Lokasi penelitian IV Cibinong merupakan lokasi yang diambil untuk mewakili daerah yang sudah ada gangguan yang berasal dari aktivitas
antropogenik baik domestik maupun industri. Pada lokasi ini terdapat instalasi pengolahan air minum PDAM Kabupaten Bogor. Hasil pengukuran terhadap
kekeruhan air diperoleh nilai berkisar antara 28,6 – 34,72 NTU dengan rata-rata turbiditas 32,28 NTU. Substrat dasar didominansi oleh pasir 93,87 dan gravel
2,03 . Kecepatan arus pada lokasi ini berkisar antara 0,46 – 0,59 mdt, sedangkan kedalaman kolom perairan diperoleh kisaran antara 0,40 – 0,87 m
dengan rata-rata kedalaman 0,70 m.
4.2. Parameter Fisika-Kimia Perairan
Hasil pengukuran parameter fisika dan kimia perairan selama penelitian mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011 dapat dilihat pada lampiran
1 dan 2.
4.2.1. Kecepatan Arus
Kecepatan arus Sungai Ciliwung hulu hingga pertengahan memiliki kisaran kategori cepat 0,5 – 1 mdetik hingga sangat cepat 1 mdetik. Gambar 5
menunjukkan besaran kecepatan arus yang terukur selama penelitian. Kecepatan arus pada lokasi penelitian I Gunung Mas kisaran kecepatan arus antara 0,99 –
1,52 mdetik dengan rata-rata kecepatan arus 1,16 mdetik sehingga dapat dikategorikan sangat cepat. Lokasi penelitian II Kp. Pensiunan kecepatan arus
yang terukur selama penelitian berkisar antara 0,80 – 1,56 mdetik dengan rata- rata 1,00 mdetik sehingga dapat dikategorikan dalam berarus cepat hingga sangat
cepat. Kp. Jogjogan sebagai lokasi penelitian III memiliki karakteristik arus cepat yaitu berkisar antara 0,52 – 0,82 mdetik dengan rata-rata kecepatan arus 0,68
mdetik, sedangkan lokasi penelitian ke IV Cibinong kecepatan arus sungai yang terpantau selama penelitian berkisar antara 0,46 – 0,59 mdetik dengan kecepatan
rata-rata 0,52 mdetik, sehingga dikategorikan beraliran sedang hingga cepat. Kecepatan arus yang diukur dari setiap lokasi penelitian sangat dipengaruhi
oleh ketinggian lokasi dan tekstur kemiringan lahan lereng dari setiap lokasi penelitian. Kecepatan arus sungai dapat mempengaruhi kondisi substrat dasar
sungai pada lokasi penelitian. Kecepatan arus dengan kategori sangat cepat hingga
cepat yang terukur pada lokasi penelitian I dan II mengakibatkan pada lokasi ini substrat dasarnya didominasi oleh batuan besar yang tertanam Lokasi penelitian I
Gunung Mas dan lokasi penelitian III Kp. Jogjogan dan berbatu Lokasi II Kp. Pensiunan dengan sedikit endapan pasir. Sedangkan lokasi penelitian IV
Cibinong dengan kategori berarus dengan kecepatan sedang didominasi oleh substrat yang berbatu dan berpasir.
Gambar 5. Kondisi kecepatan arus Sungai Ciliwung hulu yang diukur selama penelitian.
Keberadaan perifiton dalam suatu perairan sungai sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus dan kondisi substratnya. Besarnya kecepatan arus akan
mengurangi jenis organisme yang tinggal dalam suatu perairan sungai, sehingga hanya biota dari jenis yang melekat saja yang dapat bertahan Whitton 1975.
Ekosistem sungai dangkal dengan arus kategori cepat biasanya didominasi oleh diatom perifitik Welch 1980.
4.2.2. Kondisi Suhu
Kondisi suhu selama penelitian seperti ditunjukkan Gambar 6, kisaran suhu hasil pengukuran dipengaruhi oleh ketinggian lokasi maupun waktu pengukuran,
secara umum menurut Effendi 2003 kondisi suhu air Sungai Ciliwung masih tergolong baik dalam mendukung pertumbuhan alga terutama diatom 20 – 30
o
C dan Chlorophyta 30 – 35
o
C. Hasil pengukuran suhu lokasi penelitian I Gunung Mas berkisar antara
18,0 – 18,3
o
C dengan rata-rata 18,12
o
C, kondisi suhu ini paling rendah dibandingkan dengan suhu di lokasi penelitian II 18,6 – 20,6
o
C dan lokasi