dalam Timpe 1999, motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk
peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana organisasi yang
mendorong para pegawai untuk lebih produktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan sistem imbalan, struktur, desain
pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya www.wikipedia.org.
2.2. Badan Keswadayaan Masyarakat BKM
BKM adalah dewan pimpinan kolektif masyarakat warga penduduk kelurahan, dan sebagai lembaga BKM dapat bertindak sebagai representasi masyarakat warga penduduk
kelurahan www.pnpm-mandiri.com. Sebagai wadah masyarakat yang bersinergi, BKM berbentuk pimpinan kolektif,
dimana keputusan dilakukan secara kolektif melalui mekanisme rapat anggota BKM, dengan musyawarah mufakat menjadi norma utama dalam seluruh proses pengambilan
keputusan. Sedangkan sebagai lembaga kepercayaan Board of Trusty, anggota-anggota BKM terdiri dari orang-orang yang dipercaya warga, berdasarkan kriteria kemanusiaan
yang disepakati bersama dan dapat mewakili masyarakat dalam berbagai kepentingan, termasuk kerjasama dengan pihak luar.
2.2.1. Proses membangun lembaga masyarakat berbasis nilai BKM
Tahapan proses yang harus dilakukan masyarakat untuk memutuskan memampukan dan merevitalisasi lembaga yang ada atau membentuk lembaga baru sebagai BKM adalah,
sebagai berikut www.pnpm-p2kp.org:
Universitas Sumatera Utara
a. Focus Group Discussion refleksi kelembagaan masyarakat berbasis nilai
Hal penting pertama kali yang perlu dilakukan ialah proses penyadaran kritis mengenai substansi tatanan masyarakat madani, yang salah satu indikatornya tercermin
pada keberadaan lembaga masyarakat yang benar-benar aspiratif, mengakar, diakui kemanfaatannya, representatif, dan berbasis pada keikhlasan kerelawanan, keadilan, dan
kejujuran. Focus Group Discussion refleksi kelembagaan masyarakat berbasis nilai dilakukan
di seluruh tatanan masyarakat, baik masyarakat pada umumnya maupun masyarakat miskin pada khususnya. Proses Focus Group Discussion refleksi lembaga masyarakat berbasis
nilai digerakkan dan difasilitasi oleh relawan-relawan, dengan pendampingan dari fasilitator dan perangkat kelurahan setempat.
b. Identifikasi profil lembaga-lembaga yang ada
Selanjutnya, relawan-relawan dibantu perangkat kelurahan setempat melakukan identifikasi profil dari berbagai lembaga masyarakat yang ada di kelurahannya. Identifikasi
menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan landasan keberadaan, mekanisme pembentukan, visi dan misi, tujuan, organisasi, kepengurusan, mekanisme pemilihan anggotapengurus,
jenis kegiatan yang dilakukan, dan lain-lain. Hasil-hasil identifikasi profil lembaga-lembaga tersebut menjadi bahan pembahasan
pada proses rembug warga untuk mengevaluasi dan mereflekasi kebutuhan lembaga masyarakat.
c. Rembug-rembug warga untuk merefleksi dan mengevaluasi lembaga-lembaga yang ada
Atas dasar kesadaran kritis masyarakat terhadap pemahaman substansi lembaga masyarakat berbasis nilai serta hasil identifikasi berbagai profil lembaga-lembaga
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang ada, relawan-relawan dibantu perangkat kelurahan setempat selanjutnya memfasilitasi rembug-rembug warga evaluasi lembaga yang ada, mulai dari tingkat RTRW
atau dusun hingga kelurahan. Agenda rembug-rembug warga terfokus pada menggali aspirasi dan apresiasi
masyarakat terhadap kinerja dan kredibilitas berbagai lembaga-lembaga masyarakat yang ada di wilayah setempat. Refleksi dan evaluasi dititikberatkan pada tingkat pengakaran di
masyarakat, tingkat kemanfaatannya bagi masyarakat, tingkat aspiratifnya, tingkat representatif, dan tingkat kepercayaan masyarakat.
Aspirasi dan apresiasi warga harus benar-benar berasal dari pendapat dan aspirasi masyarakat, tanpa rekayasa dari siapapun.
d. Rembug warga tingkat kelurahan untuk memutuskan merevitalisasi lembaga yang ada
atau membentuk lembaga baru. Hasil refleksi dan evaluasi terhadap profil lembaga-lembaga masyarakat di atas
menjadi masukan utama dalam rembug warga tingkat kelurahan yang akan memutuskan apakah akan merevitalisasi, menstrukturisasi, dan memampukan lembaga yang ada ataukah
membentuk lembaga masyarakat yang baru sebagai BKM. Rembug warga dihadiri oleh representasi seluruh warga kelurahan, perangkat
kelurahan, kelompok peduli setempat, dan relawan-relawan.
2.2.2. Anggota BKM
Untuk memimpin masyarakat, dipilih pimpinan kolektif yang terdiri dari pribadi- pribadi yang dipercaya warga berdasarkan kriteria kemanusiaan yang disepakati bersama
dan dapat mewakili warga dalam berbagai kepentingan. Anggota pimpinan kolektif masyarakat ini yang kemudian disebut anggota BKM.
Universitas Sumatera Utara
Anggota-anggota BKM tidak digaji atau menerima imbalan secara rutin dengan menjadi anggota BKM, maka diberi kesempatan dan kepercayaan dari masyarakat untuk
memberi, kontribusi peduli, berkorban, dan ikhlas berbuat nyata bagi warga miskin yang ada di wilayahnya. Adanya kesempatan kepercayaan itulah yang bagi mereka merupakan
imbalan yang tak ternilai harganya, apalagi dibandingkan materi atau status karena mereka dapat berbuat baik terhadap sesama, khususnya kaum miskin dan tertinggalmarginal
www.p2kp.org. Anggota BKM haruslah relawan dan tidak boleh dibayar. Hal ini tentunya memiliki
alasan. Adapun alasan dari hal tersebut, antara lain www.pnpm-mandiri.com. 1.
Relawan adalah manifestasi dari nilai ikhlas tanpa pamrih yang merupakan salah satu kriteria dasar calon anggota BKM.
2. Anggota BKM bukan orang bayaran terikat kepada yang membayar melainkan
orang-orang merdeka yang secara sadar memberikan sebagian waktunya untuk orang lain.
3. Sebagai disinsentif bagi orang-orang yang bermaksud kurang baik.
4. BKM adalah wahana pengabdian bagi orang-orang baik dan murni ikhlas yang
akan mengaktualisasikan dirinya sebagai manusia sejati. 5.
Bila anggota BKM bukan relawan maka yang justru terjadi adalah: a.
Masuknya orang-orang pencari kerja atau orang-orang yang memiliki pamrih. b.
BKM bukan lagi wahana pengabdian. c.
Anggota BKM juga bukan lagi orang yang merdeka yang mau menolong sesama melainkan orang bayaran yang setia kepada yang membayar.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, tidak ada satu pun anggota BKM yang memiliki hak istimewa privilege dan semua hasil keputusan BKM ditetapkan secara kolektif melalui mekanisme rapat
anggota BKM. Anggota-anggota BKM dipilih oleh seluruh utusan-utusan warga setempat dengan
kriteria kualitas sifat kemanusiaan atau track record perbuatan baik dan mekanisme pemilihan tanpa kampanye, tanpa pencalonan, serta secara tertulis tertulis dan rahasia.
Masa pengabdian anggota BKM adalah 2 tahun dengan kemungkinan dapat dievaluasi pada setiap tahunnya berdasarkan indikator perbuatan baik serta kualitas sifat-
sifat kemanusiaan.
2.2.3. Struktur BKM
Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan penanggulangan kemiskinan yang disepakati seluruh masyarakat setempat, baik dengan sumber dana PNPM Mandiri
Perkotaan maupun sumber dana lainnya channeling, BKM membentuk unit-unit pengelola sesuai kebutuhan, yang setidaknya terdiri dari Unit Pengelola Keuangan UPK,
Unit Pengelola Lingkungan UPL, dan Unit Pengelola Sosial UPS. Unit Pengelola Keuangan UPK akan bertanggung jawab terhadap pengelolaan
pinjaman bergulir, akses channeling ekonomi, dan akses kegiatan yang berkaitan dengan pemupukan dana atau akses modal masyarakat. Unit Pengelola Lingkungan UPL
bertanggung jawab dalam hal penanganan Rencana Perbaikan Kampung, Penataan dan Pemeliharaan Prasarana Lingkungan Perumahan dan Permukiman, Good Governance di
bidang pemukiman, dan lain-lain. Sedangkan Unit Pengelola Sosial UPS didorong untuk mengelola relawan-relawan dan hal-hal yang berkaitan dengan dengan kerelawanan,
mengelola pusat informasi dan pengaduan masyarakat termasuk media warga untuk sarana
Universitas Sumatera Utara
control social penangana kegiatan sosial, dan lain-lain sesuai kesepakatan warga masyarakat setempat.
Oleh karena itu, unit-unit pelaksana tersebut berkewajiban memberi informasi dan laporan perkembangan dari masing-masing kegiatan yang menjadi tugas pokoknya,
mengusulkan draft konsep pengembangan, serta memberi pertanggungjawaban berkala maupun akhir kepada BKM. Termasuk juga memberikan saran-saran dan masukan-
masukan secara profesional kepada BKM atas dasar pertimbangan BKM dalam mengambil kebijakan maupun keputusan yang diperlukan.
Anggota-anggota BKM tidak diperkenankan merangkap menjadi pengelola dari unit-unit tersebut. Unit-unit pelaksana akan dipimpin seorang manager atau istilah lain dan
beberapa staf sesuai kebutuhan yang dipilih melalui rapat anggota BKM berdasarkan kriteria kemampuan di bidangnya masing-masing. BKM mengawasi pelaksanaan kegiatan
yang dilaksanakan oleh unit-unit pelaksana sesuai bidang kegiatannya yakni UPL, UPS, dan UPK.
2.2.4. Peran Utama BKM
Adapun peran utama BKM adalah sebagai berikut www.pnpm-mandiri.com: a.
Mengorganisasikan warga secara partisipatif untuk merumuskan rencana jangka menengah 3 tahun penanggulangan kemiskinan PJM Pronangkis dan diajukan ke
PJOK Penanggung Jawab Operasional Kegiatan untuk mencairkan dana BLM; b.
Sebagai dewan pengambilan keputusan untuk hal-hal yang menyangkut pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan pada khususnya dan penanggulangan kemiskinan pada
umumnya;
Universitas Sumatera Utara
c. Mempromosikan dan menegakkan nilai-nilai luhur jujur, adil, transparan,
demokratis, dan sebagainya dalam setiap keputusan yang diambil dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan;
d. Menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin agar mampu
meningkatkan kesejahteraan mereka; e.
Mengembangkan jaringan BKM di tingkat kecamatan, kota kabupaten sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah dan wahana untuk menyuarakan aspirasi masyarakat
warga yang diwakilinya; f.
Menetapkan kebijakan dan mengawasi proses pemanfaatan dana bantuan langsung masyarakat BLM, yang sehari-hari dikelola oleh UPK Unit Pelaksana Kegiatan.
2.3. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan