Perkembangan Film di Indonesia

film untuk memproduksi film, yang menyebabkan perfilman Indonesia meningkat. 39 Pada tahun 1970, film masih menunjukan udara segarnya dengan dibantu oleh kebijaksanaan pemerintah Orde Baru. Pada tahun itu pulalah berdiri Akademi Sinematografi dari Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta LPKJ yang kini dikenal dengan nama Institut Kesenian Jakarta IKJ, sebagai satu-satunya akademi di bidang perfilman. 40 Karena ketidakjelasan skema investasi film di Indonesia, Usmar Ismail mendirikan PERFINI Perusahaan Film Nasional Indonesia. Kemudian ditetapkanlah Hari Film Nasional yang jatuh pada tanggal 30 Maret, sehingga film baru diakui pemerintah pada masa pasca reformasi di tahun 1999. Perkembangan film Indonesia pasca reformasi semuanya dimulai pada tahun 1998. Kemudian di awal tahun 2000, pencerahanpun mulai terjadi pada dunia perfilman di Indonesia, dengan jumlah penonton yang semakin meningkat. Sampai saat inipun perfilman Indonesia telah mengalami banyak perubahan dan kemajuan, serta mampu bersaing dengan film-film luar negri, terbukti dengan banyak diperolehnya penghargaan oleh sineas Indonesia di ajang festival internasional.

C. Analisis Wacana 1.

Konsep Analisis Wacana 39 Tony Ryanto, Film Indonesia Sudah Tumbuh, Jakarta; Pintar Press, Persatuan Perusahaan Film Indonesia, h. 38. 40 Gatot Siagian, Menilai Film, Jakarta; Dewan Kesenian Jakarta, 2006, h. 89. Istilah wacana berasal dari bahasa sansekerta wacwakvak yang memiliki arti „berkata‟ atau „berucap‟. Kemudian kata tersebut mengalami perubahan menjadi wacana. Kata „ana‟ yang berada dibelakang adalah bentuk sufiks akhiran yang bermakna membedakan nominalisasi. Dengan demikian, kata wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan. Dalam kamus bahasa Jawa kuno Indonesia karangan Wojowasito terdapat kata waca yang berarti baca, wacaka berarti mengucapkan dan kata wacana berarti perkataan. 41 Kata “wacana” banyak digunakan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan mulai dari ilmu bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra, dan sebagainya. Namun demikian, secara spesifik pengertian, definisi, dan batasan istilah wacana sangat beragam. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan lingkup dan disiplin ilmu yang memakai istilah wacana tersebut. 42 Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah belakangan ini sebagai ahli bahasa mengalihkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana. 43 Analisis wacana merupakan studi tentang struktur pesan dalam komunikasi. Lebih tepatnya lagi, analisis wacana adalah telaah mengenai aneka fungsi pragmatik bahasa. Analisis wacana lahir karena adanya persoalan 41 Dedy Mulyana, Kajian Wacana: Teori, Metode dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana, Yogyakarta; Tiara Wacana, 2005, h. 3. 42 Aris Badara, Analisis Wacana: Teori, Metode, dan Penerapannya Pada Wacana Media, Jakarta; Kencana, 2012, h. 16. 43 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 47. dalam komunikasi, bukan hanya terbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat, serta fungsi ucapan, tetapi juga mencakup struktur pesan yang lebih kompleks dan inheren yang disebut wacana. 44 Sebuah tulisan adalah sebuah wacana. Tetapi, apa yang dinamakan wacana itu tidak perlu hanya sesuatu yang tertulis seperti diterangkan dalam kamus Webster; sebuah pidato pun adalah wacana juga. Jadi, wacana bisa dibagi menjadi wacana lisan dan wacana tertulis. 45 Analisis wacana tidak terlepas dari pemaknaan kaidah berbagai cabang ilmu bahasa, seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi. 46 Secara sederhana, wacana merupakan cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada publik sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Sedangkan secara umum wacana merupakan rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal subjek yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonmental bahasa. 47 Secara ringkas dan sederhana, teori wacana menjelaskan sebuah peristiwa terjadi seperti terbentuknya sebuah kalimat atau pernyataan, karena itulah ia dinamakan analisis wacana. 48 44 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 48. 45 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 10. 46 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 48. 47 Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 11. 48 Eriyanto. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta; LKiS, 2000, h. 344.