Kecepatan Arus Parameter Fisika-Kimia Perairan

berfluktuasi selama penelitian. Nilai turbiditas di stasiun Kp. Pensiunan mulai menunjukkan adanya kenaikan dengan nilai turbiditas berkisar antara 12,72 – 15,60 NTU dengan rata-rata 13,77 NTU. Hasil pengukuran nilai turbiditas stasiun Kp. Jogjogan semakin naik dengan kisaran 24,32 – 26,83 NTU dengan rata-rata 25,75 NTU, sedangkan stasiun Cibinong nilai turbiditas hasil pengukuran selama penelitian menunjukkan nilai yang paling tinggi diantara stasiun penelitian yang lain dengan kisaran 28,6 – 34,72 NTU dengan rata-rata 32,28 NTU. Semakin meningkatnya nilai turbiditas hasil pengukuran di setiap stasiun penelitian menunjukkan adanya peningkatan masukan bahan organik maupun anorganik baik terlarut maupun tersuspensi, baik yang berupa pasir halus dan lumpur maupun yang berupa plankton dan organisme lainnya APHA 1995; Davis Cornwell 1991. Kondisi kekeruhan akan menghalangi penetrasi cahaya matahari sehingga berpengaruh terhadap biota dalam perairan termasuk di dalamnya perifiton.

4.2.5. Total Padatan Terlarut

Hasil pengukuran parameter total padatan terlarut air Sungai Ciliwung selama penelitian pada masing-masing lokasi penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 9. Gunung Mas memiliki nilai TDS yang paling rendah yaitu berkisar antara 18,3 – 21,2 mgl dengan rata-rata 19,4 mgl, sedangkan hasil pengukuran tertinggi diperoleh pada stasiun Cibinong dengan kisaran nilai TDS antara 119 – 121 mgl dengan rata-rata 120,13 mgl. Stasiun Kp. Pensiunan dan Kp. Jogjogan nilai TDSnya hampir sama dengan kisaran berturut-turut 92,4 – 93,8 mgl rata- rata 92,9 dan 95,5 – 97,3 mgl rata-ratanya 96,6 mgl. Nilai TDS yang diperoleh dari hasil pengukuran air Sungai Ciliwung di lokasi penelitian menunjukkan adanya bahan-bahan organik yang berupa ion-ion yang biasa ditemukan di perairan seperti sodium Na, kalsium Ca dan magnesium Mg Effendi 2003. Keberadaan bahan organik tersebut dalam perairan akan mengakibatkan perairan menjadi keruh sehingga menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam perairan akibatnya proses fotosintesis terganggu Wardoyo 1975. Gambar 9. Hasil pengukuran total padatan terlarut air Sungai Ciliwung selama penelitian.

4.2.6. Derajat Keasaman pH

Hasil pengukuran kondisi pH air Sungai Ciliwung pada masing-masing stasiun penelitian seperti ditunjukkan Gambar 9 memiliki kisaran yang relatif hampir sama yaitu 6,5 – 7 dengan rata-rata 6,78 St. Gunung Mas, 6 – 6,5 dengan rata-rata 6,25 St. Kp. Pensiunan dan kisaran 6 – 6,5 dengan rata-rata 6,28 St. Kp. Jogjogan, sedangkan stasiun Cibinong nilai pH hasil pengukuran diperoleh kisaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun yang lain yaitu 6 – 7,2 dengan rata-rata 7,02. Gambar 10. Hasil pengukuran kondisi pH air Sungai Ciliwung hulu selama penelitian. Kisaran pH seperti yang diperoleh dari hasil pengukuran dilapangan pada setiap stasiun penelitian termasuk dalam kisaran yang masih baik dalam