Koefisien Korelasi Product Moment

Perkotaan. Hal ini dikarenakan mereka tidak mendapatkan informasi yang memadai mengenai perkembangan pelaksanaan program tersebut. Misalnya bagi masyarakat yang memang belum mendapatkan dana pada BLM tahap I, mereka kurang mendapatkan informasi apakah mereka akan mendapatkan dana tersebut nantinya atau memang tidak mendapatkan sama sekali. Atau mengenai kurang meratanya pembagian informasi, di satu lingkungan masyarakat selalu menerima informasi perkembangan PNPM Mandiri secara jelas, namun di lingkungan lain ada sebagian masyarakat yang merasa kurang jelas dalam hal informasi tersebut. Hal seperti ini selalu menimbulkan salah paham di kalangan masyarakat, menimbulkan kekecewaan, atau bahkan sikap apatis.

C. Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya atau besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat Sugiyono, 2003: 212. Adapun cara perhitungannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: N.     Y X xy r xy =               2 2 2 2 . . Y Y N X X N Keterangan: r = koefisien korelasi x = variabel bebas y = variabel terikat N = jumlah sampel Arikunto, 2001: 14 Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu: 2. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol r = 0 berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada. Universitas Sumatera Utara 3. Koefisien korelasi yang diperoleh positif r = +, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif. 4. Koefisien korelasi yang diperoleh negative r = -, artinya hubungan kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain. Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dalam proses penelitian, maka akan diperoleh perhitungan sebagai berikut: N.     Y X xy r xy =               2 2 2 2 . . Y Y N X X N 74. 5627 5824 449301  =    2 2 5627 439609 . 74 5824 465904 . 74   32771648 33248274  = 31663129 32531066 33918976 34476896   476626 = 867937 557920 476626 = 40 4842394110 476626 = 13 , 695873 = 0,68 Universitas Sumatera Utara Dengan demikian diperoleh r xy = 0,68. Sebagaimana telah dijelaskan di atas bahwa jika koefisien korelasi bernilai positif, hal itu berarti antara kedua variabel yang diuji terdapat hubungan yang searah, artinya apabila salah satu variabel naik maka akan diikuti dengan naiknya variabel yang lain. Dengan demikian penelitian yang dilakukan penulis tidak bertentangan dengan hipotesis yang dirumuskan semula, yakni: ”Terdapat Hubungan Positif antara Gaya Kepemimpinan Fasilitator Kelurahan Terhadap Kinerja Badan Keswadayaan Masyarakat BKM dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan Studi Pada Kelurahan Syahmad, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang”. Adapun jika nilai r xy di atas dibandingkan dengan nilai kritik dari r product moment dimana untuk N = 74 maka r = 0,235 dengan yang berarti tingkat kesalahan maksimal 5 atau tingkat kebenaran minimal 95 maka akan diperoleh perbandingan sebagai berikut: 0,68 0,235 Maka diperoleh hasil: r xy r Hal itu berarti bahwa variabel X Gaya Kepemimpinan Fasilitator Kelurahan dan variabel Y Kinerja BKM dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Syahmad terdapat korelasi yang positif artinya setiap kenaikan variabel X akan diikuti oleh kenaikan variabel Y. Universitas Sumatera Utara

D. Interpretasi Korelasi