Peralatan maupun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti tercantum dalam tabel 4 di bawah:
Tabel 4. Parameter dan metode yang digunakan dalam penelitian APHA 1995.
Parameter Satuan
AlatMetoda Analisis
A. Morfometrik
1. Lebar sungai
m Meteran
In situ 2.
Kedalaman m
Meteran In situ
3. Kecepatan arus
mdetik Current meter
Perhitungan 4.
Debit m
3
dtk Perhitungan
B. Fisika
1. Suhu
o
C Probe
In situ 2.
Konduktivitas µScm
Probe In situ
3. Turbiditas
NTU Probe
In situ 4.
Total padatan terlarut
mgl Probe
In situ
C. Kimia
1. pH
- Probe
In situ 2.
Alkalinitas mgl
Titrimetri In situ
3. DO
mgl Probe
In situ 4.
TN mgl
Spektrofotometermetode brucine
Laboratorium 5.
N-NO
2
mgl Spektrofotometermetode
sulfanilamite Laboratorium
6. N-NO
3
mgl Spektrofotometermetode
brucine Laboratorium
7. N-NH
4
mgl Spektrofotometermetode
phenate Laboratorium
8. TP
mgl Spektrofotometermetoda
ammonium Molybdate Laboratorium
9. o-PO
4
mgl Spektrofotometermetoda
ammonium Molybdate Laboratorium
D. Biologi
1. Perifiton
selcm
2
Pengerikan dengan sikat pada substrat
In situ dan
laboratorium 2.
Klorofil-a mgl
Spektrofotometer Laboratorium
3.3. Metoda Sampling Perifiton
Perifiton dari setiap stasiun terpilih disampling dengan mengambil secara acak 3 buah batu yang terendam sebagai ulangan, kemudian seluruh permukaan
batu disikat dengan sikat gigi untuk melepaskan perifiton yang menempel, sampel perifiton kemudian dimasukkan dalam botol dan diawetkan dengan formalin 5
sebanyak 3 tetes. Kelimpahan perifiton dihitung dengan menggunakan sedgewick
rafter di bawah mikroskop dengan perbesaran 40 x 10. Identifikasi perifiton menggunakan buku acuan identifikasi dari Needham Needham 1963; Ellen JC
1996; Biggs BJF Kilroy C 2000; Lavoie et al. 2008; serta Bellinger Sigee 2009. Identifikasi dilakukan di laboratorium Planktonologi Pusat
Penelitian Limnologi-LIPI, Cibinong. Luas permukaan batu yang dikerik dihitung dengan pendekatan volumetrik
yaitu benda pejal yang diketahui luasan tetapnya seperti kubus, persegi panjang maupun tabung dengan bermacam ukuran besar dan kecil dimasukkan dalam
wadah berisi air sehingga air yang didesak merupakan volume dari benda tersebut. Data luas dan volume air kemudian dihitung persamaan regresinya dan diperoleh
persamaan garis linear Y = 0,6926 X + 6,8561 dengan R
2
= 0,961 Dengan:
Y = Volume hasil pengukuran X = Luas total permukaan batu
3.4. Penilaian Perifiton
Data perifiton yang diperoleh dari setiap lokasi sampling dilakukan analisis dan dihitung kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman,
maupun indeks dominansinya, selain itu juga dilakukan penilaian berdasarkan variabel kerja yang telah ditentukan dalam Indeks Integrasi
Biotik Perifiton perifiton index biotic integrity PIBI guna memudahkan penilaian kondisi
perairan berdasarkan keadaan perifitonnya.
3.4.1. Kelimpahan
Kelimpahan perifiton pada setiap titik lokasi sampling dihitung dengan menggunakan rumus modifikasi Eaton et al. 1995 sebagai berikut:
Dengan: N : Kelimpahan perifiton selcm
2
n : Jumlah perifiton yang diamati sel
A
s
: Luas substrat yang dikerik cm
2
untuk perhitungan perifiton A
cg
: Luas penampang permukaan cover glass mm
2
A
a
: Luas amatan mm
2
V
t
: Volume konsentrasi pada botol contoh untuk perhitungan perifiton ml V
s
: Volume konsentrasi dalam cover glass ml
3.4.2. Indeks Keanekaragaman
Tingkat stabilitas komunitas atau kondisi struktus komunitas dari keanekaragaman jumlah jenis organisme yang terdapat dalam suatu area. Nilai
keanekaraman jenis pada perifiton dapat dihitung berdasarkan modifikasi Indeks Shannon-Wiener Odum 1971 sebagai berikut:
Dengan: H’
: Indeks Keanekaragaman pi
: niN proporsi jenis ke-i ni
: Jumlah individu jenis ke-i N
: jumlah total individu Menurut Wilhm dan Doris 1968, nilai indeks keanekaragaman populasi
dapat menggambarkan kondisi perairan. Kriteria indeks keanekaragaman tersebut diklasifikasikan sebagai berikut.
H’ 2,3026 : Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu
tiap genus rendah dan kestabilan komunitas rendah. Komunitas mengalami gangguan faktor lingkungan
2,3026 H’ 6,9078 : Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu
tiap genus sedang dan kestabilan komunitas sedang. Komunitas mudah berubah
H’ 6,9078 : Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu
tiap genus tinggi dan kestabilan komunitas tinggi. Faktor lingkungan yang baik untuk semua jenis dalam
habitat.
3.4.3. Indeks Keseragaman
Keseragaman merupakan upaya untuk mengetahui komposisi setiap genus dalam suatu komunitas dengan cara membandingkan nilai indeks keanekaragaman
dengan nilai maksimumnya. Rumus perhitungan indeks keseragaman menurut Brower Zar 1990 adalah sebagai berikut: