terbaru, selera konsumen, maupun teknologi produksi pangan, baik makanan maupun minuman.
6.1.2.4 Pembelian
Peternak lebah yang selama ini menyetorkan hasil madunya kepada Perhutani sebenarnya tidak sepenuhnya dapat disebut mitra. Hal ini karena tidak
adanya kontrak yang mengikat kedua belah pihak. Peternak yang menjual madunya ke Perhutani mayoritas merupakan hasil binaan Perhutani ketika
Perhutani masih aktif memberikan penyuluhan dan pembinaan mengenai beternak lebah pada masyarakat. Dengan kata lain, selama ini Perhutani masih menjalankan
sistem jual beli biasa, bukan kemitraan. Sistem kemitraan yang resmi dan menggunakan kontrak rencananya akan dilaksanakan di tahun 2012 ini. Perhutani
sudah melakukan sosialisasi kepada peternak-peternak lebah di salah satu daerah aliran sungai distrik ditentukan berdasarkan daerah aliran sungai. Respon
peternak lebah pun sejauh ini sangat baik. Mereka tertarik untuk bekerjasama dengan Perhutani karena adanya kepastian pembelian madu murni dan harga yang
ditawarkan juga dianggap cukup menguntungkan. Kendala yang ditemukan dalam proses pembelian tanpa kemitraan ini
ialah sebagian peternak penyetor madunya tidak sesuai standar perusahaan. Untuk mencegah masuknya madu dengan standar kualitas lebih rendah, perusahaan
menggunakan alat untuk mengukur kadar air pada madu serta tes untuk membuktikan keaslian madu dari peternak lebah. Apabila terdapat bahan baku
yang kualitasnya jauh dibawah standar perusahaan, maka perusahaan akan bertindak tegas dengan tidak menerima dan langsung mengembalikan madu
tersebut kepada peternak lebah yang bersangkutan.
6.2 Lingkungan Ekternal Perusahaan
6.2.1 Lingkungan Jauh
6.2.1.1. Faktor Ekonomi 1 Tingkat Inflasi
76
Tingkat inflasi bulanan yang terjadi di Indonesia memiliki nilai yang berfluktuatif. Data BPS di tahun 2011 mengatakan bahwa tingkat inflasi
meningkat tinggi pada tahun 2007 hingga 2008 karena terjadinya krisis namun menurun kembali secara drastis pada tahun 2009 yaitu menyentuh angka 2,78
persen. Di tahun 2011, perekonomian sempat mengalami deflasi sebesar 0,32 persen di bulan Maret dan 0,31 persen di Bulan April. Bulan Mei tahun 2011
terjadi penguatan sebesar 0,12 persen dengan Indeks Harga Konsumen IHK sebesar 125,81, hal ini antara lain dipengaruhi oleh tren menurunnya harga
sejumlah kebutuhan pokok. Adanya inflasi dapat mempengaruhi harga beberapa bahan input yang
dibutuhkan oleh KBM Agroforestry. Dampak inflasi terhadap masyarakat adalah menurunnya daya beli masyarakat dalam mengonsumsi produk apabila inflasi
tersebut tidak diiringi kenaikan pendapatan. Hal ini terkait dengan adanya kenaikan harga barang-barang ketika terjadi inflasi, utamanya barang-barang
pokok. Adanya inflasi yang menyebabkan kenaikan bahan-bahan kebutuhan pokok dapat menyebabkan penjualan air madu ini menurun, karena air madu ini
bukanlah kebutuhan primer, sehingga konsumsi masyarakat akan produk ini bisa menurun.
2 Pasar minuman dalam kemasan yang luas
Berkembangnya industri air minum dalam kemasan AMDK ini ternyata menjadi salah satu sumber investasi yang menjanjikan. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Aspadin, Hendro Baroeno, yang menyebutkan bahwa tingkat konsumsi
masyarakat terhadap produk AMDK Air Minum Dalam Kemasan setiap tahun naik sekitar 10-15 persen. Pada 2009, konsumsi AMDK mencapai 13 miliar liter
air dan pada 2010 ditargetkan mencapai 14,5 miliar liter. Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia pun menargetkan investasi di industri air
minum dalam kemasan pada 2011 naik 10 persen menjadi Rp 1,56 triliun dibandingkan 2010. Hendro Baroeno, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air
Minum dalam Kemasan Indonesia, mengatakan peningkatan investasi itu didorong kenaikan konsumsi dan produksi air minum dalam kemasan.
77
Di wilayah Jakarta saja misalnya, saat ini jumlah penduduk yang terdaftar 8 juta, ditambah sekitar 4 juta orang yang bekerja di Jakarta namun tidak menetap.
Maka paling tidak ada sekitar 14 juta jiwa yang membutuhkan air di Jakarta. Dengan tingkat konsumsi air minum rata-rata antara 2,1 dan 2,8 liter per orang per
hari, maka di Jakarta saja sebanyak 27 juta - 36 juta liter per hari. Kebutuhan manusia yang sangat besar terhadap air minum ini membuat industri minuman
menjadi industri yang terus berkembang. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi air madu Wanajava untuk ikut bersaing di pasar minuman dalam kemasan di
Indonesia.
6.2.1.2. Faktor Sosial Budaya, Demografi dan Lingkungan
Adanya perubahan faktor sosial budaya, demografi dan lingkungan ini tidak hanya terpusat pada keadaan masyarakat secara umum, tapi juga kepada
karyawan yang berpengaruh pada strategi perusahaan. Faktor yang mempengaruhi suatu bisnis dapat dilihat dari jumlah penduduk, tingkat pendidikan, budaya, iklim
dan lokasi perusahaan. Faktor sosial tersebut dapat berimplikasi pada peningkatan permintaan barang, perluasan pangsa pasar serta ketersediaan tenaga kerja dan
mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan produk dan jasa yang akan dikonsumsi.
1 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Indonesia yang selalu mengalami peningkatan tiap tahunnya dapat menjadi peluang tersendiri bagi perusahaan. Tingginya jumlah
penduduk tentu menandakan juga tingginya kebutuhan akan pangan yang dibutuhkan suatu negara. Pangan yang dibutuhkan pun tidak hanya pangan pokok
seperti beras, namun termasuk makanan ringan, minuman dan lain-lain. Ini tentu menjadi peluang pasar tersendiri bagi para pengusaha di bidang pangan, termasuk
KBM Agroforestry. Untuk lingkup Jawa Tengah sendiri, laju pertumbuhan penduduk Provinsi
Jawa Tengah per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 0,37 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang adalah yang
tertinggi dibandingkan kabupaten atau kota lain di Provinsi Jawa Tengah yakni 78
sebesar 1,41 persen. Hal ini diharapkan dapat menjadi peluang pasar untuk masuknya produk minuman sehat seperti air madu Wanajava.
2 Gaya hidup sehat
Faktor sosial lain yang memberikan pengaruh terhadap berkembangnya produk air madu Wanajava adalah pergeseran pola hidup masyarakat. Tingkat
pendapatan, pengetahuan serta kesadaran yang semakin baik mendorong pola hidup masyarakat dalam mengkonsumsi produk yang lebih natural atau ramah
lingkungan, namun disatu sisi, konsumen juga tetap membutuhkan kandungan nutrisi yang baik pada makanannya. Masyarakat semakin sadar bahwa bahan
kimia yang umum digunakan sebagai pewarna, pemanis buatan serta pengawet makanan yang dosisnya melebihi ambang batas merupakan hal yang berbahaya
bagi kesehatan apabila dikonsumsi terus menerus. Hal tersebut dapat memberikan efek langsung maupun tidak langsung bagi para konsumennya, mulai dari sakit
kepala ringan, hingga kanker. Gaya hidup sehat telah berkembang baik di Indonesia maupun di ranah
internasional. Kesadaran masyarakat ini mendorong produsen minuman untuk menghasilkan produk yang diinginkan oleh konsumen dengan kriteria aman
dikonsumsi food safety attributes, memiliki kandungan nutrisi tinggi nutritional attributes dan ramah lingkungan ecolabelling attributes.
3 Adanya isu mengenai minuman berpewarna, pemanis buatan dan pengawet yang jumlahnya di atas batas normal
Keberadaan air minum dalam kemasan yang mengandung bahan pengawet sempat meresahkan masyarakat belakangan ini. Beberapa minuman kemasan yang
beredar di pasaran saat ini mengandung bahan pengawet cukup berbahaya seperti natrium benzoat dan kalium sorbat. Ini merupakan hasil penelitian Komite
Masyarakat Anti Bahan Pengawet Kombet, Sucofindo Jakarta, M-Brio Bogor, dan Biopharmaka Research Center IPB di Bogor pada bulan Oktober-November
2006. Hasil riset Sucofindo terhadap 15 produk minuman bermerk Zporto, Freez Mix, Arinda Sweat, Zhuka Sweat, Kino Sweat, Amazone, Boyzone, Amico Sweat
dan Pocap mengandung pengawet natrium benzoat dengan kadar antara 214.15 mgl hingga 376.17 mgl. Riset tersebut juga menemukan produk bermerk Zegar
79
mengandung kalium sorbat 95.37 mgl dan Mizone mengandung natrium benzoat dan kalium sorbat dengan konsentrasi masing-masing 107.28 mgl dan
91.20 mgl. Hasil riset lanjutan yang dilakukan M-Brio dan Biopharmaka Research Center juga menunjukkan bahwa produk-produk minuman itu ditambah
produk Jungle Juice, Mizone Orange Lime, Vzone, DeliJus, Okky Jelly Drink dan Ize Pop juga mengandung pengawet natrium benzoat. Beberapa produsen
minuman itu hanya mencantumkan sebagian atau tidak mencantumkan sama sekali jenis bahan pengawet yang digunakan.
Produsen Mizone. Zegar dan Boyzone isotonik hanya mencantumkan satu dari 2 jenis pengawet yang digunakan dalam kemasannya. Untuk benzoat dan
kalium sorbat batas maksimum diperbolehkan menggunakan 600 mgl. Meskipun demikian bila dikonsumsi terus-menerus akan terakumulasi dan kemudian dapat
menimbulkan efek buruk bagi konsumen. Bahan pengawet natrium benzoat dan kalium sorbat diduga berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit Lupus, yaitu
penyakit autoimun artinya tubuh pasien membentuk antibodi yang salah arah. Penggunaan pengawet dalam produk minuman kemasan seharusnya juga
dicantumkan jenis bahan pengawet yang digunakan pada label kemasan dengan jelas supaya diketahui olek konsumen Resmi, 2009.
Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat yang cenderung awam untuk bisa membedakan pangan yang berbahaya dan tidak.
Sehingga konsumen diharapkan jeli dan pintar dalam memilih minuman dalam kemasan yang baik dan sehat. Air madu Wanajava hadir sebagai alternatif
minuman sehat yang tidak mengandung pemanis buatan, dan bahan berbahaya lainnya, sehingga aman untuk dikonsumsi masyarakat luas.
4 Perubahan iklim serta cuaca
Usaha yang berbasis agribisnis dan agroforestry merupakan usaha yang rentan terhadap pengaruh iklim serta cuaca. Cuaca adalah salah satu yang
mempengaruhi keberhasilan produksi pertanian, perkebunan dan kehutanan adalah kondisi iklim di wilayah tersebut.
Lebah merupakan hewan yang pakannya sangat tergantung dengan keberdaan bunga. Namun saat ini karena adanya perubahan iklim, musim ini pun
80
menjadi tidak menentu. Banyak pohon yang tidak menghasilkan bunga karena gugur terbawa oleh air hujan. Berkurangnya bunga berarti berkurangnya jumlah
pakan lebah, dan hal tersebut tentu berbahaya bagi kontinuitas proses produksi air madu bagi KBM Agroforestry.
Menanggapi hal tersebut dibutuhkan adaptasi peternak dalam mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan perubahan iklim terhadap produktivitas bunga.
Penyesuaian tersebut diantaranya dengan menyediakan prakiraan cuaca selama setahun bagi para peternak di peternakan lebah KBM Agroforestry maupun
peternak lebah yang biasa menjual madunya ke Perhutani. Selain itu, dapat juga disediakan cadangan stimulan untuk pakan lebah untuk menjaga lebah agar tetap
hidup selam menunggu masa berikutnya tumbuhan berbunga. Studi yang dilakukan oleh Natawijaya et al 2009 mengenai persepsi pelaku usahatani yang
tidak akurat mengenai perubahan iklim dapat meninbulkan strategi adaptasi menjadi kurang tepat. Konsekuensi dari hal tersebut adalah perubahan musim dan
curah hujan atau bahkan kejadian cuaca ekstrim mengakibatkan hasil panen kurang memuaskan. Keputusan dalam memulai aktivitas usahatani dilakukan
berdasarkan kesepakatan antar petani serta berdarkan kebiasaan dan mengikuti tanda-tanda alam, bukan berdasar data yang dikeluarkan instansi pemerintah.
6.2.1.3. Faktor Politik, Kebijakan Pemerintah dan Hukum
Faktor penting lain yang juga mempengaruhi iklim usaha disuatu negara diantaranya adalah faktor politik, keamanan, peraturan dan undang-undang yang
berlaku baik di lingkup daerah, provinsi maupun nasional. Keadaan politik di suatu negara, serta aspek-aspek ketentuan hukum yang melibatkan pemerintah
maupun lembaga lain dapat berdampak negatif atau bahkan positif bagi majunya perusahaan. Beberapa kebijakan dan peraturan yang memiliki pengaruh terhadap
perkembangan KBM Agroforestry antara lain sebagai berikut.
1 SNI untuk kemasan pangan
Pangan merupakan kebutuhan setiap manusia dan karenanya pangan menjadi faktor penting yang harus selalu dijaga ketersediaannya, keamanannya
dan kedaulatannya. Salah satu cara pemerintah untuk mengawasi dan menjamin 81
keamanan pangan masyarakat Indonesia adalah dengan membuat standar nasional bagi berbagai produk yang beredar di pasaran, termasuk pangan dan kemasannya.
Kemasan pangan menjadi hal yang penting untuk dibuat standar keamanannya karena tidak jarang produsen memakai bahan yang dilarang untuk
memproduksi kemasan demi menekan biaya produksi. Padahal kemasan pangan yang tidak aman dapat menyebabkan kontaminasi bahan berbahaya ke dalam
pangan yang ada di kemasan tersebut, sehingga perlu dibuat standar bagi para produsen pangan untuk menjamin hak keamanan konsumen.
SNI yang mengatur keamanan kemasan pangan yang digunakan oleh KBM Agroforestry ini ialah SNI 12-4259-2004 yang mengatur SNI mengenai
kemasan plastik untuk air minum dalam kemasan dalam bentuk cup, dan untuk kemasan botol standar yang digunakan merupakan SNI 19-4370-2004. Ketentuan
ini berisi mengenai gelas plastik untuk air minum dalam kemasan merupakan gelas plastik sekali pakai yang dibuat dari bahan plastik yang memenuhi
persyaratan tara pangan food grade dalam berbagai macam bentuk dan volume. Standar ini mencakup syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus
uji, pengemasan dan penandaan dari gelas plastik untuk air minum dalam kemasan.
2 Peraturan Pemerintah No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan
Persaingan dalam perdagangan pangan diatur supaya pihak yang memproduksi pangan dan pengusaha iklan diwajibkan untuk membuat iklan
secara benar dan tidak menyesatkan masyarakat melalui pencantuman label dan iklan pangan yang melekat pada instansi yang bersangkutan. Dalam peraturan ini,
pemerintah memberikan ketentuan kepada setiap produsen produk pangan untuk memperhatikan pentingnya pelabelan serta iklan yang benar, jujur dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu, perusahaan wajib memberikan informasi yang benar, serta tidak menyesatkan mengenai produk pangan tersebut. Secara
keseluruhan, pasal-pasal dalam peraturan pemerintah ini juga mengatur KBM Agroforestry sebagai suatu produsen produk pangan yang harus mampu
mengaplikasikan ketentuan tersebut supaya dapat membuktikan bahwa produk air 82
madu Wanajava ini merupakan produk yang aman di konsumsi. Pada peraturan pemerintah
ini, label produk wajib memuat tentang peruntukkan, cara peruntukkan, cara penggunaan, dan atau keterangan lain yang patut diketahui
konsumen produk air madu Wanajava. Hal ini diterapkan KBM Agroforestry dalam membuat kemasan serta media promosi lainnya.
3 Program Departemen Kehutanan “Gebyar Minum Madu”
Konsumsi madu di Indonesia yang masih tergolong rendah jika dibandingkan negara-negara lain membuat pemerintah khususnya Departemen
Kehutanan mencanangkan program “Gebyar Minum Madu” dalam satu acara nasional yakni “Gebyar Pekan Madu”. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan secara
resmi mencanangkan Pekan Madu Nasional ini pertama kali pada tahun 2011 dalam upaya membudayakan dan melestarikan madu secara nasional sebagai salah
satu bahan pangan hasil hutan bukan kayu HHBK yang menyehatkan. Rangkaian kegiatan dalam rangka Gebyar Pekan Madu Nasional I pada tahun
2011 meliputi pameran produk madu, pekan promosi madu, temu usaha madu dan gebyar minum madu oleh 10.000 orang yang terdiri dari para pelajar, PNS, dan
berbagai elemen masyarakat. Acara Gebyar Minum Madu 10.000 orang secara bersama-sama tersebut juga dicatat oleh Museum Rekor Indonesia MURI
sebagai Gerakan Minum Madu Terbanyak Se-Indonesia. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan menyatakan, Gebyar Pekan Madu Nasional yang diselenggarakan
di Provinsi NTB merupakan yang pertama kali di adakan di Indonesia. Kementerian Kehutanan bersama pihak terkait senantiasa mendorong
peningkatan konsumsi madu masyarakat, dan pengembangan potensi perlebahan nasional. Acara Gebyar Pekan Madu Nasional I di tahun 2011 tersebut selain
diikuti oleh ribuan pelajar dan jajaran Pemerintah Provinsi NTB, juga dihadiri Wakil Gubernur NTB, Walikota Mataram, Sekda Provinsi NTB, Ketua Umum
Asosiasi Perlebahan Indonesia, Dirut Perum Perhutani, Perwakilan dari PT. NNT, tokoh pemuda dan berbagai elemen masyarakat. Acara ini tentu sangat
mendukung proses inisiasi produk air madu Wanajava ke kalangan masyarakat yang lebih luas sehingga dapat menjadi peluang baik untuk KBM Agroforestry.
6.2.2. Lingkungan Industri
83
6.2.2.1. Ancaman Masuk Pendatang Baru
Tingginya tingkat permintaan terhadap produk-produk yang mendukung pola hidup back to nature merupakan kondisi yang juga dilihat oleh perusahaan
pesaing. Sehingga perusahaan pendatang kerap memasuki industri yang selama ini Kuat lemahnya ancaman pendatang baru ditentukan pula oleh hambatan masuk
dan reaksi dari perusahaan-perusahaan yang sebelumnya telah ada.
1 Skala Ekonomis
Usaha pembuatan air madu cukup sulit untuk dilakukan pada skala yang kecil, serta dengan teknologi yang sederhana. Apalagi untuk dapat bersaing
dengan perusahaan
besar yang
telah memiliki
skala ekonomi
yang menguntungkan, perusahaan pendatang harus mampu setidaknya menyamakan
kedudukan, hal itulah yang menghadirkan hambatan masuk bagi perusahan pendatang baru. Semakin mapan suatu perusahaan dengan produk yang serap oleh
pasar, maka perlahan-lahan skala ekonomis tercapai. Apabila dibandingkan dengan perusahaan dengan skala yang belum mencapai ekonomis maka biaya per
unit perusahaan berskala ekonomis akan cenderung lebih kecil.
2 Diferensiasi Produk
Diferensiasi yang dilakukan oleh KBM Agroforestry adalah menciptakan minuman dalam kemasan praktis yang terbuat dari bahan-bahan alami yakni madu
murni dengan kualitas yang sudah terjamin, tanpa bahan pewarna dan pemanis buatan, serta memiliki kemasan yang menarik. Itulah yang membedakan produk
air madu Wanajava dengan banyak produk air minum dalam kemasan lain yang telah beredar di masyarakat. Dengan demikian, pembeli rela mengeluarkan
sejumlah harga untuk produk air madu Wanajava ini.
3 Kebutuhan Modal
Biaya awal yang dibutuhkan perusahaan untuk membangun usaha pabrik air madu ini cukup tinggi. Hal ini karena modal tersebut dipergunakan untuk
biaya sewa lahan peternakan lebah jika berpindah tempat, bangunan-bangunan, membeli kemasan yang sesuai dengan standar keamanan pangan, membangun
pabrik yang sesuai dengan kriteria pihak sertifikasi, serta mesin-mesin produksi yang jumlahnya tidak sedikit. Hingga saat ini, modal yang telah dikeluarkan untuk
84
pembelian bahan baku, mesin penunjang dan lain-lainnya sudah mencapai Rp 4 Milyar.
4 Biaya Beralih Pemasok
KBM Agroforestry tidak begitu tergantung pada pemasok, karena bahan utama yang digunakan pada produk ini ialah air, madu, dan royal jelly yang juga
diproduksi oleh KBM Agroforestry. Hal ini merupakan kentungan tersendiri karena jika ada pendatang baru yang juga ingin menggunakan madu dari peternak
lebah Perhutani, mereka akan mendapat harga yang lebih tinggi dan hal ini merupakan salah satu hambatan yang cukup tinggi bagi pendatang baru. Jika
mereka menggunakan pemasok lain, kualitas madu yang digunakan pun belum tentu akan memiliki kualitas yang sama dengan madu Wanajava Perhutani.
5 Akses ke Saluran Distribusi
Sebagian besar saluran distribusi yang selama ini bekerjasama dengan KBM Agroforestry yaitu reseller yang telah memiliki loyalitas untuk memasarkan
produk air madu Wanajava dikarenakan mindset terhadap produk yang sehat yang alami. Selain itu, produk ini biasanya disalurkan pula ke koperasi Perhutani,
apotek dan beberapa instansi pemerintahan di Semarang dan sekitarnya. Perusahaan pendatang baru kemungkinan sulit untuk memasuki saluran yang telah
ada dan dibangun oleh KBM Agroforestry. Konsekuensi yang harus dilakukan oleh perusahaan pendatang baru adalah mengeluarkan sejumlah biaya untuk
membangun saluran sendiri.
6 Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala
Perusahaan memiliki keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh pendatang baru yang akan masuk, hal ini terlepas dari besarnya skala perusahaan tersebut.
Keunggulan yang dimiliki oleh KBM Agroforestry adalah lokasi peternakan lebah yaitu Desa Regaloh, Pati. Lokasi budidaya peternakan lebah di kawasan ini
ditentukan berdasarkan DAS atau daerah aliran sungai. Desa Regaloh sendiri termasuk dalam DAS Pemali-Jratun, tepatnya DAS Juwana. Topografi di wilayah
DAS Juwana meliputi Dataran,Perbukitan, dan Pegunungan. Dengan tinggi tempat antara 0 sampai dengan 1200 m dari permukaan laut. Type iklim DAS
Juwana menurut Smitch dan Ferguson termasuk kedalam iklim Tipe B dan Tipe 85
C. Dengan curah hujan terendah 1000 mm dan tertinggi mencapai 3000 mm pertahun dan jumlah bulan kering 0 - 9 bulan dan bulan basah antara 1 - 12 bulan.
Suhu udara di DAS Juwana terendah berada pada 13° C dan suhu tertinggi mencapai 32° C. Suhu udara ini merupakan suhu yang cocok bagi budidaya lebah,
karena tidak terlalu dingin serta kondusif untuk proses terbentuknya bunga. Adapun keunggulan lain yang tidak mudah untuk ditiru oleh pendatang
baru dalam usaha produksi produk air madu dalam kemasan, yaitu keunggulan biaya yang berasal dari kurva pengalaman. Proses pembelajaran yang telah dilalui
terlebih dahulu oleh perusahaan yang telah mapan membuat perusahaan cenderung lebih mudah menyelesaikan permasalahan yang ada dalam perusahaan,
dan juga dapat memproduksi dengan biaya yang lebih rendah.
6.2.2.2.Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri
Minuman dalam kemasan dengan karakteristik seperti yang dimiliki oleh air madu Wanajava yaitu dengan bahan baku madu murni, tanpa bahan pewarna
dan pemanis buatan serta mengandung bahan angkak masih jarang ditemui di pasaran. Persaingan yang terjadi pada industri minuman dalam kemasan di
wilayah lokal dirasakan belum terlalu ketat. Hal tersebut karena dapat dikatakan bahwa produk ini memiliki target tersendiri yaitu keluarga ataupun masyarakat
yang paham terhadap kualitas produk serta memiliki kesadaran untuk memberikan minuman instan yang juga sehat.
Kualitas serta karakteristik dari produk air madu Wanajava yang terjamin membuat pesaing sulit untuk menyamakan atau bahkan mengungguli KBM
Agroforestry. Di wilayah KotaSemarang sendiri, terdapat perusahaan lain yang memproduksi produk air madu dalam kemasan, yakni madu Nusantara. Dalam
industri minuman secara luas, produsen minuman dalam kemasan merupakan ancaman bagi perusahaan, terutama minuman kemasan yang juga menawarkan
bahan-bahan alami dan mengusung konsep kesehatan. Saat ini, ancaman yang berasal dari perusahaan produsen minuman dalam
kemasan masih sebagai produk substitusi bagi air madu Wanajava, namun bukan tidak mungkin jika perusahaan tersebut juga merambah ke segmentasi produk
minuman air madu dalam kemasan seperti yang saat ini dilakukan oleh KBM 86
Agroforestry. Oleh karena itu, KBM Agroforestry selain harus memperkuat posisinya, juga harus melakukan kegiatan pengembangan agar dapat bersaing
dengan produk lain. Dalam industri minuman dalam kemasan, PT Madu Nusantara merupakan salah satu perusahaan yang cukup diperhitungkan KBM
Agroforestry sebagai salah satu kompetitor. Perusahaan dengan lokasi yang sama dengan KBM Agroforestry, yakni di Kota Semarang tersebut juga memproduksi
produk air madu dalam kemasan.
6.2.2.3.Ancaman dari Produk Substitusi
Keberadaan produk substitusi dapat menjadi suatu ancaman bagi jika produk substitusi tersebut menawarkan harga yang lebih rendah dengan kualitas
yang hampir sama atau bahkan lebih baik. Jika dilihat dari skala usaha yang tergolong menengah, produk subtitusi minuman dalam kemasan dalam skala
menengah cenderung masih sulit ditemukan di pasaran. Sehingga produk substitusi terkuat untuk air madu dalam kemasan ini adalah minuman dalam
kemasan dengan berbagai varian rasa serta harga yang lebih murah. Banyaknya varian produk minuman kemasan yang ditawarkan cenderung lebih menarik bagi
konsumen. Oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk memberikan informasi
mengenai kualitas produk air madu Wanajava kepada calon pembeli. Dengan keunggulan yang dimiliki, air madu Wanajava diharapkan mampu bersaing
dengan produk air minum dalam kemasan produksi industri minuman berskala besar.
Tabel 9. Daftar Harga Beberapa Produk Substitusi Air Madu Wanajava
6.2.2.4. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
87 No
Merek Harga Rpcup
1 Ale-ale
1.000,00 2
Teh Gelas 1.000,00
3 Jus madu Nusantara
3.500,00 4
Air madu Perhutani Jawa Barat 1.500,00
5 ABC Chrysantium
2.500,00
Pembeli yang membeli produk ini umumnya merupakan pelanggan individu ataupun reseller. Produk air madu Wanajava memiliki banyak
keunggulan dibandingkan dengan produk air minum dalam kemasan yang lain, hal itu menyebabkan konsumen sulit untuk berpindah ke produk yang memiliki
karateristik yang mirip atau bahkan sama dengan air madu Wanajava. Kekuatan tawar menawar pembeli masih lemah karena produk air madu dalam kemasan
masih jarang ditemukan di pasar.
6.2.2.5.Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Bagi KBM Agroforestry keberadaan pemasok untuk menyuplai bahan baku utama yakni madu murni khususnya madu karet, sangat penting untuk
menjaga kontinuitas produksi air madu Wanajava. Namun, karena perusahan juga memiliki peternakan lebah sendiri, ketergantungan bahan baku pada pemasok ini
tergolong sangat kecil. Walaupun perusahaan juga memasok madu dari peternak lebah lain, madu yang diambil harus benar-benar seuai standar mutu perusahaan.
Perusahaan bertindak tegas pada peternak yang madunya tidak sesuai standar atau bahkan bukan madu murni campuran. Madu akan dikembalikan langsung pada
peternak lebah. Namun hal ini bisa jadi ancaman jika banyak peternak yang madunya tidak sesuai standar perusahaan karena satu dan lain hal. Perubahan
iklim, dan pemberian pakan buatan contohnya. Hal tersebut bisa mengancam ketersediaan bahan baku bagi produksi air madu. Hal ini terkait dengan madu
yang digunakan untuk membuat air madu terbatas hanya madu karet yang tidak berbunga sepanjang tahun, sehingga perusahaan tetap harus memasok dari
peternak walaupun dalam jumlah yang tidak begitu besar. Bahan baku lain yang dibutuhkan seperti angkak diperlukan dalam jumlah
yang tidak begitu banyak dan ketersediaannya selama ini selalu terjamin sehingga kekuatan tawar-menawar dari pemasok relatif kecil. Ketersediaan bahan baku
dalam usaha pengolahan air madu Wanajava ini memang sangat penting. Dengan permintaan terhadap produk yang semakin meningkat, kontinuitas bahan baku
dari pemasok harus selalu dikontrol.
88
VII FORMULASI STRATEGI
7.1 Tahap Masukan