Variabel Y Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat dalam Pelaksanaan PNPM

responden pula 5,41 yang menjawab jarang. Tidak ada satu pun responden yang menjawab tidak pernah. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah anggota dari Tim Fasilitator Kelurahan didapat keterangan bahwa mereka melakukan pengawasan dengan cukup ketat karena jika terjadi penyelewengan dengan disengaja atau tanpa disengaja, maka yang akan terkena imbasnya adalah Fasilitator Kelurahan itu sendiri. Jadi, mereka harus hati-hati mengarahkan BKM untuk menggunakan dana PNPM Mandiri Perkotaan.

2. Variabel Y Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat dalam Pelaksanaan PNPM

Mandiri Perkotaan 2.1. Produktivitas Pengurus PNPM Mandiri Perkotaan memiliki tujuan yang perlu dicapai agar dapat dikatakan bahwa apakah pelaksanaan PNPM Mandiri tersebut bisa dikatakan efektif atau tidak dan berhasil atau tidak. Peran BKM sangat menentukan dalam menjamin efektif tidaknya pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan. Dan hal ini dapat dinilai dari tingkat produktivitasnya. Salah satu indikator dari produktivitas adalah kemampuan BKM dalam mengoptimalkan kegiatan pemeliharaan perlindungan lingkungan. Adapun data mengenai hal ini dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 28. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan BKM dalam Mengoptimalkan Kegiatan Pemeliharaan Perlindungan Lingkungan. No. Kategori Jawaban Frekuensi orang Presentase 1. Sangat Mampu 11 14,86 2. Mampu 49 66,22 3. Cukup Mampu 7 9,46 4. Kurang Mampu 5 6,76 5. Tidak Mampu 2 2,7 Jumlah 74 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009 Data pada tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 49 orang 66,22 menjawab bahwa BKM mampu mengoptimalkan kegiatan pemeliharaanperlindungan lingkungan, sebanyak 11 orang responden 14,86 menjawab sangat mampu, 7 orang responden 9,46 menjawab cukup mampu, 5 orang responden 6,76 menjawab kurang mampu, dan sisanya sebanyak 2 orang responden 2,7 menjawab tidak mampu. Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mewakili masyarakat meyakini bahwa BKM mampu mengoptimalkan kegiatan perlindungan lingkungan. Hal ini dikarenakan bahwa sudah ada hasil yang nampak dari kegiatan lingkungan yang dilakukan BKM bersama masyarakat, antara lain pembangunan bak sampah sebanyak 4 unit dan pembangunan MCK Mandi Cuci Kakus sebanyak 3 unit. Adapun diantara masyarakat yang menjawab tidak mampu dikarenakan di lingkungan mereka tidak dibangun fasilitas bak sampah dan MCK tersebut. Hal ini memang dikarenakan bahwa BKM melihat lingkungan mana yang perlu diprioritaskan terlebih dahulu untuk kegiatan lingkungan. Universitas Sumatera Utara Tabel 29. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan BKM dalam Mengoptimalkan Kegiatan Bantuan Sosial Kepada Masyarakat Miskin No. Kategori Jawaban Frekuensi orang Presentase 1. Sangat Mampu 6 8,1 2. Mampu 54 72,97 3. Cukup Mampu 4 5,4 4. Kurang Mampu 9 12,16 5. Tidak Mampu 1 1,35 Jumlah 74 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009 Data tentang kemampuan BKM untuk mengoptimalkan kegiatan bantuan sosial kepada masyarakat miskin yang disajikan pada tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden yakni sebanyak 54 orang 72,97 menjawab pengurus BKM mampu dalam mengoptimalkan kegiatan bantuan sosial kepada masyarakat miskin. Sebanyak 9 orang responden 12,16 menjawab kurang mampu, 6 orang responden 8,1 menjawab sangat mampu, 4 orang responden 5,4 menjawab cukup mampu, dan sisanya 1 orang responden 1,35 menjawab tidak mampu. Kegiatan bantuan sosial kepada masyarakat miskin merupakan salah satu basis dari tridaya PNPM Mandiri Perkotaan. Pencairan dana BLM Bantuan Langsung Masyarakat dari PNPM Mandiri Perkotaan sendiri terdiri dari tiga tahapan yaitu BLM I, BLM II, dan BLM III. Presentase dari dana BLM yang dikeluarkan untuk kegiatan sosial tidak langsung diberikan seluruhnya kepada masyarakat miskin, akan tetapi dana tersebut diputarkan terlebih dahulu atau dengan kata lain digunakan sebagai modal usaha. Adapun kegiatan sosial PNPM Mandiri Perkotaan Kelurahan Syahmad terdiri dari bebek bergulir dan usaha dagang sembako. Melalui kedua usaha ini, keuntungan yang didapat 50 diberikan kepada KSM Kelompok Swadaya Masyarakat yang bertindak sebagai pengelola sedangkan 50 Universitas Sumatera Utara lagi diberikan kepada BKM. Adapun 50 dari keuntungan yang diberikan kepada BKM bukan untuk kepentingan pribadi anggota BKM melainkan untuk diakumulasikan agar nanti keuntungan tersebut bisa dibagikan kepada masyarakat miskin. Adapun masyarakat yang menjawab kurang mampu atau tidak mampu dikarenakan mereka tidak mengetahui perkembangan dari kegiatan sosial tersebut. Tabel 30. Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan BKM dalam Upaya Peningkatan Keterampilan Masyarakat Miskin Untuk Mengembangkan Peluang Usaha No. Kategori Jawaban Frekuensi orang Presentase 1. Sangat Mampu 6 8,1 2. Mampu 51 68,92 3. Cukup Mampu 10 13,51 4. Kurang Mampu 7 9,46 5. Tidak Mampu - Jumlah 74 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yaitu sebanyak 51 orang 69,82 menjawab bahwa pengurus BKM mampu dalam upaya peningkatan keterampilan masyarakat miskin untuk mengembangkan peluang usaha, 10 orang responden 13,51 menjawab cukup mampu, 7 orang responden 9,46 menjawab kurang mampu, sedangkan sisanya 6 orang responden 8,1 menjawab sangat mampu. Tidak ada satupun responden yang menjawab tidak mampu. Data-data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden meyakini bahwa pengurus BKM mampu mengoptimalkan upaya peningkatan keterampilan masyarakat miskin dalam mengembangkan peluang usaha. Universitas Sumatera Utara Adapun kegiatan yang dilakukan untuk program keterampilan ini adalah keterampilan jahit-menjahit bagi para wanita yang belum berkeluarga atau yang sudah berkelurga yang dinilai memiliki kesulitan ekonomi. Karena saat ini masih pada tahap akhir dari BLM I, maka program keterampilan yang dibuat masih pada jahit-menjahit. Untuk program keterampilan lain direncanakan akan dilaksanakan kembali pada BLM berikutnya. Tabel 31. Distribusi Jawaban Responden Tentang Keterampilan Pengurus BKM Dalam Menjalankan Perannya. No. Kategori Jawaban Frekuensi orang Presentase 1. Sangat Terampil 6 8,1 2. Terampil 44 59,46 3. Cukup Terampil 13 17,57 4. Kurang Terampil 8 10,81 5. Tidak Terampil 3 4,05 Jumlah 74 100 Sumber: Kuesioner Penelitian 2009 Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa sebanyak 44 orang responden 59,46 menjawab pengurus BKM terampil dalam menjalankan perannya, 13 orang responden 17,57 menjawab cukup terampil, 8 orang responden 10,81 menjawab kurang terampil, 6 orang responden 8,1 menjawab sangat terampil, dan sisanya 3 orang responden 4,05 menjawab tidak terampil. Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab bahwa pengurus BKM terampil dalam menjalankan perannya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan salah satu anggota fasilitator kelurahan dan koordinator BKM bahwa pada tahap sosialisasi fasilitator kelurahan telah mengadakan pelatihan dasar bagi relawan dan para relawan inilah yang sekarang menjadi pengurus BKM dan sebagian dari pengurus KSM. Selain itu, koordinator BKM juga mengemukakan bahwa di dalam menjelaskan Universitas Sumatera Utara petunjuk pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan kepada BKM, fasilitator kelurahan menjelaskan dengan sangat jelas dan dapat dimengerti. Mereka diberi arahan layaknya perkuliahan dan pertemuan-pertemuan seperti ini sudah sangat sering dilakukan oleh tim fasilitator kelurahan kepada BKM. Dari hal tersebut dapat dipahami mengapa BKM terampil dalam menjalankan perannya. Dari hasil observasi penulis juga menunjukkan bahwa BKM terampil dalam menjalankan perannya. Hal ini dapat dilihat dari berbagi bukti nyata yang tampak dari program kegiatan yang dilaksanakan. Mulai dari sudah terbangunnya bak sampah, MCK, telah berjalannya usaha dagang sembako dan bebek bergulir, dan telah da pula keterampilan jahit-menjahit yang diberikan kepada masyarakat miskin. Terselenggaranya berbagai kegiatan tersebut bisa dikatakan cepat dalam pelaksanaannya dibnding daerah lain yang serentak pelaksanaannya dengan Kelurahan Syahmad yang masih tertinggal dari kelurahan tersebut dalam hal pelaksanaannya.

2.2. Kualitas Layanan Pengurus