Gaya kepemimpinan yang menunjukkan secara langsung maupun tidak langsung tentang keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba
mempengaruhi kinerja bawahannya. Sehingga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan
mudah menyesuaikan dengan segala situasi Rivai, 2007: 64.
1.3. Model Gaya Kepemimpinan
Thoha 1995: 50, menguraikan berbagai model gaya kepemimpinan, antara lain: a Gaya kepemimpinan kontinum; b Gaya manajerial grid; c Tiga dimensi dari Reddin; d
empat sistem manajemen dari Likert.
a. Gaya Kepemimpinan Kontinum
Gaya ini sebenarnya termasuk klasik. Orang yang pertama kali mengenalkan ialah Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt. Ada dua bidang pengaruh yang ekstrem.
Pertama, bidang pengaruh pimpinan dan kedua, bidang pengaruh kebebasan bawahan. Pada bidang pertama pemimpin menggunakan otoritasnya dalam gaya kepemimpinannya,
sedangkan pada bidang kedua pemimpin menunjukkan gaya yang demokratis. Kedua bidang pengaruh ini dipengaruhi dalam hubungannya kalau pemimpin melakukan aktivitas
keputusan.
b. Gaya Managerial Grid
Salah satu usaha yang terkenal dalam rangka mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam manajemen ialah managerial grid. Usaha ini
dilakukan oleh Robert R. Blake dan Jane S. Mouton.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pendekatan manajerial grid ini, manajer berhubungan dengan dua hal, yakni produksi di satu pihak dan orang-orang di pihak lain. Sebagaimana dikehendaki oleh Blake
dan Mouton, manajerial grid di sini ditekankan bagaimana manajer memikirkan mengenai produksi dan hubungan kerja dengan manusianya.
c. Tiga Dimensi dari Reddin
Kalau dalam managerial grid, Blake dan Mouton berhasil mengidentifikasikan gaya-gaya kepemimpinan yang tidak secara langsung berhubungan dengan efektivitas,
maka William J. Reddin seorang dan konsultan dari Kanada menambahkan tiga dimensi tersebut dengan efektivitas dalam modelnya. Selain efektivitas Reddin juga melihat gaya
kepemimpinan itu selalu dipulangkan pada dua hal mendasar yakni hubungannya pemimpin dengan tugas dan hubungan kerja. Reddin membagi gaya kepemimpinannya menjadi gaya
yang efektif dan gaya yang tidak efektif. Gaya yang efektif antara lain: a eksekutif; b pencinta pengembangan developer; c Otokratis yang baik Benevolent autocrat; d
Birokrat. Sedangkan gaya yang tidak efektif antara lain: a Pencinta kompromi Compromiser; b Missionari; c Otokrat; d Lari dari tugas Deserter.
d. Empat Sistem Manajemen dari Likert