Hidromorfometri Sungai Ciliwung Perifiton

mampu memberikan informasi tentang kondisi kualitas suatu perairan sesuai dengan yang sebenarnya Crossey La Point 1988; Stewart Davies 1990. Masuknya beban polutan ke dalam ekosistem perairan akan mempengaruhi komponen biota akuatik terutama pada struktur dan fungsinya dalam rantai makanan yang dapat diketahui dengan adanya perubahan komposisi, jumlah, dan kelimpahan taksanya. Penilaian kualitas lingkungan yang dewasa ini banyak dilakukan untuk melengkapi hasil pendugaan parameter fisika dan kimia adalah dengan memasukkan parameter biologi. Menurut Soewignyo et al. 1986, penentuan kualitas perairan secara biologi dapat dianalisis secara kuantitatif yaitu dengan melihat jumlah kelimpahan jenis organisme yang hidup di lingkungan perairan tersebut dan dihubungkan dengan keanekaragaman tiap jenisnya dan cara penentuan yang lain adalah dengan analisis secara kualitatif dengan melihat jenis- jenis organisme yang mampu beradaptasi pada kondisi lingkungan tertentu. Penggunaan perifiton sebagai indikator penilaian kualitas perairan telah banyak dilakukan penelitian oleh banyak peneliti maupun ahli. Hasil penelusuran dari beberapa literatur, abstrak, dan web ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh Scott 2010 dengan fokus utama berkaitan dengan ekologi perifiton ditemukan kurang lebih 150 paper yang terbagi menjadi 7 topik bahasan utama yaitu: 1. Pengaruh perubahan fisik, 2. Pengaruhnya terhadap pemaparan dan respon, 3. Faktor lingkungan yang membatasi, 4. Hubungan persaingan, 5. Pengaruh akibat pemangsaan, 6. Perifiton sebagai indikator lingkungan, 7. Kedudukan perifiton dalam siklus rantai makanan pada lingkungan kolam. Secara garis besar beberapa hasil publikasi yang berkaitan dengan keberadaan perifiton dapat dilihat pada Gambar 3. 1900 1905 1910 1915 1920 1925 1930 1935 1940 1945 1950 1955 1960 1965 1970 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2008 Kolonisasi dan periodisitas algae sungai Brown 1908 Suksesi perifiton Eddy 1925 Respon algae terhadap bertambahnya unsur hara di sungai Huntsman 1948 Lingkungan penentu penyebaran diatom Patrick 1948 Aliran metabolisme Odum 1958 Pengaruh aliran pada respirasi perifiton McIntire 1966 Pengaruh cahaya dan aliran pada komposisi perifiton McIntire 1968 Keterbatasan CO 2 dalam proses fotosintesis bryophytes di perairan Blackman Smith 1910 Fiksasi N oleh cyanobacteria Allison Morris 1930 Karakteristik perifiton sungai di British Bucher 1940 Kondisi cahaya dibawah tutupan tanaman sempadan McConnell Singler 1959 Pengaruh aliran pada perpindahan massa Whitford Schumacher 1961 Metoda 32P untuk produktivitas perifiton Elwood Nelson 1972 Pengaruh aliran pada pertumbuhan perifiton Horner Welch 1981 Dinamika perifiton Pringle et al. 1988 Ekologi alga Stevenson et al. 1996 Meta analisis keterbatasan unsur hara Francoeur 2001 Pengaruh UVR pada perifiton Weidman et al. 2005 Batas lapisan perpindahan perifiton Hart Finell 1999 Hubungan klorofil dengan unsur hara Biggs 2000 Pengaruh UVR dan DOC pada perifiton Frost et al. 2007 Meta analisis dengan kontrol atas- bawah dibandingkan bawah-atas Hillebrand 2002 Gambar 3. Publikasi ekologi perifiton dari awal abad 20 th hingga tahun 2008 Scott 2010. Penggunaan perifiton untuk menilai kualitas air sungai didasarkan pada 3 pendekatan yaitu : 1. Pendekatan yang paling lama tua yaitu berdasarkan konsep indikator spesies, seperti pemakaian jenis alga untuk menilai kualitas air. Pendekatan yang paling lama digunakan adalah sistem saprobik Hill et al. 2000, sistem ini masih digunakan secara luas untuk monitoring penilaian kualitas air dan air buangan meskipun hingga saat ini banyak mengalami perbaikan Lange-Bartelot 1979; Frederich et al. 1992. Sistem saprobik terbukti memiliki kelemahan dalam pemantauan kerusakan ekosistem sungai, karena tidak memberikan informasi keterkaitannya antara keberadaan beban unsur hara dengan rendahnya keragaman hayati yang terbentuk Patrick 1973; Guzkowska Gasse 1990. 2. Pendekatan yang didasarkan pada struktur komunitas dimana anggapan bahwa lingkungan yang masih alami pristine akan mendukung tingginya keanekaragaman hayati dibandingkan dengan lingkungan yang telah mengalami gangguan, jadi keberadaan struktur komunitas mencerminkan kesehatan dari suatu ekosistem. Indeks struktur komunitas keragaman, kelimpahan, kekayaan taksa dan keseragaman biasa digunakan dalam pemantauan pencemaran sungai dari point source Freidrich et al. 1992. 3. Pendekatan indeks biotik yang digunakan untuk menilai kualitas air dan ekosistem sungai secara terintegrasi Fausch et al. 1984; Karr et al. 1986; Kerans Karr 1994. Indeks biotik dikembangkan dengan memadukan dua konsep pendekatan antara indikator spesies dan struktur komunitas dalam penilaian kualitas air berdasarkan hubungan parameter fisika kimia kondisi saat ini dan yang sebelumnya. Dalam pendekatan ini memanfaatkan analisis multivariat untuk mengetahui hubungan antara data kondisi lingkungan dengan keberadaan organisme dikaitkan dengan pendekatan kondisi karakteristik ekologi danau maupun sungai Frits et al. 1993; Dixit Smol 1994; Pan et al. 1996, Reynoldson et al. 1997.

2.5. Indeks Integritas Biotik Perifiton Periphyton Index Biotik Integrity

Penilaian kualitas perairan dengan menggunakan indeks biotik saat ini banyak dikembangkan dan digunakan karena dalam informasi yang diberikan terhadap keberadaan kualitas perairan akan mendekati keadaan yang sebenarnya. Indeks biotik terintegrasi dapat didesain untuk pengukuran kekayaan spesies, struktur trofik, dan kelimpahan organisme. Keseluruhan indek yang dihasilkan dari total jumlah metrik yang ada merupakan respon dari sumber polutan baik khusus sampai umum ataupun gabungan dari gangguan tersebut Karr 1993. Perkembangan indeks multimetrik untuk ekosistem sungai yang terintegrasi biasanya diperlukan kondisi daerah acuan reference site. Konsep penilaian kualitas perairan dengan menggunakan Periphyton Index Biotic Integrity PIBI merupakan penilaian yang menggabungkan beberapa metrik yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan perairan, antara lain: 1. Metrik Kekayaan Taksa Relatif: Jumlah total dari semua spesies yang ada dalam komunitas. Kekayaan spesies diatom biasanya menurun dengan meningkatnya kontaminasi bahan organik Amblard et al. 1990; Witton et al. 1991, logam berat Pratt et al. 1987; Crossey La Point 1988; Scanferlato Cairns 1990; Sudhakar et al. 1991; Witton et al. 1991, dan pestisida Kosinski 1984. 2. Metrik Keanekaragaman Shannon ukuran kekayaan dan kesamaan taksa metrik ini biasa digunakan oleh para ahli biologi, karena relatif mudah diinterpretasikan dan dibandingkan. Bahls 1993 menyatakan bahwa indeks keanekaragaman shannon relatif sensitif terhadap perubahan kualitas air. 3. Pencemaran Toleransi Index PTI Indeks Pencemaran didasarkan pada rasio diatom terhadap toleransinya: 1 paling toleran, 2 kurang toleran dan 3 tidak toleran sensitif. Rasio tersebut kemudian dikalikan dengan jumlah kelompok masing-masing 1, 2, atau 3, dan jumlah untuk masing-masing memberikan nilai Indeks Pencemaran. Bahls 1993 menguraikan kriteria yang digunakan untuk menetapkan taksa diatom ke grup toleransi polusi dianalisis sebagai variabel ekologi. 4. Metrik Cyanobacteria Berbeda dengan dari diatom, pada peningkatan Cyanobacteria akan cenderung menunjukkan adanya peningkatan gangguan pada lingkungan, terutama sebagai hasil dari pengayaan hara dan organik maupun paparan zat-zat beracun Palmer 1969; Patrick 1977; Bott Rogenmuser 1978; Steinman et al. 1991; Leland 1995. 5. Indeks Pengendapan siltation index Indeks pengendapan adalah kelimpahan relatif dari spesies Navicula dan Nitzschia dalam populasi diatom yang menunjukkan substrat tidak stabil, sehingga berkaitan tingkat sedimentasi di dasar sungai Bahls 1993. Peningkatan kelimpahan Navicula dan Nitzschia di lingkungan menunjukkan adanya gangguan di lingkungan perairan tersebut. 6. Metrik Diatom Eutraphentic. Diatom Eutraphentic telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan menilai perairan yang telah dipengaruhi oleh unsur hara Palmer 1969; Lange-Berlatot 1979; Hall Smol 1992; Christie Smol 1993; Pan et al. 1996.. Dengan meningkatnya diatom eutraphentic, maka menunjukkan