VII FORMULASI STRATEGI
7.1 Tahap Masukan
Tahap input merupakan tahap awal di dalam proses formulasi strategi. Berdasarkan analisis internal dan eksternal dari KBM Agroforestry Perum
Perhutani, dapat dihasilkan faktor-faktor yaitu kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan. Faktor-faktor tersebut selanjutnya melalui alat analisis
kuantitatif yaitu matriks Internal Factor Evaluation IFE dan matriks External Factor Evaluation EFE untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
meminimalkan dampak kelemahan internal dan ancaman eksternal serta memanfaatkan kekuatan internal dan peluang eksternal.
7.1.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategis internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan KBM
Agroforestry Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dalam memproduksi air madu Wanajava. Faktor internal menjadi kekuatan bagi perusahaan apabila hal tersebut
merepresentasikan keunggulan perusahaan apabila dibandingkan perusahaan lain di suatu industri. Sedangkan faktor internal kelemahan adalah hal yang kurang
baik dilakukan di dalam perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing.
a. Faktor Kekuatan Perusahaan
1. Perusahan memiliki peternakan lebah sendiri
Perhutani sebagai BUMN yang mengelola hutan Indonesia tentu memiliki kelebihan tersendiri yang tidak dimiliki perusahaan lain. Salah satu keuntungan
tersebut yakni tersedianya hutan yang dikelola perusahaan sebagai tempat yang baik untuk budidaya lebah. Hal ini juga yang membuat Perhutani pada awalnya
hanya memberikan penyuluhan dan pelatihan pada masyarakat tentang bagaimana beternak lebah. Setelah berganti bentuk hukum perusahaan, Perhutani memulai
bisnis usaha madu dan mulai mengelola peternakan lebah sendiri. Peternakan lebah yang dimiliki Perhutani terletak di Desa Regaloh, Pati.
Kepemilikan atas peternakan lebah ini tentu menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan yang sulit dimiliki perusahaan lain. Hal ini menandakan bahwa
perusahaan tidak perlu bergantung pada pihak lain dalam pemenuhan bahan baku sehingga perusahaan memiliki integrasi ke belakang yang kuat.
Peternakan lebah yang dimiliki KBM Agroforestry ini juga membuat perusahaan dapat menjamin kualitas bahan baku untuk air madu, utamanya madu
dan royal jelly. Adanya perubahan iklim yang membuat terjadinya keterbatasan pakan alami lebah membuat banyak produsen madu yang menggunakan gula atau
pakan buatan untuk pakan lebahnya. Hal ini tentu berpengaruh pada kualitas madu yang dihasilkan para lebah. Meskipun madu yang diproduksi diklaim sebagai
madu murni, namun kadar gula dan air madu tersebut cenderung tinggi sehingga daya tahannya lebih singkat dan manfaatnya juga dapat berkurang.
2. Pengelola memiliki jiwa wirausaha yang tinggi
Jiwa kewirausahaan penting dimiliki bagi orang yang menjalankan suatu bisnis, baik perorangan maupun bersama-sama, baik lembaga swasta maupun
lembaga pemerintahan. Kewirausahaan membuat orang yang berhasrat besar terhadap sesuatu menjadi mandiri secara finansial dan berkontribusi untuk
masyarakat. Seseorang dengan jiwa kewirausahan melatih keterampilan, know- how, dan tindakan yang menghasilkan ide-ide dan inovasi, meyakinkan orang lain
untuk menolong dan bekerja dalam sebuah tim, menerjemahkan ide menjadi kenyataan, dan menguatkan perusahaan.
Berdasarkan analisis internal value-chain, jiwa kewirausahaan pengelola perusahaan merupakan wujud aktivitas penunjang yaitu sumberdaya manusia.
Semakin baik kualitas dari individu dan manajemen sumberdaya manusia, maka semakin menunjang kualitas perusahaan Putri 2011. Data lain menyebutkan
bahwa faktor pimpinan dalam Usaha Kecil dan Menengah UKM memiliki peranan yang sangat penting bagi keberhasilan organisasi. Beberapa kelemahan
pimpinan Usaha Kecil dan Menengah UKM di Indonesia dalam kaitannya dengan orientasi pasar adalah lemahnya jiwa kewirausahaan, rendahnya komitmen
pimpinan untuk menerapkan orientasi pasar dalam organisasi dan kurangnya
pelatihan Suliyanto 2009. Jiwa kewirausahaan ini memang sangat penting untuk dimiliki dan ditingkatkan karena memiliki korelasi yang positif terhadap kinerja
karyawan Karim 2007. 90
Kuesioner yang diberikan kepada tiga pengelola yang mewakili KBM Agroforestry
menunjukkan bahwa
ketiganya terbukti
memiliki sifat
kewirausahaan yang tinggi. Karakteristik wirausaha tersebut disesuaikan dengan karakteristik utama wirausahawan menurut Meredith et al. 2000 yaitu 1 Percaya
diri, 2 Berorientasi tugas dan hasil; 3 Keberanian terhadap risiko; 4 Kepemimpinan; 5 Keorisinilan dan 6 Berorientasi ke masa depan. Hasil
kuesioner terhadap sifat kewirausahaan dari terdapat pada Lampiran 7,8, dan 9. 3.
Produk menggunakan bahan-bahan berkualitas Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi air madu ini
merupakan bahan yang berkualitas baik. Hal ini karena perusahaan menetapkan standar bahan yang digunakan untuk proses produksi harus memiliki sertifikat
halal dan atau sertifikat keamanan pangan. Air yang digunakan untuk proses produksi air madu ini merupakan air
yang disterilisasi dan diproses oleh KBM Agroforestry sendiri. Proses sterilisasi air ini sudah mendapatkan sertifikat keamanan pangan dari Sucofindo. Madu dan
royal jelly Wanajava Perhutani ini telah memperoleh sertifikasi dari Badan POM P-IRT No.809331807350, MUI No.151120043102H, Sucofindo Sertifikat
No.00271CDBHAE. Bahan angkak yang digunakan juga diimpor langsung dari China dengan kualitas yang baik, yakni dari higienitasnya, warna dan bentuk.
Pemenuhan standar bahan yang berkualitas ini tidak mudah dimiliki perusahaan lain. Perubahan iklim yang membuat keterbatasan pakan alami lebah
membuat banyak produsen madu yang menggunakan gula atau pakan buatan bagi lebahnya sehingga kualitas madu dapat menurun. Penggunaan bahan alami yang
berkualitas ini merupakan suatu kekuatan bagi perusahaan. Penelitian dari Sucofindo menyebutkan bahwa mayoritas perusahaan di Indonesia yang memiliki
minuman dalam kemasan yang memiliki rasa buah hanya menggunakan perisa, atau sari buah asli hanya 10 persen. Hal ini yang membuat produk air madu
Wanajava lebih unggul dibanding produk lainnya. 4.
Sebagian besar peralatan yang digunakan sesuai standar mesin pabrik Peralatan yang digunakan dalam suatu industri sedikit banyak akan
mempengaruhi jumlah, higienitas dan kualitas suatu produk. Di KBM 91
Agroforestry yang industri air madunya masih berskala menengah, sebagian besar peralatan yang digunakan merupakan produk berkualitas yang didesain di dalam
negeri dan sesuai dengan standar nasional dan penjaminan mutu melalui ISO 9001: 2000. Memang belum semua peralatan di KBM Agroforestry sesuai dengan
standar. Hal tersebut karena adanya keterbatasan biaya yang ada sehingga belum semua peralatan memiliki standar pabrik menurut ukuran dan kapasitas produksi
mesin. Keterbatasan biaya membuat KBM Agroforestry memesan beberapa peralatan yang ukurannya lebih kecil dibandingkan standar pabrik.
Hal ini menjadi kekuatan bagi perusahaan karena perusahaan masih berproduksi dalam skala menengah dan memiliki keterbatasan biaya namun sudah
dapat memiliki mesin yang berkualitas sehingga dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah lebih lama berada dalam bisnis minuman
dalam kemasan dan memiliki modal yang lebih besar. 5.
Adanya pencatatan dan administrasi yang baik KBM Agroforestry sebagai salah satu unit bisnis dibawah naungan BUMN
telah memiliki proses pencatatan dan administrasi yang baik dan rapi. Hal ini dikarenakan setiap kegiatan dan biaya yang dikeluarkan dalam proses usaha KBM
Agroforestry akan dipertanggungjawabkan kepada Perhutani Unit I Jawa Tengah, dan Perhutani Pusat serta BUMN.
Proses pencatatan dan administrasi ini sangat penting untuk diperhatikan karena sangat berhubungan dengan kondisi internal perusahaan. Adanya keluar
masuk barang, logistik, hingga keuangan. Banyak perusahaan yang kurang tertib dalam bidang pencatatan dan administrasi di masa awal berbisnis sehingga dapat
memperbesar adanya peluang korupsi dan penyalahgunaan wewenang sehingga bisnis tidak dapat berkelanjutan. Administrasi Perhutani sendiri khususnya di
bidang keuangan yang dinilai oleh BPK dan audit keuangan independen mendapatkan penilaian “wajar tanpa pengecualian” dengan grade AA sangat
baik. 6.
Kemasan produk berstandarkan SNI Kemasan pangan baik untuk makanan maupun minuman merupakan salah
satu yang penting yang harus diperhatikan produsen. Hal ini terkait dengan 92
peluang adanya kontaminasi cemaran mikrobiologis maupun kimia dan fisika terhadap makanan atau minuman dalam kemasan tersebut. Hal inilah yang
menjadi salah satu perhatian KBM Agroforestry dalam memproduksi air madu Wanajava. Saat ini masih banyak produk minuman dalam kemasan yang masih
belum sesuai dengan standar SNI. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Kustantinah mengatakan produk makanan ilegal yang ditemukan dalam
kegiatan pengawasan berada di Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Makassar, dan Pontianak. Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan
Konsumen Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak mengatakan, banyak ditemuka n produk yang tidak memenuhi persyaratan standar standar nasional
IndonesiaSNI seperti air minum kemasan Oceanic. Hal ini juga yang menjadi kekhawatiran di kalangan konsumen.
Kemasan air madu Wanajava dipesan pada salah satu produsen kemasan plastik yang ada di Surabaya. Pemilihan produsen kemasan pun dilakukan dengan
cermat, dan KBM Agroforestry saat ini memiliki kemasan cup maupun botol yang sesuai standar SNI. Untuk kemasan cup, SNI yang menjadi standar merupakan
SNI 12-4259-2004 dan untuk kemasan botol, standar yang digunakan merupakan SNI 19-4370-2004. Adanya kemasan yang sudah berstandar SNI ini tentu menjadi
kekuatan tersendiri bagi KBM Agroforestry karena perusahaan dapat meyakinkan keamanan pangan dari kontaminasi bahan kimia dari kemasan pangan.
7. Memiliki divisi RD yang melakukan riset produk secara kontinu
Riset produk merupakan hal penting yang harus dilakukan perusahaan. Hal ini terkait peningkatan mutu produk yang akan dipasarkan ke konsumen. Apalagi
madu merupakan komoditi yang mudah terfermentasi jika terkena air dan dikemas dalam suatu kemasan tertutup. Hal inilah yang membuat perusahaan harus terus
melakukan riset secara kontinu untuk menjamin keamanan air madu tersebut dan meyakinkan konsumen akan hal tersebut.
Riset ini juga terkait adanya inovasi pada produk yang membuat produk dapat terus bersaing di pasaran. Perusahaan minuman dalam kemasan saat ini
terus menerus mengeluarkan varian terbaru pada produknya, sehingga KBM Agroforestry juga tidak boleh tertinggal melakukan inovasi pada produknya. Riset
93
produk turunan madu yang sudah dijalankan divisi ini ialah produk air madu serta mengeksplor berbagai cara pengemasan madu yang menarik. Selain itu,
perusahaan juga sedang melakukan riset pembuatan pupuk dari madu. Hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan karena tidak semua perusahaan
memiliki divisi ini dan dapat melakukan riset produk, utamanya dengan kontinuitas seperti yang dilakukan oleh KBM Agroforestry.
8. Produk sudah memiliki berbagai sertifikasi
Produk air madu Wanajava diproduksi pertama kali pada tahun 2009. Dalam kurun waktu dua tahun, produk ini sudah memiliki berbagai sertifikasi untuk
meyakinkan konsumen bahwa produk KBM Agroforestry ini merupakan produk yang sehat, aman dan berkualitas. Sertifikat yang sudah diperoleh yakni sertifikat
Halal dari LP-MUI, sertifikat dari LP-POM serta jaminan keamanan pangan dari Sucofindo. Selain itu, usaha yang dijalankan KBM Agroforestry ini juga sudah
memiliki SIUP dan PIRT dari Departemen Kesehatan sehingga produknya memiliki jaminan legal dan aman untuk dikonsumsi.
b. Faktor Kelemahan Perusahaan