Unsur Hara Nutrien Parameter Fisika-Kimia Perairan
Konsentrasi yang hampir sama diperoleh dari stasiun Gunung Mas dan Kp. Pensiunan dengan kisaran 0,431 – 0,87 mgl rata-rata 0,727 mgl serta kisaran
0,68 – 0,92 mgl rata-rata 0,747 mgl. Sementara konsentrasi di Kp. Jogjogan sedikit lebih tinggi konsentrasinya dengan kisaran antara 1,65 – 3,56 mgl dengan
rata-rata 2,35 mgl. Unsur hara yang dianalisis selain nitrogen adalah fosfor dengan parameter
orto fosfat dan total fosfat. Konsentrasi orto fosfat air Sungai Ciliwung dari Gunung Mas hingga Cibinong seperti ditunjukkan Gambar 17 cenderung
mengalami kenaikan, dimana konsentrasi tertinggi diperoleh dari stasiun Cibinong dengan kisaran konsentrasi 0,37 – 0,66 mgl dengan rata-rata 0,45 mgl,
sedangkan konsentrasi terendah diperoleh di stasiun Gunung Mas dengan kisaran 0,01 – 0,216 mgl dengan rata-rata 0,069 mgl. Sementara konsentrasi di stasiun
Kp. Pensiunan berkisar 0,03 – 0,133 mgl dengan rata-rata 0,104 mgl, sedang Kp. Jogjogan konsentrasi orto fosfat diperoleh kisaran 0,182 – 0,5 mgl dengan rata-
rata 0,387 mgl. Senyawa fosfat yang berupa total fosfor adalah gambaran jumlah
keberadaan fosfor yang berupa partikulat maupun terlarut, organik maupun anorganik. Perairan dengan bahan pencemar tinggi pada umumnya memiliki
kecenderungan konsentrasi total fosfor dan orto fosfat yang lebih tinggi Mackereth et al. 1989.
Gambar 17. Konsentrasi o-PO
4
air Sungai Ciliwung pada setiap lokasi penelitian.
Konsentrasi total fosfor seperti ditunjukkan oleh Gambar 18 mulai stasiun Gunung Mas hingga Cibinong cenderung mengalami peningkatan. Konsentrasi di
stasiunGunung Mas adalah yang terendah berkisar antara 0,058 – 0,281 mgl dengan rata-rata 0,102 mgl, sedangkan konsentrasi yang diperoleh di stasiun Kp.
Pensiunan total fosfornya cenderung berfluktuasi dari waktu ke waktu dalam setiap pengambilan sampel dengan kisaran konsentrasi 0,047 – 1,014 mgl dengan
rata-rata 0,424 mgl, sementara Kp. Jogjogan konsentrasi total fosfat juga fluktuatif antara 0,244 – 0,719 mgl dengan rata-rata 0,481 mgl, sedangkan
konsentrasi di stasiun Cibinong diperoleh konsentrasi tertinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya dengan kisaran fluktuatif antara 0,54 – 0,97 mgl dengan
rata-rata 0,78 mgl.
Gambar 18. Konsentrasi TP dalam air Sungai Ciliwung setiap lokasi penelitian. Konsentrasi ortofosfat dan total fosfor dalam perairan alami cenderung kecil
kurang dari 0,1 mgl dan 1 mgl Boyd 1988. Berdasarkan konsentrasi orto fosfat dan total fosfor yang ditemukan pada lokasi sampling di sepanjang Sungai
Ciliwung maka stasiun Gunung Mas merupakan lokasi yang perairannya masih alami keberadaan unsur fosfor di lokasi ini pada umumnya berasal dari pelapukan
batuan dan sisa serasah tumbuhan yang telah mati, sedangkan di stasiun Kp. Pensiunan konsentrasinya cenderung fluktuatif hal ini dikarenakan lokasi ini
terdapat perkebunan teh intensif yang pada prosesnya dilakukan pemupukan jadi diduga sumber fosfor yang ada di air berasal dari aktivitas perkebunan teh.
Sedangkan sumber fosfor di stasiun Kp. Jogjogan dan Cibinong cenderung berasal
dari aktivitas antropogenik baik domestik maupun industri seperti sabun atau detergen, minyak pelumas, industri makanan dan minuman.
4.3. Karakteristik Biologi 4.3.1. Komposisi dan Kelimpahan Perifiton
Hasil pengamatan komposisi perifiton pada penelitian di perairan Sungai Ciliwung dari stasiun Gunung Mas hingga Cibinong ditemukan 83 jenis yang
terdiri dari Bacillariophyceae 44 jenis, Chlorophyceae 20 jenis, Cyanophyceae 14 jenis, Rhodophyceae 1 jenis, Xantophyceae 2 jenis dan Dinophyceae 2
jenis. Dari enam kali pengamatan hampir setiap jenis ditemukan sehingga ada kemiripan antar waktu. Jumlah taksa atau jenis perifiton yang ditemukan dalam
setiap pengamatan ditunjukkan Gambar 19. Kekayaan taksa atau jumlah jenis yang ditemukan pada stasiun Gunung Mas
hingga Cibinong cenderung mengalami kenaikan. Stasiun Gunung Mas dan Kp. Pensiunan memiliki kekayaan taksa jumlah jenis hampir sama yaitu berturut-
turut 28 – 44 jenis dengan rata-rata 36 jenis dan 27 – 40 jenis dengan rata-rata 36 jenis, sedangkan stasiun Kp. Jogjogan dan Cibinong juga memiliki jumlah jenis
yang ditemukan hampir sama yaitu berkisar antara 36 – 49 jenis rata-ratanya 42 jenis dan untuk stasiun Cibinong berkisar antara 40 – 48 jenis engan rata-rata 43
jenis.
Gambar 19. Jumlah taksa jenis perifiton perairan Sungai Ciliwung. Berdasarkan jumlah taksa jenis yang ditemukan di setiap stasiun
penelitian diketahui bahwa persentase komposisi masing-masing kelas berbeda fluktuatif dalam setiap waktu pengamatan seperti ditunjukkan pada Gambar 20.
20 40
60 80
100
P ro
s e
n ta
s e
k e
la s
p e
ri fi
to n
[ ]
Desem ber 2010 Januari 2011
Februari 2 011
20 40
60 80
100
P ro
s e
n ta
s e
k e
la s
p e
ri fi
to n
[ ]
M aret 2011
Bacillar iophyceae Chloroph yceae
April 2011
Cyanop hyceae Rhod ophyceae
M ei 2011
Xant hophyceae Dinophyceae
Lokasi sampling
Gambar 20. Proporsi kelas perifiton yang diperoleh pada setiap pengamatan. Proporsi perifiton seperti ditunjukkan Gambar 20, kelimpahan kelas
Bacillariophyceae rata-rata 54,8, kelas Clorophyceae rata-rata 19,8, kelas Cyanophyceae rata-rata 18,1, sedangkan kelas Xantophyceae, Dinophyceae dan
Rodophyceae diperoleh dalam prosentase kecil yaitu berturut-turut rata-rata 4,0, 1,7 dan 1,6. Komposisi yang ditemukan tersebut merupakan hal umum yang
sering ditemukan pada perairan yang mengalir Whitton 1975. Welch 1980 mengemukakan bahwa keberadaan kelompok Bacillariophyceae di perairan sering
mendominasi dan kelimpahannya sangat besar kecuali pada sungai yang berlumpur.
Berdasarkan jumlah taksa yang diperoleh dari pengamatan perifiton di setiap lokasi sampling kemudian dihitung kelimpahannya untuk setiap lokasi
seperti ditunjukkan Gambar 21. Kelimpahan perifiton seperti ditunjukkan Gambar 21 dari mulai stasiun
Gunung Mas hingga Cibinong memiliki kecenderungan meningkat. Stasiun Gunung Mas dengan kondisi yang masih alami diperoleh kelimpahan yang paling
sedikit dengan kisaran 2.618 – 7.851 selcm
2
dengan rata-rata kelimpahan 4.725 selcm
2
. Kelimpahan stasiun Kp. Pensiunan berkisar antara 2.060 – 12.957 selcm
2
dengan rata-rata 7.795 selcm
2
, sementara Kp. Jogjogan diperoleh kelimpahan antara 4.614 – 18.937 selcm
2
dengan rata-rata kelimpahan 9.917 selcm
2
.
sedangkan stasiun Cibinong kelimpahannya berkisar 3.952 – 19.206 selcm
2
dengan rata-rata 10.390 selcm
2
.
Gambar 21. Kelimpahan perifiton pada perairan Sungai Ciliwung. Rentang kisaran kelimpahan yang besar di stasiun Kp. Jogjogan dan
Cibinong menunjukkan kelimpahan yang diperoleh dalam setiap pengamatan pengambilan sampel sangat fluktuatif. Semakin meningkatnya kelimpahan yang
diperoleh dari setiap lokasi penelitian merupakan hal yang wajar karena kondisi perairannya memiliki konsentrasi bahan pencemar terutama unsur hara yang
semakin meningkat mulai dari Gunung Mas hingga Cibinong. Berdasarkan komposisi dan kelimpahan perifiton yang diperoleh di perairan
Sungai Ciliwung, maka dapat diketahui kondisi perairan sungai dari hasil perhitungan beberapa indeks sepereti: indeks keanekaragaman, indeks
keseragaman maupun indeks dominansinya.