B. Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan
1. Produktivitas Pengurus
Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Jadi, dalam hal ini akan diukur bagaimana tingkat produktivitas dari pengurus
BKM. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat diperoleh penjelasan
bahwa kinerja BKM jika diukur dari tingkat produktivitas pengurus sudah dapat dikatakan baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan jawaban para responden yang mayoritas menjawab
bahwa tingkat produktivitas pengurus BKM secara keseluruhan ada dalam kategori baik. Hal ini juga dapat dilihat dari sudah terlaksananya berbagai kegiatan dengan baik yaitu
untuk program pemberdayaan lingkungan, pemberdayaan sosial, maupun pemberdayaan ekonomi. Berbagai kegiatan untuk ketiga program ini telah terselenggara dengan baik dan
telah nampak hasilnya mulai dari adanya bak sampah, MCK, usaha dagang sembako, bebek bergulir, hingga kegiatan keterampilan menjahit. Untuk keterampilan pengurus BKM di
dalam menjalankan perannya, mayoritas responden juga menjawab bahwa mereka terampil. Bahkan, pada saat ini Kelurahan Syahmad telah masuk pada tahap BLM II dan
sedang menyusun proposal kegiatan untuk membuat kegiatan-kegiatan lainnya dalam upaya menjadikan masyarakat berdaya, mandiri, dan madani.
2. Kualitas Layanan Pengurus
Pelayanan yang berkualitas dapat diartikan sebagai pelayanan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan, sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
masyarakat, serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
Adapun untuk kualitas layanan pengurus BKM, penulis mendapatkan fakta bahwa mayoritas responden menilai bahwa kualitas layanan BKM berada pada kategori baik baik
ditinjau dari kepuasan masyarakat terhadap peran yang dilakukan BKM, tingkat keikhlasan pengurus BKM, penerapan nilai keadilan oleh BKM dalam pelaksanaan PNPM Mandiri
Perkotaan, maupun tentang kesesuaian pelaksanaan program dengan prinsip partisipasi masyarakat. Hal ini dapat dipahami dengan adanya antusiasme pengurus BKM mulai dari
PNPM Mandiri Perkotaan ini masuk ke Kelurahan Syahmad hingga segala kegiatan telah terselenggara dengan baik. Bahkan salah satu anggota BKM menyebutkan bahwa karena
membantu masyarakat miskin, maka mereka selalu semangat dan antusias hingga saat ini. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dipahami bahwa sampai sejauh ini kualitas
layanan pengurus BKM masih baik. Tinggal bagaimana cara BKM mempertahankan hal tersebut di masa mendatang, dan hal ini menurut hemat penulis amat tergantung dukungan
dari berbagai pihak termasuk KMW dan fasilitator kelurahan.
3. Responsivitas Pengurus
Secara singkat responsivitas di sini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan yang dilakukan BKM dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Pada analisa data ini dapat dijelaskan bahwa tingkat responsivitas pengurus BKM secara keseluruhan berada dalam kategori baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan jawaban
dari para responden yang mayoritas menjawab hal tersebut. Tidak ada satupun indikator untuk responsivitas pengurus ini yang dijawab oleh responden secara mayoritas untuk
kategori jawaban cukup baik, kurang baik, maupun tidak baik. Meskipun ada beberapa
Universitas Sumatera Utara
orang responden yang menjawab bahwa mereka merasa bahwa kegiatan yang dilakukan BKM kurang sesuai atau tidak sesuai dengan aspirasi masyarakat miskin dikarenakan
mereka merasa kecewa terhadap kebijakan yang diambil oleh BKM. Hal ini dikarenakan bahwa berdasarkan penilaian mereka seharusnya yang terlebih dahulu mendapat dana
bantuan BLM adalah mereka khususnya untuk pemberdayaan lingkungan. Penulis juga mengamati bahwa memang kondisi lingkungan mereka sudah cukup parah, diantaranya
sering mendapatkan banjir kiriman dan kondisi lingkungan yang kurang sehat karena terdapat genangan air yang kotor. Hal seperti ini tampaknya memang perlu mendapat
prioritas lebih dari berbagai pihak termasuk BKM. Berdasarkan hal tersebut masyarakat mengharapkan agar BKM lebih jeli lagi di
dalam melihat berbagai permasalahan dan di dalam menentukan wilayah atau masyarakat miskin mana yang perlu mendapatkan prioritas pelayanan terlebih dahulu.
4. Responsibilitas Pengurus
Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai kebijakan
organisasi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis dapat dilihat bahwa di
Kelurahan Syahmad ini tingkat responsibilitas pengurus BKM telah berada dalam kategori baik. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai jawaban responden melalui kuesioner
penelitian yang secara mayoritas menunjukkan hal tersebut. Tingkat responsibilitas pengurus BKM yang berada dalam kategori baik ini mencakup semua itemnya baik
mengenai kejelasan masyarakat tentang prosedur pelaksanaan PNPM Mandiri yang dilakukan oleh BKM, kesesuaian kegiatan yang dilakukan BKM dengan petunjuk
Universitas Sumatera Utara
pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan, maupun kejelasan masyarakat tentang tata cara pencairan dana BLM oleh BKM. Hal ini juga merupakan imbas dari aktifnya para anggota
BKM mensosialisasikan keberadaan PNPM Mandiri Perkotaan ini kepada masyarakat Kelurahan Syahmad hingga mensosialisasikan tentang petunjuk pelaksanaan PNPM
Mandiri Perkotaan yang dilakukan oleh BKM. Adanya sosialisasi seperti ini kepada masyarakat khususnya mengenai petunjuk
pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan oleh BKM dan tata cara pencairan dana BLM oleh BKM sangat diperlukan agar masyarakat dapat melakukan pemantauan apakah kegiatan,
penggunaan, dan pencairan dana BLM oleh BKM sudah akuntabel atau belum, atau dengan kata lain hal ini diperlukan dalam hal laporan pertanggungjawaban BKM kepada
masyarakat dalam hal pelaksanaan perannya.
5. Akuntabilitas Pengurus
Konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten dengan kehendak masyarakat
banyak. Suatu kegiatan publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.
Selain itu, akuntabilitas juga dapat dilihat dari seberapa jauh kepentingan pengguna jasa memperoleh prioritas dan orientasi pelayanan dari BKM.
Adapun mengenai tingkat akuntabilitas pengurus BKM telah berada di dalam kategori baik, terlihat dari berbagai jawaban responden yang keseluruhan menjawab bahwa
secara keseluruhan tingkat akuntabilitas pengurus BKM tergolong baik. Walaupun ada sebagian responden yang menjawab kurang baik atau tidak baik khususnya mengenai
transparansi BKM dalam pemberian informasi perkembangan pelaksanaan PNPM Mandiri
Universitas Sumatera Utara
Perkotaan. Hal ini dikarenakan mereka tidak mendapatkan informasi yang memadai mengenai perkembangan pelaksanaan program tersebut. Misalnya bagi masyarakat yang
memang belum mendapatkan dana pada BLM tahap I, mereka kurang mendapatkan informasi apakah mereka akan mendapatkan dana tersebut nantinya atau memang tidak
mendapatkan sama sekali. Atau mengenai kurang meratanya pembagian informasi, di satu lingkungan masyarakat selalu menerima informasi perkembangan PNPM Mandiri secara
jelas, namun di lingkungan lain ada sebagian masyarakat yang merasa kurang jelas dalam hal informasi tersebut. Hal seperti ini selalu menimbulkan salah paham di kalangan
masyarakat, menimbulkan kekecewaan, atau bahkan sikap apatis.
C. Koefisien Korelasi Product Moment