegiatan pemasaran dan sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi untuk disampaikan ke konsumen. Dengan adanya promosi maka konsumen akan mengetahui bahwa perusahaan meluncurkan produk baru yang akan menarik konsumen untuk melakukan kegiatan pembelian. Hal ini sesuai dengan tujuan promosi yakni memberikan informasi, membujuk, mengingatkan, menambah nilai, dan mendampingi upaya-upaya lain dari perusahaan. Air madu Wanajava yang tergolong produk baru tentunya sangat membutuhkan kegiatan promosi ini secara intensif. Namun, karena banyaknya produk yang dimiliki KBM Agroforestry, promosi akan air madu ini dinilai masih kurang pada masyarakat. Promosi masih terbatas pada kalangan tertentu dan event tertentu seperti pameran dan kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan pemerintah Kota Semarang. 6. SDM pemasaran jumlahnya sangat sedikit kurang dari 10 Pemasaran saat ini tidak lagi merupakan departemen perusahaan yang beban tugasnya terbatas: mengelola periklanan, mengirim surat langsung, mencari keunggulan penjualan, memberikan layanan pelanggan. Pemasaran harus mendorong visi, misi dan perencanaan strategis perusahaan. Pemasaran adalah soal memutuskan siapa yang diinginkan perusahaan menjadi pelanggannya, apa kebutuhan yang akan dipenuhi, apa produk yang akan ditawarkan, berapa tingkat harga yang akan ditetapkan, apa komunikasi yang akan diterima dan disampaikan, apasaluran distribusi yang akan digunakan dan apa kemitraan yang akan dikembangkan Kotler, 2005. Hal tersebut yang membuat jumlah SDM pemasaran dalam jumlah yang cukup menjadi suatu hal yang penting bagi perusahaan. Keberadaan jumlah SDM pemasaran dalam jumlah yang cukup menjadi suatu urgensi yang belum dapat dipenuhi oleh KBM Agroforestry. Padahal sumberdaya manusia dapat menjadi tolak ukur bagi daya saing suatu perusahaan. Segala kegiatan pemasaran dari semua produk yang dihasilkan KBM Agroforestry hanya ditangani oleh Bapak Mustopo selaku manajer pemasaran, serta Ibu Siwi dan Bapak Rudi sehingga tidak semua pemasaran produk dapat teratasi dengan 96 maksimal. Hal tersebut perlu diatasi karena fungsi pemasaran dalam persaingan bisnis sendiri saat ini semakin mengemuka. Persoalannya terletak pada mana perusahaan yang lebih mampu menggaet konsumen dengan segmen pasar yang semakin meluas. 7. Risiko retur produk karena fermentasi Madu sebagai salah satu produk dari alam yang memiliki banyak manfaat ternyata memiliki sifat dapat terfermentasi jika dicampur dengan air dan dibiarkan dalam waktu yang lama. Hal ini juga yang menjadi salah satu kendala pemasaran air madu Wanajava. Beberapa konsumen pernah mengeluh tentang kemasan yang mengembung dan menjadi bocor karena proses fermentasi ini. Hal ini tentu menjadi kelemahan tersendiri karena konsumen bisa memiliki kesan buruk terhadap produk maupun perusahan. Sedangkan berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, maka diperoleh beberapa faktor strategis eksternal yang berupa peluang dan ancaman bagi usaha yang dilakukan oleh KBM Agroforestry Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Berikut ini merupakan faktor-faktor strategi eksternal yang terdiri dari lima faktor peluang dan empat faktor ancaman.

a. Faktor Peluang