Metoda, Variabel dan Desain Penelitian

Dengan: E : Indeks keseragaman H’ : Indeks keanekaragaman H’ maks : Nilai keanekaragaman maksimum S : Jumlah genus Nilai indeks keseragaman E berkisar antara 0-1 Odum 1971. Semakin kecil nilai E, semakin kecil pula keseragaman populasinya. Artinya penyebaran individu tiap jenis tidak merata atau ada kecenderungan satu genus mendominasi. Sebaliknya, apabila nilai E mendekati 1 maka penyebaran individu tiap jenis cenderung merata atau memiliki tingkat keseragaman yang tinggi.

3.4.4. Indeks Dominansi

Nilai indeks dominansi Odum 1971 digunakan untuk mengetahui ada tidaknya jenis tertentu yang mendominasi suatu komunitas. Nilai indeks dominansi dihitung dengan rumus sebagai berikut: Dengan : C : Indeks Dominansi ni: Jumlah indeks ke-i N : Jumlah total individu Kisaran nilai indeks dominansi adalah antara 0-1. Nilai yang mendekati nol menunjukkan bahwa tidak ada genus dominan dalam komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi struktur komunitas dalam keadaan stabil. Sebaliknya, nilai yang mendekati 1 menunjukkan adanya dominansi jenis yang menunjukkan kondisi stuktur komunitas dalam keadaan labil dan terjadi tekanan ekologis.

3.4.5. Indeks Toleransi Pencemaran

Toleransi polusi indeks PTI untuk ganggang menyerupai indeks Hilsenhoff biotik untuk makroinvertebrata Hilsenhoff 1987. Lange-Bertalot 1979 membedakan tiga kategori diatom sesuai dengan toleransinya terhadap peningkatan pencemar, spesies diberi nilai 1 adalah yang paling toleran misalnya, Nitzschia palea atau Gomphonema parvulum dan 3 untuk spesies yang relatif sensitif. Indeks toleransi pencemaran dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Dengan: n = jumlah sel dihitung untuk spesies i ti = toleransi nilai spesies i N = total jumlah sel dihitung

3.4.6. Biomassa Perifiton

Pengukuran biomassa perifiton dilakukan dengan melakukan analisis klorofil-a maupun massa abu berat kering Ash-free dry massAFDM. Klorofil-a mengindikasikan jumlah total keberadaan organisme autotrofik, sedangkan AFDM merupakan jumlah total material organik dalam perairan sampel. Perhitungan biomassa dari klorofil-a adalah sebagai berikut: Dengan:  Absorban sebelum 665 dan Absorban sesudah 665 adalah absorban hasil pembacaan pada panjang gelombang 665 sebelum dan sesudah pengasaman.  28,66 adalah koefisien penyerapan klorofil-a menurut Sartory Grobbelaar 1984 Sedangkan biomassa dari perhitungan AFDM diperoleh dari rumus: Dengan: AFDM : Berat kering bebas abu mgm 2

3.4.7. Penilaian Metrik PIBI

Metrik-metrik yang digunakan dalam penilaian PIBI ditentukan berdasarkan kondisi lingkungan perairan Sungai Ciliwung sehingga diharapkan dapat hasil Klor-a= [absorban sebelum 665 – absorban sesudah 665 x 28,66 x Vol. sampel x Vol. ekstraksi] Vol. hasil penyaringan sub-sampel x luas subtrat AFDM= [{Berat cawan+filter+sampel kering–berat cawan+filter+sampel setelah diabukan}xVol. sampel] Vol. hasil penyaringan sub-sampel x luassubtrat