Jenis-jenis Film Wacana Film 1.
pindah dan bergabung dengan Perusahaan Film Negara, yang pada akhirnya mengganti nama menjadi Perusahaan Film Nasional.
36
Dengan menginjak dekade tahun 50-an, dunia film Indonesia memasuki alam yang cerah. Tampaklah kegiatan yang dilakukan para sineas
film nasional dalam bentuk perusahaan-perusahaan film. Garis grafik yang menarik untuk mencapai puncaknya yaitu pada tahun 1955 dengan adanya
59 judul film. Pada tahun itulah diadakan Festival Film Indonesia FFI pertama.
37
Pada tahun 1959 grafik perfilman di Indonesia terus menurun dengan hanya adanya 17 judul film. Banyak faktor yang menyebabkan turunnya
produksi film. Pertama adalah pergolakan politik, seperti pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI atau perjuangan
semesta PERMESTA, yang dengan sendirinya mempengaruhi bidang ekonomi. Kedua, yaitu saingan dari film-film luar negri seperti India,
Filiphina, Melayu dan Amerika yang muncul dengan film-film berwarnanya.
38
Dunia perfilman semakin suram dengan adanya gerakan komunis PKI, yang memanfaatkan politik sebagai panglima.hingga akhirnya kegiatan
mereka terhenti karena terjadinya peristiwa G 30 SPKI tahun 1965. Kemudian tahun 1967 produksi film Nasional mulai kembali membaik dan
muncullah berbagai jenis dan tema film, sehingga memacu banyak produksi
36
Ardianto Elvinaro, dan Lukati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, h. 136.
37
Onong Uchjana, Ilmu Teori dan FIlsafat Komunikasi, Bandung; Citra Aditya Bakti, 2003, h. 218.
38
Gatot Siagian, Menilai Film, Jakarta; Dewan Kesenian Jakarta, 2006, h. 88.
film untuk memproduksi film, yang menyebabkan perfilman Indonesia meningkat.
39
Pada tahun 1970, film masih menunjukan udara segarnya dengan dibantu oleh kebijaksanaan pemerintah Orde Baru. Pada tahun itu pulalah
berdiri Akademi Sinematografi dari Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta LPKJ yang kini dikenal dengan nama Institut Kesenian Jakarta IKJ,
sebagai satu-satunya akademi di bidang perfilman.
40
Karena ketidakjelasan skema investasi film di Indonesia, Usmar Ismail mendirikan PERFINI Perusahaan Film Nasional Indonesia.
Kemudian ditetapkanlah Hari Film Nasional yang jatuh pada tanggal 30 Maret, sehingga film baru diakui pemerintah pada masa pasca reformasi di
tahun 1999. Perkembangan film Indonesia pasca reformasi semuanya dimulai pada
tahun 1998. Kemudian di awal tahun 2000, pencerahanpun mulai terjadi pada dunia perfilman di Indonesia, dengan jumlah penonton yang semakin
meningkat. Sampai saat inipun perfilman Indonesia telah mengalami banyak perubahan dan kemajuan, serta mampu bersaing dengan film-film luar negri,
terbukti dengan banyak diperolehnya penghargaan oleh sineas Indonesia di ajang festival internasional.