pencemaran berkisar 90,425 – 91,745 dengan rata-rata sebesar 91,17 digolongkan dalam  perairan  belum  tercemar.  Stasiun  Kp.  Pensiunan  hasil  perhitungan  nilai
indeks  pencemarannya  berkisar  83,934  – 89,251  dengan  rata-rata  86,54  yang digolongkan  dalam  kondisi  belum  tercemar,  sementara  nilai  kisaran  indeks
pencemaran  di  Stasiun  Kp.  Jogjogan  berkisar  79,775  – 84,261  dengan  rata-rata 81,93  sudah  termasuk  tercemar  ringan.  Sedangkan  stasiun  Cibinong  hasil
perhitungan  indeksnya  berkisar  58,388  -    63,080  dengan  rata-rata  61,18 digolongkan dalam kondisi tercemar sedang.
4.4. Kondisi Habitat Sungai Ciliwung
Kondisi  habitat  di  sekitar  stasiun  penelitan  Gunung  Mas  hingga  Cibinong berdasarkan  hasil  skoring  ditunjukkan  Gambar  29.  Stasiun  Gunung  mas  hasil
penilaian karakteristik habitatnya tertinggi dengan skor 176 – 184 dengan rata-rata 182,3;  sementara  lokasi  penelitian  yang  lain    hasil  penilaian  skor  Kp  Pensiunan
berkisar 80 – 90 dengan rata-rata 85; stasiun Kp. Jogjogan skor penilaian berkisar 65 – 80 dengan rata-rata 76,2 dan stasiun Cibinong hasil penilaian memiliki skor
65 – 77 dengan rata-rata 70,5.
Gambar 29. Hasil penilaian kondisi habitat setiap stasiun penelitian. Berdasarkan  kriteria  penilaian  gangguan  terhadap  kondisi  habitat  yang
dikeluarkan USEPA Barbour et al. 1999. Stasiun Gunung Mas memiliki kondisi habitat yang termasuk  dalam kategori optimal  yaitu minim gangguan dari proses
alam maupun akibat kegiatan antropogenik, sementara stasiun yang lain termasuk dalam  kategori  marginal  karena  sudah  terganggu  oleh  aktivitas  antropogenik
seperti  perkebunan  teh  Kp.  Pensiunan,  pertanian  dan  domestik  Kp.  Jogjogan serta industri Cibinong.
4.5. Pengelolaan Sungai Ciliwung
Keberadaan  unsur  hara  N  dan  P  di  perairan  Sungai  Ciliwung  yang dihasilkan  dari  aktivitas  antropogenik  baik  domestik  maupun  industri  akan
berpengaruh  terhadap  biota  yang  ada  dalam  perairan  khususnya  perifiton. Penilaian kondisi perairan secara  menyeluruh baik dari kualitas perairan, kondisi
habitat  dan  biota  yang  ada  di  perairan  tersebut  akan  membantu  mengetahui kondisi perairan yang sebenarnya.
Hasil  analisis  parameter  unsur  hara  N  dan  P  mulai  dari  Gunung  Mas hingga  Cibinong  mengalami  peningkatan  seiring  dengan  meningkatnya  aktivitas
antropogenik maupun  perubahan  tata guna lahan yang ada disekitar  DAS Sungai Ciliwung, kondisi ini akan mengakibatkan perubahan komposisi perifiton sebagai
biota yang langsung berhubungan dengan kualitas perairan Sungai Ciliwung. Kondisi perairan Sungai Ciliwung dari setiap stasiun penelitian berdasarkan
kondisi  dari  tiga  indeks  metrik  yang  diperoleh  baik  kondisi  habitat,  kualitas perairan  maupun  metrik  PIBI dapat  digambarkan  dalam  bentuk  grafik  radar
seperti Gambar 30. Berdasarkan Gambar 30 stasiun yang masih dalam kondisi baik ditunjukkan
oleh stasiun Gunung Mas dimana nilai indeks metrik yang diperoleh baik kualitas perairan,  kondisi  habitat  dan  PIBI semua  mendekati  nilai  maksimal.  Kondisi
habitat  yang  masih  baik  dengan  minimnya  gangguan  serta  sedikitnya  bahan polutan berupa nutrien yang masuk ke parairan  menjadikan stasiun Gunung Mas
lebih stabil  demikian juga  kondisi  perifiton  yang ditemukan  hasil  penilaian PIBI diperoleh penilaian  yang  paling  tinggi  mendekati  100  menunjukkan  kondisi
perifitonnya tidak mudah berubah  dan cenderung stabil  dengan penyebaran yang merata serta tidak adanya kecenderungan dominansi jenis.
Stasiun  Kp.  Pensiunan,  Kp.  Jogjogan  dan  Cibinong  memiliki  pola  grafik radar  yang  memiliki  pola  tidak  simetris  kondisi  ini  akibat  dari  gangguan  yang
terjadi di stasiun penelitian tersebut. Stasiun Cibinong seperti ditunjukkan Gambar 31 memiliki grafik radar cenderung memusat hal ini disebabkan kondisi perairan