Tokoh Pemain Film Cinta Tapi Beda

52

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS

A. Wacana Seputar Percintaan Beda Agama Dalam Film Cinta Tapi Beda Dilihat Dari Level Teks

Sesuai dengan model analisis wacana Teun A Van Dijk, wacana teks terdiri dari tiga struktur atau tingkatan, yaitu struktur makro, superstruktur, struktur mikro, yang masing-masing saling mendukung.

1. Struktur Makro

a. Tematik

Tema atau topik menggambarkan apa gagasan inti atau pesan inti, yang menunjukkan informasi penting yang ingin diperkenalkan atau diungkapkan oleh penulis skenario dalam film “Cinta Tapi Beda”. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan sutradara sekaligus penulis skenario film Cinta Tapi Beda yaitu Hestu Saputra dalam film Cinta Tapi Beda topik utama atau tema umum yang diangkat oleh sang penulis skenario yaitu tentang kisah dua manusia yang berbeda keyakinan yang berisi mengenai persoalan: 1. Tentang Toleransi Beda Agama Toleransi antar umat beragama merupakan salah satu tema besar dalam film ini. Dalam film ini sang sutradara mengangkat toleransi antara agama Islam dengan agama lainnya. Hestu Saputra sebagai sutradara dalam film Cinta Tapi Beda membuat film ini berdasarkan tema besar yaitu sebuah kerukunan antar agama, serta toleransi antar umat manusia yang berbeda-beda agama. Sedangkan agama yang diceritakan dalam film ini lebih kepada agama Islam dengan Katolik, hal ini diambil dari kisah hidupnya sendiri. Ia yang beragama Katolik dan kekasihnya yang beragama Islam. Dalam film Cinta Tapi Beda sang sutradara menukar agama tersebut dengan kisah hidupnya yang asli, Diana berperan sebagai Katolik, sedangkan Cahyo Islam. Banyak sekali toleransi yang diperlihatkan dalam film ini. Hal ini ditujukan agar semua orang dapat memahami perbedan serta mengerti arti dari sebuah kerukunan antar agama. “Biar orang-orang tertentu itu tau bahwa kita ini kan hidup berbeda-beda dengan lima agama. Nah maksud aku itu ada keseimbangan disitu. Mau membicarakan kerukunan sih sebenarnya, toleransi. ” 1 Tidak sedikit adegan yang memperlihatkan toleransi beda agama dalam Film ini. Salah satu contohnya adalah Cahyo yang berperan sebagai agama Islam dalam film ini tinggal satu atap dengan kedua sahabatnya yang beragama Katolik dan Hindu. Mereka saling bersahabat dan sangat akrab, mereka sangat menghargai agama satu sama lain. Mereka tidak menjadikan itu suatu masalah yang sangat besar. Hal itu dapat dilihat dari persahabatan mereka yang lekat. Tolernsi juga sangat erat antara hubungan antara Diana dan Cahyo. Dalam segi Ibadah, Diana sangat menghargai Cahyo begitupun sebaliknya. Hal ini diperlihatkan dalam adegan saat Diana menunggu Cahyo yang sedang Sholat di Masjid, ia menunggu di depan Masjid 1 Wawancara Pribadi dengan Hestu Saputra, Dapur Film, Kamis 10 Oktober 2013. dengan sabar. Sedangkan dalam segi makanan, Diana yang menyukai babi rica-rica sangat menghargai Cahyo yang tidak boleh makan makanan tersebut. Mereka selalu mencari tempat makan yang bisa mereka makan masing-masing. Selain Diana dan Cahyo, toleransi dalam film ini juga sangat diperlihatkan oleh keluarga Om dan Tante Diana yang notabennya mereka sudah menikah dan agama mereka berbeda, yaitu Islam dan Katolik. Tante Diana yang beragama Islam sangat menghargai Suaminya yang beragama Katolik. Hal ini diperlihatkan dalam adegan saat mereka makan bersama dengan Cahyo dan Diana, Tante Diana sering memasak babi rica-rica kesukaan Diana dan Omnya, tetapi ia juga membuat makanan untuk Cahyo dan dirinya. Keluarga Tante dan Om Diana sangatlah harmonis walaupun mereka menikah dengan keyakinan yang berbeda, yaitu Islam dan Katolik. Keluarga Cahyo juga sangat toleransi dalam hal perbedaan agama. Hal ini dapat dilihat dalam adegan saat Diana berkunjung ke rumah Cahyo yang berada di Yogyakarta, saat itu Diana mengunakan kalung salib dan Cahyo tidak ingin ia melepasnya karna menurutnya keluarganya sangat toleransi akan hal tersebut. Ibu dan adik Cahyo sangat menerima Diana di rumahnya, tapi Ibu Cahyo keberatan dengan kalung yang digunakan oleh Diana. Sedangkan Ayah Cahyo tidak bisa menerima kedatangan Diana karena menurutnya Diana bukan calon yang tepat untuk Cahyo, ia berbeda keyakinan dengan keluarga Cahyo.