Air Madu Wanajava Perum Perhutani

12 Saat ini, kesadaran masyarakat akan madu sebagai salah satu food suplement memicu terjadinya peningkatan terhadap kebutuhan madu. Data Asosiasi Perlebahan Indonesia API 2005 menyebut, angka konsumsi madu Indonesia berkisar 7000-15.000 ton per tahun. Sedangkan produksi madu Indonesia per 2002 baru mencapai 4.000-5.000 ton per tahun. Di sini jelas tercipta jurang lebar antara tingkat kebutuhan dan produksi. Potret miring ini memacu beredarnya madu palsu di pasaran. Kini, di pasaran madu dikenal original honey madu asli dan sintetis honey madu proses atau campuran. Dari pengamatan API, sintetis honey paling dominan beredar di pasaran dan original honey hanya 10 persen ada di mal-mal, apotek, pasar swalayan, agen dan pasar-pasar tradisional.

2.2 Air Madu Wanajava Perum Perhutani

Air madu merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh KBM Agroforestry Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Walaupun produk ini tergolong baru dalam pasar minuman kemasan di Indonesia, produk ini telah lulus uji laboratorium dari Sucofindo serta memiliki sertifikat dan label halal dari MUI. Pembuatan air madu ini mengalami beberapa proses yang berbeda dengan kegiatan pembotolan produk madu lainnya. Dalam kegiatan ini prosesnya menggunakan beberapa mesin-mesin produksi. Proses pembuatan air madu dimulai dengan proses pemanasan air dengan menggunakan boiler dengan suhu 100 derajat Celcius. Hal ini membuat air yang akan digunakan dalam pembuatan air madu ini benar-benar steril. Setelah air demineralisasi dipanaskan, dilakukan pencampuran air dengan fruktosa dan natrium benzoat ke dalam mixing tank dengan suhu 80 derajat Celcius. Setelah tercampur merata, kemudian suhu diturunkan menjadi 60 derajat Celcius dan dilakukan penambahan bahan lainnya yaitu madu, asam sitrat, royal jelly, perasa dan ekstrak angkak. Setelah semua bahan tercampur sempurna di mixing tank dengan suhu 60 derajat Celcius, dilakukan proses penyaringan pada filter cartridge untuk kemudian ditampung ke dalam holding tank dengan suhu ± 55 derajat Celcius dan air madu siap diisikan filling pada kemasan botol 220 ml dan cup 190 ml untuk kemudian di sterilisasi lagi pada suhu 70 derajat Celcius selama 3 menit. 13 Botol 220 ml Gambar 1. Alur Proses Pembuatan Air Madu Sumber: KBM Agroforestry Perum Perhutani Unit I Air madu yang sudah diisikan ke dalam botol dan cup kemudian diberi label wanajava dan coding date expired pemberian tanggal kadaluwarsa untuk kemudian dikemas ke dalam dus isi 24 untuk air madu cup, dan isi 48 untuk air madu botol. Label Air Demineralisasi Aqua Demin Pemanasan Steam Boiler 100 derajat Celcius Pencampuran Mixing Tank 80 derajat Celcius Penuruan suhu Mixing Tank 60 derajat Celcius Penyaringan Filter Cartridge Penampuang Holding Tank ± 55 derajat Celcius Pengisian Filling Penggudangan Pengemasan dalam dus Pemberian tanggal kadaluarsa dan pelabelan Sterilisasi 70 derajat Celcius dalam waktu 3 menit • Fruktosa • Na Benzoat • Madu • Asam Sitrat • Royal Jelly • Flavor • Ekstrak Angkak 14 Adanya campuran angkak pada proses pembuatan air madu ini menjadi salah satu kelebihan yang ditawarkan oleh air madu Wanajava. Bahan angkak ini merupakan suatu zat yang dihasilkan dari jamur Monascus purpureus yang difermentasikan dengan nasi beras yang dikeringkan. Angkak ini memiliki manfaat untuk menurunkan kadar kolesterol serta dapat membantu memperbaiki metabolisme tubuh.

2.3 Tinjauan Empiris Air Madu Dalam Kemasan