Biomassa Perifiton Karakteristik Biologi 1. Komposisi dan Kelimpahan Perifiton

Tabel. 7. Hasil perhitungan metrik-metrik PIBI di setiap stasiun selama penelitian. No. Metrik Skore metrik hasil perhitugan Gunung Mas Kp. Pensiunan Kp. Jogjogan Cibinong 1 Kekayaan Taksa relatif Rata-rata 4,52 – 5,94 5,38 1,14 – 5,59 4,40 5,85 – 6,32 5,93 3,99 – 6,10 5,31 2 Keanekaragaman Rata-rata 20,45 – 31,28 28,88 17,94 – 29,4 24,17 24,56 – 32,31 29,51 25,19 – 31,70 29,63 3 Indeks Toleransi Polusi Rata-rata 4,19 – 12,20 9,52 3,24 – 19,64 9,17 4,87 – 15,54 11,08 4,47 – 10,59 7,08 4 Indeks Cyanobacteria Rata-rata 5,81 – 9,04 7,36 4,86 – 9,06 7,73 3,84 – 9,32 7,18 6,44 – 8,80 7,55 5 Indeks Pengendapan Rata-rata 7,47 – 9,42 8,48 7,09 – 9,20 8,26 7,52 – 8,99 8,30 6,55 – 9,33 7,84 6 Indeks Eutraphentic Rata-rata 6,39 – 9,59 7,42 3,36 – 8,76 6,54 4,19 – 8,37 6,57 5,02 – 8,37 6,75 7 Index achnanthes minutissima Rata-rata 8,76 – 9,36 9,10 9,16 – 9,62 9,38 8,82 – 9,73 9,28 8,75 – 9,60 9,28 8 Klorofil a Rata-rata 7,11 – 8,42 7,59 3,41 – 6,57 5,01 4,05 – 5,47 4,80 2,64 – 4,17 3,37 9 Biomassa Rata-rata 5,99 – 8,88 7,47 3,45 - 8,76 5,16 2,01 – 8,91 5,52 2,33 – 3,76 2,94 10 Indeks Autotropfik Rata-rata 3,36 – 5,53 4,56 2,48 – 8,39 4,82 1,67 – 8,70 5,41 3,42 – 5,84 4,08 PIBI skor Rata-rata Kategori 85,83 – 99,97 95,97 Sangat baik 69,69 – 92,72 84,65 Sedang 90,10 – 98,51 93,57 Baik 80,12 – 88,65 83,83 Sedang Korelasi metrik atau indeks yang digunakan dalam perhitungan PIBI seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8, memperlihatkan bahwa metrik kekayaan taksa berkorelasi negatif dengan parameter fisika lingkungan perairan Sungai Ciliwung yaitu: ketinggian lokasi -0,514, kecepatan arus -0,523 dan kondisi substratnya -0,452 serta berkorelasi positif terhadap parameter suhu 0,533, konduktivitas 0,529, NO 2 0,509, NO 3 0,493, TN 0,549, o-PO 4 0,785, TDS 0,52, turbiditas 0,53 dan alkalinitas 0,49. Nilai biomassa AFDM dan klorofil-a memiliki korelasi negatif terhadap ketinggian -0,64; -0,83, kecepatan arus -0,63; -0,69, kondisi substrat -0,59; - 0,78, dan konsentrasi oksigen terlarut -0,73; -0,79. Metrik ini berkorelasi positif terhadap konduktivitas 0,63; 0,79, NO 2 0,59; 0,73, NO 3 0,6; 0,73, NH4 0,62; 0,85 TN 0,57; 0,69, o-PO 4 0,52; 0,57, TP 0,47; 0,72, TDS 0,64; 0,79, turbiditas 0,64; 84 dan alkalinitas 0,58; 0,79. Total skor PIBI berkorelasi negatif terhadap suhu -0,47, NH 4 -0,49, TP -0,49, TDS -0,46, dan Turbiditas -0,53, sedangkan korelasi positif ditunjukkan antara total skor PIBI dengan parameter ketinggian 0,49, kecepatan arus 0,52, kondisi substrat 0,50, dan kondisi DO 0,61. Tabel 8. Hubungan korelasi PIBI dan komponen metrik serta variabel lingkungan berdasarkan koefisien korelasi Spearman. p 0,05 Kekayaan Taksa Keanekara- gaman PTI Indeks Cyanobact e- ria Indeks Pengendapan Indeks Eut raphen- t ik Achnant es minut is- sima Biomass [mg m2] Kloropil-a [mg m2] Indeks Aut ot rophik PIBI Ket inggian -0,514 -0,194 0,145 -0,032 -0,205 -0,075 0,215 -0,635 -0,829 -0,059 0,495 Kec. Arus -0,523 -0,112 0,110 -0,037 -0,174 -0,101 0,011 -0,631 -0,699 -0,192 0,517 Gravel -0,452 -0,168 0,131 -0,107 -0,253 -0,098 0,246 -0,589 -0,782 -0,075 0,500 Suhu 0,533 0,167 -0,152 0,100 0,180 0,031 -0,334 0,592 0,785 0,051 -0,468 DO -0,375 -0,071 0,044 -0,007 -0,091 -0,146 0,106 -0,725 -0,795 -0,187 0,614 pH 0,211 0,187 -0,175 0,014 0,115 -0,251 0,030 0,298 -0,042 0,231 -0,133 Kondukt ivit as 0,529 0,248 -0,084 0,037 0,176 0,085 -0,195 0,631 0,790 0,102 -0,439 N-NO 2 0,509 0,345 -0,048 0,104 -0,027 0,224 -0,126 0,593 0,734 0,072 -0,332 N-NO 3 0,493 0,229 -0,148 -0,050 0,192 0,112 -0,276 0,600 0,734 0,094 -0,443 N-NH 4 0,446 0,161 -0,110 0,137 0,188 0,074 -0,127 0,624 0,851 0,057 -0,490 TN 0,549 0,479 -0,010 -0,014 0,055 0,140 -0,087 0,571 0,686 0,076 -0,199 0-PO 4 0,785 0,331 -0,067 -0,075 0,164 0,038 -0,211 0,525 0,571 0,091 -0,177 TP 0,393 0,074 -0,344 -0,224 0,322 -0,148 -0,003 0,471 0,723 -0,050 -0,491 TDS 0,524 0,228 -0,086 0,016 0,179 0,091 -0,158 0,640 0,790 0,097 -0,455 Turbidit as 0,528 0,157 -0,138 -0,005 0,207 0,121 -0,241 0,637 0,835 0,050 -0,526 Alkalinit as 0,490 0,353 0,010 0,062 0,074 0,117 -0,065 0,579 0,789 -0,032 -0,274 Variabel Indeks met rik

4.3. Tingkat Pencemaran Sungai Ciliwung

Hasil perhitungan tingkat pencemaran perairan Sungai Ciliwung Hulu Gunung Mas hingga tengah Cibinong dengan menggunakan indeks pencemaran Kirchoff 1991, ditunjukkan pada Gambar 28. Gambar 28. Tingkat pencemaran perairan Sungai Ciliwung selama penelitian. Kualitas air stasiun Gunung mas cenderung stabil yang ditunjukkan dari nilai maksimum dan minimum indeks pencemaran pada Gambar 28. Nilai indeks pencemaran berkisar 90,425 – 91,745 dengan rata-rata sebesar 91,17 digolongkan dalam perairan belum tercemar. Stasiun Kp. Pensiunan hasil perhitungan nilai indeks pencemarannya berkisar 83,934 – 89,251 dengan rata-rata 86,54 yang digolongkan dalam kondisi belum tercemar, sementara nilai kisaran indeks pencemaran di Stasiun Kp. Jogjogan berkisar 79,775 – 84,261 dengan rata-rata 81,93 sudah termasuk tercemar ringan. Sedangkan stasiun Cibinong hasil perhitungan indeksnya berkisar 58,388 - 63,080 dengan rata-rata 61,18 digolongkan dalam kondisi tercemar sedang.

4.4. Kondisi Habitat Sungai Ciliwung

Kondisi habitat di sekitar stasiun penelitan Gunung Mas hingga Cibinong berdasarkan hasil skoring ditunjukkan Gambar 29. Stasiun Gunung mas hasil penilaian karakteristik habitatnya tertinggi dengan skor 176 – 184 dengan rata-rata 182,3; sementara lokasi penelitian yang lain hasil penilaian skor Kp Pensiunan berkisar 80 – 90 dengan rata-rata 85; stasiun Kp. Jogjogan skor penilaian berkisar 65 – 80 dengan rata-rata 76,2 dan stasiun Cibinong hasil penilaian memiliki skor 65 – 77 dengan rata-rata 70,5. Gambar 29. Hasil penilaian kondisi habitat setiap stasiun penelitian. Berdasarkan kriteria penilaian gangguan terhadap kondisi habitat yang dikeluarkan USEPA Barbour et al. 1999. Stasiun Gunung Mas memiliki kondisi habitat yang termasuk dalam kategori optimal yaitu minim gangguan dari proses alam maupun akibat kegiatan antropogenik, sementara stasiun yang lain termasuk dalam kategori marginal karena sudah terganggu oleh aktivitas antropogenik