Batasan dan Rumusan Masalah

2. Manfaat Praktis:

Penelitian ini dapat digunakan sebagai penggambaran mengenai percintaan beda agama yang dianalsis dengan menggunakan wacana Teun A Van Dijk bagi para remaja khususnya untuk memaknai konsep percintaan beda agama yang kemudian dibuat dalam satu film, yaitu film Cinta Tapi Beda.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil beberapa hasil penelitian wacana terhadap film yang terdahulu guna dijadikan bahan perbandingan. Yaitu penelitian yang menganalisa film sebagai media informasi dan juga komunikasi massa, yaitu: 1. “Analisis Semiotik Film CINTA Karya Sammaria Simanjuntak” yang ditulis oleh Nurlaelatul Fajriah, mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dari judul film CINTA, serta makna dari symbol-simbol yang terdapat di dalam film tersebut. Penelitian yang di tulis oleh Nurlaelatul Fajriah ini menggunakan analisis semiotik, sedangkan penelitian saya menggunakan analisis wacana. Persamaan dalam penelitian ini adalah media yang di gunakan, yaitu film. Selain itu latar belakang dari film yang diteliti hampir sama, yaitu tentang konsep percintaan serta toleransi antar umat beda agama. 2. “Analisis Wacana Pesan Moral Dalam Film Naga Bonar Karya Asrul Sani” yang ditulis oleh Sukasih Nur, mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2008. Penelitian yang dilakukan oleh Sukasih Nur ini meneliti tentang pesan moral dalam film tersebut, sedangkan penelitian yang saya teliti meneliti tentang percintaan beda agama dalam film Cinta Tapi Beda. Persamaannya adalah kedua penelitian ini sama-sama mengguanakan media film dan menggunakan analisis wacana dalam penelitiannya.

F. Kerangka Konsep

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model dari analisis wacana Teun A Van Dijk. Analisis wacana Discourse analysis yaitu studi tentang struktur pesan atau mengenai aneka fungsi bahasa pragmatic. 6 Metode analisis wacana lebih melihat kepada „Bagaimana‟ how dari sebuah wacana cerita, teks, kata disusun atau dikemas dan diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan sebuah kalimat atau paragraph. Analisis wacana tidak hanya mengetahui isi teks, tetapi bagaimana juga pesan itu disampaikan lewat kata, frase, kalimat, metafora yang disampaikan. Analisis wacana bisa melihat makna yang tersembunyi dari suatu teks. Analisis wacana lebih melihat kepada bagaimana isi pesan yang diteliti. 7 Van Dijk melihat wacana terdiri atas tiga struktur teks. Pertama, struktur makro, yakni makna globalumum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks. Kedua, superstruktur, yaitu kerangka suatu teks, bagaimana struktur dan elemen wacana itu disusun dalam teks secara utuh. Ketiga, struktur mikro merupakan makna yang dapat diamati dengan menganalisis 6 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2001, h. 68. 7 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar, h. 68.