V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di beberapa stasiun sepanjang DAS Ciliwung hulu stasiun Gunung Mas hingga bagian pertengahan stasiun Cibinong dapat
disimpulkan bahwa seiring dengan adanya perubahan habitat maupun kualitas air Sungai Ciliwung akibat masuknya bahan pencemar khususnya unsur hara N dan
P. Hasil pengamatan sebanyak 83 jenis yang terdiri dari Bacillariophyceae 44 jenis, Chlorophyceae 20 jenis, Cyanophyceae 14 jenis, Rhodophyceae 1
jenis, Xantophyceae 2 jenis dan Dinophyceae 2 jenis ditemukan selama penelitian. Perifiton yang ditemukan pada lokasi penelitian menunjukkan adanya
keterkaitan dengan kondisi perairan yang cocok sebagai habitatnya seperti Ceratium, Peridinium, Pediastrum, Gomphonema
dan Synedra ulna yang lebih menyukai perairan kaya nutrien, berarus lambat, dan dataran rendah, serta
konduktivitas sedang hingga tinggi Stasiun Cibinong. Hasil uji korelasi spearman terdapat korelasi positif antara komponen
Periphyton Index Biotic Integrity PIBI: kekayaan taksa, biomassa mgm
2
dan klorofil-a mgm
2
dengan kondisi nutrien N dan P yang ada di perairan. Komposisi perifiton yang diperoleh dari setiap lokasi penelitian tidak
menunjukkan perbedaan yang berarti, seperti penyebarannya cenderung merata, kecenderungan dominansinya kecil stasiun Kp. Pensiunan serta keseragaman
yang cenderung tinggi. Sedangkan Hasil analisis ordinasi CCA berdasarkan kelimpahan perifiton yang ditemukan serta kondisi lingkungan parameter fisika
kimia menunjukkan adanya pengelompokkan yang jelas antar stasiun penelitian. Penggunaan perifiton sebagai upaya pemantauan dan pengelolaan perairan
sungai biasa digunakan untuk mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi. Penggunaan penilaian berdasarkan indeks perifiton dan metrik lain kualitas air
dan kondisi habitat dapat memberikan informasi kondisi sebenarnya perairan Sungai Ciliwung.
5.2. Saran
Keberadaan Sungai Ciliwung dari hulu sampai hilir memiliki arti penting dalam mendukung segala bentuk aktivitas masyarakat di sekitar daerah aliran
sungai DAS-nya, seiring dengan meningkatnya aktivitas antropogenik maka meningkat pula beban pencemar yang diterima oleh badan air Sungai Ciliwung
sehingga kualitas perairannya tidak lagi sesuai dengan peruntukkannya. Kondisi tersebut akan berpengaruh langsung terhadap kehidupan biota akuatik khususnya
perifiton sebagai biota primer perairan mengalir. Diperlukan suatu aturan yang lebih ketat dalam pengelolaan kawasan DAS Ciliwung untuk meminimalkan
kerusakan yang terjadi. Penerapan aturan streams standart perlu dilakukan lebih tegas dengan pemberian sangsi bagi pembuat pencemaran, karena daya dukung
perairan dalam menerima beban masukan limbah memiliki keterbatasan. Kondisi kualitas perairan Sungai Ciliwung hulu yang terjaga kualitasnya akan membantu
proses pengelolaan sumberdaya air di bagian hilir.