Penutup, terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

lingkungan sekalipun. Terlebih lagi kepada Sang Pencipta cinta, tentu saja lebih wajib untuk dimasukkan dalam lingkup pengertian cinta itu sendiri. 2 Percintaan beda agama dalam islam dapat diartikan sebagai percintaan antara seorang muslim dengan non-muslim. Islam mengajarkan kita berbuat baik kepada sesama umat manusia, berbuat baik kepada sesama muslim dan juga non muslim. Tetapi jika hubungan percintaan sepasang manusia yang berbeda agama, maka dalam Islam itu tidak boleh. Hal ini terdapat dalam Al- Qur‟an surat Al-Baqarah ayat 221. Di dalam ayat ini ditegaskan oleh Allah tentang larangan bagi seorang muslim menikahi perempuan- perempuan musyrik dan larangan menikahi perempuan mukmin dengan laki-laki musyrik, kecuali jika mereka telah beriman. 3 Artinya: Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik dengan wanita-wanita mukmin sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. 2 Abu Musa Abdurrahim, Kitab Cinta:Perjalanan Menuju Surga, Jakarta; Gema Insani, 2011, h. 20. 3 H Amirullah Syarbini, dan Dr. H. Hasbiyallah, Anda Bertanya Ustadz Menjawab, Bandung; Ruang Kata, 2013, h. 165-166. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran Qs. Al-Baqarah: 221. Dalam ayat tersebut ditegaskan tentang ancaman terhadap seseorang yang berhubungan dengan orang-orang musyrik karena mereka mengajak kepada kekufuran dengan prilaku, ucapan dan perbuatan mereka, dengan demikian berarti mereka mengajak kepada neraka. Al- Qur‟an Surat Al- Baqarah ayat 221 tersebut umum untuk seluruh wanita musyrik, lalu dikhususkan oleh ayat dalam surat Al-Maidah ayat 5 tentang bolehnya menikahi wanita ahli kitab, sebagaimana Allah berfirman, Artinya: Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan sembelihan orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. Dan dihalalkan mangawini wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak pula menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman tidak menerima hukum-hukum Islam maka hapuslah amalannya dan ia di hari kiamat termasuk orang-orang merugi Qs. Al- Maidah: 5. Ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang muslim dilarang membawa seorang musyrik yang tidak beriman untuk dijadikan istri. Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan hukum haramnya seorang mukmin atau wanita