atau biasanya kalimat yang dilontarkan yang berasal dari teks skenario.
64
b. Kognisi Sosial
Kognisi sosial adalah titik kunci dalam memahami sebuah produksi teks atau cerita, maksudnya adalah selain meneliti teks, penulis juga
meneliti proses terbentuknya teks. Kognisi sosial menggambarkan bagaimana kesadaran mental penulis skenario membentuk teks. Untuk
mengetahui hal tersebut, maka diperlukan wawancara mendalam kepada penulis skenario.
65
c. Konteks Sosial
Menurut Van Dijk, wacana yang terdapat dalam sebuah teks adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam masyarakat, sehingga untuk
meneliti suatu teks perlu dilakukan wawancara seputar bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan dikonstruksi dalam masyarakat. Pada
intinya, konteks sosial itu berhubungan dengan pengetahuan yang berkembang dalam masyarakat atas suatu wacana.
66
64
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 259.
65
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, Yogyakarta; LKiS, 2000, h. 259-260.
66
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 271.
40
BAB III GAMBARAN UMUM FILM CINTA TAPI BEDA
A. Latar Belakang Pembuatan Film Cinta Tapi Beda
Film Cinta Tapi Beda merupakan film bergendre Drama dengan durasi 96 menit yang diproduksi oleh Multivision Plus Picture MVP Picture.“Bikin film
itu yang dekat sama kamu, itu pointnya” ungkap Hestu Saputra sebagai Sutradara
dalam film Cinta Tapi Beda saat diwawancarai. Film ini merupakan kisah nyata yang dialami oleh sang Sutradara itu sendiri, ia beragama Katolik dan kekasihnya
beragama Islam. Selain itu banyak dikalangan masyarakat yang memiliki permasalahan yang sama dengannya.
Hestu Saputra dilahirkan dan dibesarkan di Jawa, tepatnya di kota Yogyakarta.
Kakek dan
Neneknya berkepercayaan
kejawen. Seiring
perkembangan zaman, keluarga mereka butuh sesuatu yang konkrit dan akhirnya mereka memilih agama Katolik sebagai agama mereka. Dalam keluarga besarnya
tidak sedikit saudara-saudaranya yang melangsungkan pernikahan beda agama. Kakak dari Hestu Saputra sendiri adalah seorang mualaf. Jadi dalam keluarga
besarnya memang terjadi hal seperti itu. Dan atas dasar itulah Hestu Saputra memberikan ide cerita dengan latar belakang persoalan tersebut kepada Hanung
Bramantyo yang saat itu adalah gurunya bahwa ia ingin membuat film yang melatar belakangi tentang percintaan beda agama. Akhirnya ide itu diterima oleh
Hanung Bramantyo dan mereka sepakat membuat film dengan tema besar percintaan beda agama tersebut.
1
Sebelum ia membuat film ini ia melakukan observasi terlebih dahulu dengan mendatangi orang-orang dan menceritakan tentang film yang ingin ia buat.
Respon dari orang-orang tersebut sangat baik, bahkan mereka menceritakan kembali permasalahan serupa yang dialami oleh saudara atau kerabat mereka.
Orang-orang yang ditanyaipun tidak hanya orang Katolik saja, bahkan ada orang- orang dari kalangan muslim, mualaf, dan agama yang lain. Bahkan ia sempat
pergi ke bogor, tepatnya ke kaki gunung salak untuk menenangkan diri. Disana ia juga meminta saran tentang film yang ingin dibuat kepada penjaga yang ada
disana. Sama seperti yang lainnya, ia juga menceritakan kembali bahwa ada beberapa temannya, bahkan ada beberapa tetangganya juga begitu. Dari situlah
Hestu Saputra semakin kuat untuk membuat film tentang percintaan beda agama tersebut.
2
B. Latar Belakang Pemilihan Artis
Artis yang menjadi pemeran utama dalam film Cinta Tapi Beda tidak diambil dari artis-artis papan atas, melainkan dari artis yang baru memulai
karirnya. Hal ini diangkat oleh sutradara, Hestu Saputra karena ia ingin membuat filmnya menjadi lebih nyata. Selain itu hal ini bertujuan agar pesan dalam film
tersebut mudah diterima oleh penonton. Reza Nangin merupakan salah satu pemeran utama dalam film Cinta Tapi Beda, ia berperan sebagai Cahyo. Dalam
film tersebut Reza berperan sebagai orang yang beragama Islam, walaupun
1
Wawancara Pribadi dengan Hestu Saputra, Dapur Film, Kamis 10 Oktober 2013.
2
Wawancara Pribadi dengan Hestu Saputra, Dapur Film, Kamis 10 Oktober 2013.