c. Mempromosikan dan menegakkan nilai-nilai luhur jujur, adil, transparan,
demokratis, dan sebagainya dalam setiap keputusan yang diambil dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan;
d. Menumbuhkan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin agar mampu
meningkatkan kesejahteraan mereka; e.
Mengembangkan jaringan BKM di tingkat kecamatan, kota kabupaten sebagai mitra kerja Pemerintah Daerah dan wahana untuk menyuarakan aspirasi masyarakat
warga yang diwakilinya; f.
Menetapkan kebijakan dan mengawasi proses pemanfaatan dana bantuan langsung masyarakat BLM, yang sehari-hari dikelola oleh UPK Unit Pelaksana Kegiatan.
2.3. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan
2.3.1.Pelaksanaan Program
Menurut James P. Lester dan Joseph Stewart dalam Winarno, Budi, 2002: 101 implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan alat
administrasi hukum dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih dampak atau tujuan yang
diinginkan. Sementara itu, Van Meter dan Van Horn dalam Winarno, 2002: 102 membatasi
implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu atau kelompok-kelompok pemerintah maupun swasta yang diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jones 1991: 294, pelaksanaan atau implementasi adalah suatu proses interaktif antara suatu perangkat tujuan dan tindakan. Dengan kata lain, pelaksanaan
merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk mengoperasikan sebuah program. Ada tiga pilar kegiatan tersebut, yaitu:
1. Organisasi: pembentukan atau penataan kembali sumber daya, unit, serta metode-
metode untuk menjadikan program berjalan. 2.
Interpretasi: menafsirkan agar program menjadi rencana dan pengarahan yang tepat yang dapat diterima.
3. Penerapan ketentuan rutin pelayanan, pembayaran, atau lainnya yang disesuaikan
dengan tujuan atau pelengkapan program. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang
harus ada untuk tercapainya kegiatan impelementasi. Dengan program segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah
untuk dioperasionalkan. Lebih lanjut Truman, memberikan pengertian program adalah cara yang disyahkan untuk mencapai tujuan Jones, 1994: 296. Berhasil atau tidaknya suatu
program diimplementasikan tergantung dari unsur pelaksanaannya. Pelaksanaan penting artinya karena pelaksana baik itu organisasi maupun perorangan, bertanggung jawab dalam
pengelolaan maupun pengawasan dalam proses implementasi. Unsur kedua yang harus dipenuhi dalam proses implementasi yaitu adanya
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program, sehingga masyarakat tersebut mendapat manfaat program yang dijalankan serta terjadinya perubahan dan peningkatan
pada kehidupannya. Tanpa memberikan manfaat pada masyarakat maka dapat dikatakan program gagal dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Meter dan Horn Subarsono, 2005: 99 ada enam variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi, yakni:
a Standar dan sasaran kebijakan
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan. Apabila standar dan kebijakan kabur, maka akan terjadi multi interpretasi dan mudah
menimbulkan konflik diantara para agen implementasi. b
Sumber daya Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya manusia
maupun sumber daya non manusia. c Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas
Dalam implementasi program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk itu diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu
program. d
Karakteristik agen pelaksana Agen pelaksana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola hubungan
yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi implementasi suatu program. Dengan demikian menurut Van Meter dan Van Horn Budi Winarno, 2002:
121, sifat jaringan kerja komunikasi, tingkat pengawasan hierarkis dan gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi identifikasi individu terhadap tujuan-tujuan dan
sasaran-sasaran organisasi. Apakah pengaruh yang ditimbulkannya mempermudah atau menghalangi implementasi yang efektif tergantung pada orientasi dari badan pelaksana.
Universitas Sumatera Utara
e Kondisi sosial, ekonomi, dan politik
Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan; sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan
dapat memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak; bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan;
dan apakah elit politik mendukung implementasi kebijakan. f
Disposisi implementor Disposisi implementor ini mencakup tiga hal, yakni: a respon implementor terhadap
kebijakan yang akan dipengaruhi kemauannya untuk melaksanakan kebijakan; b kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan; dan c intensitas disposisi
implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor Subarsono, 2005: 100.
2.3.2. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan 2.3.2.1.
Pengertian PNPM Mandiri dan PNPM Mandiri Perkotaan
Di dalam buku pedoman umum PNPM Mandiri 2007 dikemukakan bahwa PNPM
Mandiri adalah www.pnpm-mandiri.com a.
Program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan, dan
pendanaan stimulan untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan meningkatkan kapasitas
masyarakat, baik secara individu maupun berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.
Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin
keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.
PNPM Mandiri Perkotaan merupakan program pemerintah yang secara substansi
berupaya dalam penanggulangan kemiskinan melalui konsep memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli
setempat, sehingga dapat terbangun gerakan kemandirian penanggulangan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan, yang bertumpu pada nilai-nilai luhur dan prinsip-prinsip
universal. [Dikutip dari : Buku Pedoman Umum P2KP-3, Edisi Oktober 2005]
2.3.2.2. Tujuan dan Sasaran PNPM Mandiri Perkotaan
Tujuan dari PNPM Mandiri Perkotaan antara lain http:www.p2kp.org: a.
Terbangunnya lembaga masyarakat berbasis nilai-nilai universal kemanusiaan, prinsip- prinsip kemasyarakatan dan berorientasi pembangunan berkelanjutan, yang aspiratif,
representatif, mengakar, mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin, mampu memperkuat aspirasisuara masyarakat miskin dalam proses pengambilan
keputusan lokal, dan mampu menjadi wadah sinergi masyarakat dalam penyelesaian permasalahan yang ada di wilayahnya;
b. Meningkatnya akses bagi masyarakat miskin perkotaan ke pelayanan sosial, prasarana
dan sarana serta pendanaan modal, termasuk membangun kerjasama dan kemitraan
Universitas Sumatera Utara
sinergi ke berbagai pihak terkait, dengan menciptakan kepercayaan pihak-pihak terkait tersebut terhadap lembaga masyarakat BKM;
c. Mengedepankan peran Pemerintah kota kabupaten agar mereka makin mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat miskin, baik melalui pengokohan Komite Penanggulangan Kemiskinan KPK di wilayahnya, maupun kemitraan dengan
masyarakat serta kelompok peduli setempat. Selanjutnya, kelompok sasaran P2KP pada dasarnya mencakup empat sasaran
utama, yakni masyarakat, pemerintah daerah, kelompok peduli setempat dan para pihak terkait stakeholders.
Sedangkan sasaran Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai berikut http:www.p2kp.org:
a. Terbangunnya Lembaga Keswadayaan Masyarakat LKM yang dipercaya, aspiratif, representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi
serta kemandirian masyarakat; b. Tersedianya Perencanaan Jangka Menengah PJM Pronangkis sebagai wadah untuk
mewujudkan sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka pengembangan
lingkungan permukiman yang sehat, serasi, berjati diri, dan berkelanjutan; c. Terbangunnya forum LKM tingkat kecamatan dan kotakabupaten untuk mengawal
terwujudnya harmonisasi berbagai program daerah; d. Terwujudnya kontribusi pendanaan dari pemerintah kotakabupaten dalam PNPM
Mandiri Perkotaan sesuai dengan kapasitas fiskal daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2.3.Visi dan Misi PNPM Mandiri Perkotaan http:www.p2kp.org
Visi dari PNPM Mandiri Perkotaan yaitu terwujudnya masyarakat madani, yang maju, mandiri, dan sejahtera dalam lingkungan permukiman sehat, produktif dan lestari.
Sedangkan misi dari PNPM Mandiri Perkotaan adalah membangun masyarakat mandiri yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun
kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang tertata, sehat, produktif dan
berkelanjutan.
2.3.2.4. Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip yang Melandasi PNPM Mandiri Perkotaan
Nilai-nilai yang melandasai PNPM Mandiri Perkotaan antara lain: Nilai-nilai luhur kemanusiaan, prinsip-prinsip kemasyarakatan yang bersifat universal, dan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan, yang melandasi pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan adalah sebagai berikut http:www.p2kp.org:
a. Nilai-Nilai Universal Kemanusiaan Gerakan Moral