sudah melalui wilayah dengan aktivitas domestik maupun industri. Nilai konduktivitas hasil pengukuran di Sungai Ciliwung masih dalam kisaran perairan
alami 20 – 1500 µScm; Boyd 1988 dan masih dapat mendukung kehidupan hidrobiota, karena konduktivitas akan berpengaruh terhadap tekanan fisiologis
biota air termasuk perifiton jika nilainya lebih dari 500 µhoscm Afrizal, 1992.
Gambar 7. Nilai konduktivitas air Sungai Ciliwung selama penelitian.
4.2.4. Turbiditas
Hasil pengukuran terhadap kekeruhan air Sungai Ciliwung seperti ditunjukkan pada Gambar 8 menunjukkan kecenderungan semakin meningkat
antara stasiun Gunung Mas hingga stasiun Cibinong.
Gambar 8. Nilai turbiditas air Sungai Ciliwung selama penelitian. Hasil pengukuran di lapangan stasiun Gunung Mas diperoleh nilai tubiditas
yang paling rendah yaitu berkisar antara 3,87 – 5,02 NTU dengan rata-rata 4,25 NTU yang berarti kondisi air masih jernih dan kondisi ini tidak banyak
berfluktuasi selama penelitian. Nilai turbiditas di stasiun Kp. Pensiunan mulai menunjukkan adanya kenaikan dengan nilai turbiditas berkisar antara 12,72 –
15,60 NTU dengan rata-rata 13,77 NTU. Hasil pengukuran nilai turbiditas stasiun Kp. Jogjogan semakin naik dengan kisaran 24,32 – 26,83 NTU dengan rata-rata
25,75 NTU, sedangkan stasiun Cibinong nilai turbiditas hasil pengukuran selama penelitian menunjukkan nilai yang paling tinggi diantara stasiun penelitian yang
lain dengan kisaran 28,6 – 34,72 NTU dengan rata-rata 32,28 NTU. Semakin meningkatnya nilai turbiditas hasil pengukuran di setiap stasiun penelitian
menunjukkan adanya peningkatan masukan bahan organik maupun anorganik baik terlarut maupun tersuspensi, baik yang berupa pasir halus dan lumpur
maupun yang berupa plankton dan organisme lainnya APHA 1995; Davis Cornwell 1991. Kondisi kekeruhan akan menghalangi penetrasi cahaya matahari
sehingga berpengaruh terhadap biota dalam perairan termasuk di dalamnya perifiton.
4.2.5. Total Padatan Terlarut
Hasil pengukuran parameter total padatan terlarut air Sungai Ciliwung selama penelitian pada masing-masing lokasi penelitian seperti ditunjukkan pada
Gambar 9. Gunung Mas memiliki nilai TDS yang paling rendah yaitu berkisar antara 18,3 – 21,2 mgl dengan rata-rata 19,4 mgl, sedangkan hasil pengukuran
tertinggi diperoleh pada stasiun Cibinong dengan kisaran nilai TDS antara 119 – 121 mgl dengan rata-rata 120,13 mgl. Stasiun Kp. Pensiunan dan Kp. Jogjogan
nilai TDSnya hampir sama dengan kisaran berturut-turut 92,4 – 93,8 mgl rata- rata 92,9 dan 95,5 – 97,3 mgl rata-ratanya 96,6 mgl.
Nilai TDS yang diperoleh dari hasil pengukuran air Sungai Ciliwung di lokasi penelitian menunjukkan adanya bahan-bahan organik yang berupa ion-ion
yang biasa ditemukan di perairan seperti sodium Na, kalsium Ca dan magnesium Mg Effendi 2003. Keberadaan bahan organik tersebut dalam
perairan akan mengakibatkan perairan menjadi keruh sehingga menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam perairan akibatnya proses fotosintesis
terganggu Wardoyo 1975.