C. Hasil Wawancara
Selain menggunakan kuesioner, penulis juga menggunakan metode wawancara. Penulis melakukan wawancara kepada para informan yaitu 1 orang Penanggung Jawab
Operasional Kegiatan PJOK, 1 orang Anggota Tim Fasilitator Kelurahan Faskel, dan 1 orang koordinator BKM. Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan mereka.
1. Hasil Wawancara dengan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan PJOK
Tanggal: 11 Mei 2009, Pukul: 12.05 WIB 1. Tanya:
Apakah Ibu setuju terhadap keberadaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad?
Jawab: Setuju sih setuju, liat latar belakangnya itu sih pada dasarnya kita setuju, karena
walaupun ya..., itu kan wilayahnya kecil, jumlah masyarakatnya terbatas dan jumlah masyarakat miskinnya pun terbatas, sebenarnya lebih penting daerah-daerah yang lain, tapi
nggak mungkin kita kesampingkan orang-orang miskin yang ada disitu. Jadi, pada dasarnya setuju walaupun sebenarnya kita nggak setuju karena data dari pusat angka kemiskinan
disitu 0 . Jadi kemarin waktu pertemuan saya pertanyakan, kenapa kok penduduk miskinnya 0 kok dapat PNPM Mandiri. Ternyata skala mereka itu terlalu besar dalam
menentukan angka kemiskinan. 2. Tanya:
Apa peran Ibu dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad?
Universitas Sumatera Utara
Jawab: Kita penanggung jawab operasional kegiatan. Jadi gini, kami mengawasi secara
administrasi. Kan itu dia ada konsultan dari swasta independen bukan pegawai negeri. Jadi, kami disitu hanya bertanggung jawab secara administrasi atau teknis bahwasanya
kegiatan itu memang ada. Sebatas itu aja, nggak ada yang lain. Begitu kegiatan itu ada, langsung kita awasi pelaksanaannya.
3. Tanya: Bagaimana cara Ibu melakukan pembinaan kepada BKM?
Jawab: Sebenarnya begini, mereka itu yang mengadakan musyawarah. Pada saat ada masalah,
mereka menangani sendiri, kalau sudah tidak sanggup baru konsultan masuk. Kemudian pada saat PJOK diminta untuk datng baru PJOK hadir karena memang kita tidak mungkin
ikut campur masalah internal mereka kalau tidak diminta. 4. Tanya:
Bagaimana cara Ibu melakukan pengawasan terhadap kerja yang dilakukan BKM? Jawab:
Masyarakat berfikir BKM ini sebenarnya yang ngambil uang, padahal nggak. KSM-lah sebenarnya yang menyalurkan dana kepada masyarakat. Jadi, pada saat BKM mengambil
uang PNPM Mandiri ke bank dikawal oleh masyarakat, pegawai kalau ada, BKM-nya tiga orang, dan pendampingnya. Jadi, uang ini tidak dibawa pulang ke rumah, uangnya langsung
dibawa ke aula dimana semua unsur sudah terkumpul, dan uangnya langsung dibagi di tempat itu juga. PJOK bukan bertanggung jawab masalah dananya tapi masalah
membinanya. Tapi sampai sejauh ini mulai dari tahun 2006 BKM tidak pernah kejadian
Universitas Sumatera Utara
membawa lari uangnya, karena memang tidak ada kesempatan untuk melakukan itu dan memang diciptakan agar kesempatan itu tidak ada untuk melarikan uang ini.
5. Tanya: Apakah Ibu pernah melakukan pembinaan kepada BKM?
Jawab: Misalnya uangnya sudah dibagi, lalu PJOK hadir dan melihat bahwa memang uang itu
dibagi. Kalau ditanya membina, ya saya belum pernah membina lah karena memang belum pernah ada penyimpangan yang terjadi di BKM. Terkecuali kalau mereka ada melakukan
sesuatu, baru saya turun. 6. Tanya:
Apakah Ibu pernah melakukan musyawarah dengan BKM Kelurahan Syahmad? Jawab:
Musyawarah yang dilaksanakan nggak tentu waktunya. Tergantung mereka. BKM melakukan musyawarah mufakat untuk menyelesaikan masalah intern mereka, jadi kan kita
nggak mungkin ikut campur. Tapi kalau kita diundang dan diminta untuk hadir, kita pasti hadir dan memberikan bimbingan agar BKM-BKM itu terarah, artinya gini, jangan sampai
kegiatan itu sia-sia. Misalnya ada uang 10 juta, diarahkan agar pemanfaatan dana itu efektif berdasarkan kebutuhan masyarakat. Kita nggak berhak mempengaruhi masyarakat.
7. Tanya: Bagaimana cara Ibu mempengaruhi BKM Kelurahan Syahmad untuk mewujudkan visi
PNPM Mandiri Perkotaan?
Universitas Sumatera Utara
Jawab: Sebenarnya kita nggak punya andil untuk mempengaruhi BKM, karena yang
mempengaruhi mereka adalah Fasilitator Kelurahan Faskel. Tapi, kalau misalnya kita dipanggil oleh mereka untuk membantu membinamenasehati mereka, ya kita turun.
8. Tanya: Menurut Ibu, bagaimana tingkat keikhlasan BKM Kelurahan Syahmad dalam
menjalankan perannya? Jawab:
Oh..., bagus banget apalagi ibu-ibunya itu, antusias banget. Mereka memang benar- benar ikhlas-lah, sampai sejauh ini belum ada keluhan mengenai mereka.
9. Tanya: Apakah Ibu pernah memberikan arahan dan nasehat kepada anggota BKM Kelurahan
Syahmad? Bagaimana bentuk nasehatnya? Jawab:
Setiap mereka ada kegiatan dan kita tahu mereka ada kegiatan kemudian kalau kita diundang, kita datang. Misal, kayak program ternak bebek, kita tanya dasarnya apa kenapa
kok bikin program itu. Jadi, kita harus tetap tau dasarnya apa untuk membuat program, kita tanya masyarakat apa alasannya kok bikin program itu, jadi kita tau program itu memang
merupakan keinginan dari masyarakat dan bukan keinginan BKM atau KSM-nya. Yang nerima duit KSM-nya dan KSM yang belanja.
Universitas Sumatera Utara
2. Hasil Wawancara dengan Anggota Tim Fasilitator Kelurahan
Tanggal: 25 Mei 2009, Pukul: 15.35 WIB 1. Tanya:
Bagaimana menurut Anda tentang visi PNPM Mandiri Perkotaan? Jawab:
Visi PNPM Mandiri Perkotaan cukup bagus karena masyarakat diberdayakan dari yang tidak berdaya menjadi berdaya, dari yang berdaya menjadi mandiri, dan dari mandiri
menjadi madani. 2. Tanya:
Apa peran Tim Fasilitator Kelurahan dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad?
Jawab: Namanya juga Faskel, Fasilitator Kelurahan. Jadi kami memfasilitasi pelaksanaan
PNPM Mandiri Perkotaan. Faskel mendampingi masyarakat Kelurahan Syahmad untuk menjalankan visi ini agar program ini berjalan dengan baik. Mendampingi maksudnya
mengarahkan, mengajak masyarakat untuk menjalankan dan mewujudkan visi dari program pemerintah ini.
3. Tanya: Bagaimana cara Tim Faskel melakukan pembinaan kepada BKM?
Jawab: Awalnya kami melakukan pelatihan dasar relawan, melakukan social mapping untuk
melihat perkumpulan-perkumpulan masyarakat ada dimana, misalnya perwiritan.
Universitas Sumatera Utara
4. Tanya: Berapa kali Tim Faskel melakukan musyawarah dengan BKM? Bagaimana suasana
musyawarah berlangsung? Jawab:
Kalau ditanya berkali-kalinya mungkin sudah terlalu sering bahkan tidak terhitung terlebih pada saat belum terbentuknya BKM. Kalau ditanya masalah suasananya mungkin
cukup terarah karena program ini masih baru di masyarakat. 5. Tanya:
Dalam kepengurusan BKM, apakah pernah terjadi konflik? Jika ya, apa yang Tim Faskel lakukan terhadap hal tersebut?
Jawab: Kalau konflik mungkin ada, itu hal biasa karena masyarakat dihadapkan pada suatu hal
yang baru misalnya mengenai tujuan atau visi PNPM Mandiri kemudian kita menjelaskan mengenai hal tersebut untuk menghindari salah paham. Kemudian cara menengahi konflik
kita lah yang memfasilitasikan, mengajak BKM untuk menyelesaikan konfliknya dengan siapapun itu, mengadakan musyawarah dan menyelesaikan masalah itu serta mencari
solusinya bersama-sama. 6. Tanya:
Menurut Anda, apakah BKM Kelurahan Syahmad ikhlas dalam menjalankan perannya? Jawab:
Menurut saya ikhlas. Tapi, ya itu dia ikhlas tidaknya mungkin kembali ke personilnya. Selama pandangan saya cukup ikhlas.
Universitas Sumatera Utara
7. Tanya: Bagaimana peran pengawasan Faskel dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan
oleh BKM? Jawab:
Kalau untuk pengawasan, kita cukup ketat lah mengawasinya. Karena kalau pun terjadi penyelewengan disini dengan disengaja atau tanpa disengaja, maka yang kena imbasnya
Faskel itu sendiri, makanya kita cukup hati-hati mengarahkan BKM untuk menggunakan dana tersebut.
8. Tanya: Menurut Anda, apakah BKM Kelurahan Syahmad mampu mencapai tujuan PNPM
Mandiri Perkotaan? Jawab:
Untuk Kelurahan Syahmad mudah-mudahan tercapai. Karena gini, dari awal pun sejak program ini masuk ke Kelurahan Syahmad ini mereka cukup antusias sampai segala
kegiatan yang dilakukan terselenggara dengan baik. 9. Tanya:
Apakah Tim Faskel pernah memberikan arahan kepada anggota BKM? Jika ya, bagaimana bentuknya?
Jawab: Kalau arahan selalu karena kita kan disini fasilitator, pasti lah namanya fasilitator selalu
memfasilitasikan. Bentuknya misalnya gini, penggunaan dananya itu kemana aja dan untuk apa, benar nggak pemberian dana tersebut disalurkan kepada masyarakat miskin atau yang
Universitas Sumatera Utara
dituju, begitu juga masalah pendataan apakah data betul-betul akurat yaitu memang diambil dari masyarakat miskin yang dituju.
10. Tanya: Bagaimana cara Tim Faskel mensosialisasikan visi dan misi PNPM Mandiri Perkotaan
kepada BKM? Jawab:
Untuk visi misinya, sejak awal sosialisasi visi dan misi sudah kita sampaikan kepada masyarakat, dari masyarakat ke relawan, dari relawan ke BKM. Jadi, kita
mensosialisasikannya dan menjelaskan bagaimana visi misinya, dan kelanjutannya bagaimana. Kemudian mereka yang menjalankan visi dan misi tersebut apakah sesuai real-
nya atau tidak. 11. Tanya:
Bagaimana cara Tim Faskel mempengaruhi BKM untuk mewujudkan visi PNPM Mandiri Perkotaan dengan sungguh-sungguh?
Jawab: Ya...itu tadi, mengajak BKM untuk betul-betul melihat kebutuhan masyarakat miskin
Kelurahan Syahmad ini, jadi kalau kita melihat langsung bagaimana keadaan masyarakat miskin, visi dan misi ini akan berjalan dengan baik karena tujuannya memang masyarakat
jadi berdaya, berdaya jadi mandiri, dan mandiri jadi madani. Kemudian sejak pertama sosialisasi yang kita tekankan adalah kerelawanan. Jadi, yang namanya relawan tentu harus
ikhlas, jujur, dan adil.
Universitas Sumatera Utara
12. Tanya: Apakah BKM pernah memberikan keluhan dan sarannya kepada Tim Faskel?
Bagaimana tanggapan Tim Faskel dengan hal tersebut? Jawab:
Keluhan sampai saat ini mungkin masalah dana. Untuk Kelurahan Syahmad dana hanya 200 juta, kemudian mereka menanyakan kenapa nggak 500 juta. Sarannya kalau bisa BLM-
nya nggak cuma 3, kalau bisa 10. Keinginan Faskel dengan masyarakat sama, kalau bisa lebih banyak dan Faskel setuju aja karena Faskel masyarakat juga. Faskel yang
memfasilitasikan, masyarakat yang menjalankan. Atau, mereka bisa langsung ke Konsultan Manajemen Wilayah KMW untuk mendiskusikan keluhan dan sarannya.
3. Hasil Wawancara dengan Koordinator BKM
Tanggal: 16 Mei 2009, Pukul: 21.00 WIB 1.
Tanya: Bagaimana proses pembentukan BKM di Kelurahan Syahmad ini?
Jawab: Cara pembentukan BKM dipilih dari masyarakat. Pertama sosialisasi dulu pada
masyarakat bagaimana PNPM Mandiri itu. Jadi, BKM ini masyarakat yang milih. BKM asli murni dipilih dari masyarakat dan tanpa adanya kampanye seperti pemilihan kepala
desa. Masyarakat masing-masing menulis dalam secarik kertas nama pilihan mereka. Kemudian dari nama-nama itu diambil 20 besar, setelah 20 besar terpilih baru mereka yang
terplih ini disuruh milih lagi jadi 13 besar berdasarkan suara terbanyak. Anggota BKM jumlahnya harus ganjil, bisa 7, bisa 9, bisa 13 agar mudah dalam menentukan keputusan
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan musyawarah. Yang 7 orang lagi yang tidak terpilih dari 20 besar tadi jadi cadangan kalau-kalau ada anggota BKM terpilih yang mengundurkan diri.
2. Tanya:
Menurut ibu, bagaimana peran pendampingan oleh Fasilitator Kelurahan? Apakah pernah melakukan bimbingan kepada BKM?
Jawab: Oh, selalu... harus selalu mendampingi. Kami kan masih tahap awal jadi belum terlalu
paham segala sesuatunya, jadi ya faskel harus mendampingi terus. Misalnya, kami kurang ngerti tentang pembutan proposal, kami tanya sama mereka, atau ada kendala dalam
penyampaian kepada masyarakat, kami tanya mereka. Kami didampingi terus selama 1-2 tahun sampai kami bisa mandiri, kalau kami sudah mandiri baru dilepas.
3. Tanya:
Menurut Ibu, apakah pelatihan yang diberikan kepada BKM sudah memadai? Jawab:
Setiap pertemuan kami harus mengucapkan kata sambutan, ada yang jadi protokol, dan kami harus mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana PNPM Mandiri itu. Jadi, saya
dilatih cara berkomunikasi di depan umum bagaimana, cara berhubungan dengan masyarakat bagaimana. Semua anggota BKM semenjak dididik dan dilatih oleh Tim
Fasilitator Kelurahan Faskel kepercayaan dirinya meningkat dan tidak canggung lagi berbicara di muka umum.
4. Tanya:
Program apa saja yang dilakukan untuk pemberdayaan lingkungan, sosial, dan ekonomi?
Universitas Sumatera Utara
Jawab: Yang sudah terlaksana untuk program lingkungan di BLM I itu ada MCK Mandi Cuci
Kakus sebanyak 3 unit untuk KK miskin, bak sampah 4 unit. Untuk sosial, bebek bergulir. Bebek ini diberikan kepada masyarakat untuk menambah usaha sampingan mereka.
Keuntungannya 50 untuk BKM dan 50 untuk KSM. 50 yang untuk BKM bukan untuk kepentingan pribadi BKM tapi sekitar 20 itu diserahkan kepaa pengelola untuk
pemupukan modal, sedangkan yang 30 diserahkan kepada KK miskin yang telah didata. Satu lagi untuk program sosial kami mengadakan usaha dagang sembako beras, gula,
minyak makan, dan minyak lampu. Sembako tersebut bisa dihutangkan kepada masyarakat untuk dibayar lagi dengan cara mencicil selama sebulan, kemudian keuntungannya juga
dibagikan lagi seperti tadi, yang untuk dihibahkan kepada masyarakat miskin itu diadakan 3 bulan sekali. Sedangkan untuk ekonomi kami mengadakan kursus jahit-menjahit.
5. Tanya:
Menurut Ibu, apakah pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad ini mendengarkan aspirasi masyarakat?
Jawab: Oh, udah pasti mendengarkan aspirasi masyarakat.
6. Tanya:
Apakah masyarakat diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan ini?
Jawab: Ada, hanya masyarakat menengah ke bawah. Di kampung syahmad ini mayoritas PNS.
Jadi yang mengikuti adalah masyarakat menengah ke bawah karena masyarakat menengah
Universitas Sumatera Utara
ke atas selalu sibuk, paling yang menengah ke atas hanya 1-2 orang. Tapi dari kelurahan ada yang kita undang, dari LKMD juga ada dan kalau diundang mereka datang. Tujuannya
agar program yang terdapat dalam PNPM Mandiri dengan program yang terdapat dalam APBD tidak bertabrakan.
7. Tanya:
Apakah dana Bantuan Langsung Masyarakat BLM dilakukan secara merata dan tepat sasaran?
Jawab: Calon penerima manfaat kita seleksi, kita ranking karena kita punya data yang akurat
misalnya mengenai kepemilikan rumah bagaimana, jumlah tanggungan berapa, jenis pekerjaan apa, kondisi lingkungannya bagaimana. Jadi kami punya kriteria seperti itu dan
kami punya data KK miskin yang mana saja karena sudah kami data dari rumah ke rumah. Kalaupun masyarakat ada yang protes kenapa dia tidak dapat sedangkan yang lain dapat,
kami kemudian menunjukkan ranking dari masyarakat penerima manfaat agar mereka paham.
8. Tanya:
Bagaimana proses pencairan dana BLM kepada masyarakat? Jawab:
Untuk pengambilan dana, kami dari BKM ditunjuk tiga orang yang sudah ditentukan dalam rapat BKM, koordinator BKM harus ikut, yang 2 lagi hanya sebagai pelengkap. Cara
pencairan, misalnya BLM ini untuk program lingkungan sekian juta, sosial sekian juta, ekonomi sekian juta, kemudian baru proposal ditandatangani oleh PJOK, setelah itu uang
Universitas Sumatera Utara
baru bisa diambil dari bank. Itu pun untuk BLM I diambilnya secara 3 tahap jadi bukan sekaligus 60 juta karena tergantung kebutuhan dari lingkungannya.
9. Tanya:
Bagaimana pendapat Ibu mengenai Faskel, apakah mampu menjadikan BKM semangat dalam melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan?
Jawab: Udah pasti lah, dia pembimbing kita.
10. Tanya:
Menurut pendapat Ibu, bagaimana peran PJOK dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad? Apakah pernah melakukan pembinaan kepad BKM?
Jawab: Kalau PJOK kami undang, beliau pasti bersedia datang dan melakukan pembinaan
kepada kami. 11.
Tanya: Menurut Ibu, bagaimana kesediaan anggota BKM dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perkotaan? Jawab:
Kami semangat bu, namanya bantu orang susah ya semangat. Kalau 1 atau 2 orang gak hadir rapat wajar karena namanya ibu-ibu ada kesibukan lain misalnya menjahit. Tapi
sekitar 70-80 anggota BKM hadir dalam setiap rapat.
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA
Dalam penelitian ini, penulis mengukur gaya kepemimpinan fasilitator kelurahan variabel X yaitu dengan melihatnya dari tingkat penerapan dari masing-masing gaya di
bawah ini: a.
Visioner; b.
Pembimbing; c.
Afiliatif; d.
Demokratis; e.
Penentu Kecepatan; f.
Memerintah. Selain itu, untuk melihat kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dalam
pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan variabel Y dapat dilihat dengan mengukur dari berbagai indikatornya antara lain, sebagai berikut:
a. Produktivitas Pengurus;
b. Kualitas Layanan Pengurus;
c. Responsivitas Pengurus;
d. Responsibilitas Pengurus;
e. Akuntabilitas Pengurus.
Berdasarkan hasil penelitian penulis untuk mengukur bagaimana pengaruh gaya kepemimpinan Fasilitator Kelurahan terhadap kinerja BKM dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad, Kecamatan Lubuk Pakam, maka penjelasannya dapat dilihat pada keterangan-keterangan di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara