itu, akuntabilitas juga dapat dilihat dari seberapa jauh kepentingan pengguna jasa memperoleh prioritas dan orientasi pelayanan dari aparat birokrasi.
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan,
dan sifat-sifat individu. Oleh karena itu, menurut model Partner-Lawyer oleh Donnelly, Gibson, dan Ivancevich dalam Rivai, 2004: 16, kinerja individu pada dasarnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1.
Harapan mengenai imbalan. 2.
Dorongan. 3.
Kemampuan, kebutuhan, dan sifat. 4.
Persepsi terhadap tugas. 5.
Imbalan internal dan eksternal. 6.
Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Selain itu, Goleman 2007: 64 mengemukakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh
gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja
sejumlah individu dalam organisasi www.wikipedia.org. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi determinan kinerja individu, perlu
dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi. Berbagai kondisi lingkungan fisik sangat mempengaruhi kondisi pegawai
dalam bekerja. Selain itu, kondisi lingkungan fisik juga akan mempengaruhi berfungsinya faktor lingkungan non fisik. Pada kesempatan ini pembahasan kita fokuskan pada
Universitas Sumatera Utara
lingkungan non-fisik, yaitu kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat dengan sistem manajerial perusahaan.
Menurut Prawirosentono 1999, dalam situs wikipedia kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya
imbalanupah yang layak dan mempunyai harapan masa depan. Secara teoritis ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu, yaitu: variabel
individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan keterampilan, latar
belakang pribadi dan demografis. Menurut Gibson 1987, dalam situs wikipedia, variabel kemampuan dan keterampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku kerja
dan kinerja individu. Sedangkan variabel demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.
Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson 1987, dalam situs wikipedia banyak
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.
Kelompok variabel organisasi menurut Gibson 1987, dalam situs wikipedia terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut
Kopelman 1986, variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu. Penelitian Robinson dan
Larsen 1990 terhadap para pegawai penyuluh kesehatan pedesaan di Columbia menunjukkan bahwa pemberian imbalan mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap
kinerja pegawai dibanding pada kelompok pegawai yang tidak diberi. Menurut Mitchell
Universitas Sumatera Utara
dalam Timpe 1999, motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk
peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana organisasi yang
mendorong para pegawai untuk lebih produktif. Suasana ini tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan sistem imbalan, struktur, desain
pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya www.wikipedia.org.
2.2. Badan Keswadayaan Masyarakat BKM