Interpretasi Korelasi Uji Signifikan Koefisien Determinan

D. Interpretasi Korelasi

Untuk mengetahui kategori besar kecilnya hubungan diantara variabel yang ada, maka penulis menggunakan standar penafsiran menurut Sugiyono 1994: 149, yakni sebagai berikut: Tabel 48. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Tinggi 0,80 – 1,000 Sangat Tinggi Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai r xy = 0,68 berada pada nilai penafsiran 0,60 – 0,799. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antara variabel X Gaya Kepemimpinan Fasilitator Kelurahan dengan Variabel Y Kinerja BKM dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad dikategorikan ”Hubungan Tinggi”.

E. Uji Signifikan

Uji signifikan yang digunakan untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Uji signifikan yang dilakukan terhadap hipotesis nihil yang mengatakan: ”Tidak ada korelasi antara variabel x dengan variabel y”. Ho ditolak apabila nilai t-hitung lebih besar dari harga t-tabel t-hitung t-tabel, dan diterima bila harga t-hitung lebih kecil dari harga t-tabel t-hitung t-tabel. Universitas Sumatera Utara Rumus yang digunakan adalah Sugiyono, 2005: 214: 2  n r t-hitung = 2 1 r  Maka diperoleh: 2 74 68 ,  t-hitung = 2 68 , 1  72 68 , = 46 , 1  49 , 8 . 68 , = 54 , 77 , 5 = 73 , = 7,9 Apabila nilai t-hitung dikonsultasikan dengan nilai t-tabel pada taraf signifikan 95 atau 5 , maka diperoleh t-hitung sebesar 7,9 dan t-tabel 2,000. Berarti t-hitung t- tabel, yaitu 7,9 2,000. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini yang menyatakan, ”Ada Pengaruh Antara Gaya Kepemimpinan Fasilitator Kelurahan Terhadap Kinerja BKM Dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Di Kelurahan Syahmad, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang” diterima. Universitas Sumatera Utara

F. Koefisien Determinan

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan rumus: D = r xy 2 x 100 Keterangan: D = Koefisien Determinan r xy = Koefisien korelasi product moment antara x dan y Maka diperoleh: D = r xy 2 x 100 = 0,68 2 x 100 = 0,4624 x 100 = 0,46 x 100 = 46 Dengan demikian, pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel X Gaya Kepemimpinan Fasilitator Kelurahan dengan variabel Y Kinerja BKM dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebesar 46 , sedangkan selebihnya sebesar 54 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar cakupan penelitian. Berdasarkan data-data yang diperoleh tersebut membuktikan bahwa Gaya kepemimpinan fasilitator kelurahan mempengaruhi kinerja BKM dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja BKM ini perlu adanya perhatian serius baik dari pihak Fasilitator Kelurahan maupun pihak KMW berkoordinasi dengan pihak pemerintah setempat untuk memperhatikan faktor gaya Universitas Sumatera Utara kepemimpinan ini agar kinerja yang baik dari BKM dapat dipertahankan terus-menerus bahkan hingga BKM tersebut telah dilepas oleh Tim Fasilitator Kelurahan. Universitas Sumatera Utara

BAB V PENUTUP