atau proses dalam mengatasi masalah publik yang didalamnya mengandung konsep atau nilai nilai yang selaras dengan konsep dan nilai yang dianut oleh
masyarakat. Pembagian jenis-jenis kebijakan publik berdasarkan pada dua kategori
menurut Nugroho 2004 :54-57 yaitu : 1. Berdasarkan maknanya, bahwa kebijakan publik adalah hal-hal yang
diputuskan pemerintah untuk dikerjakan dan hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan. Pembagian menurut
kategori ini mengahasilkan tiga jenis kebijakan publik yaitu: a. Kebijakan publik yang dibuat oleh legislatif atau disebut sebagai
kebijakan publik yang paling tertinggi. b. Kebijakan publik yang dibuat dalam bentuk kerjasama antara legislatif
dan eksekutif. c. Kebijakan publik yang dibuat oleh eksekutif saja.
2. Kebijakan alokatif dan distributif, kebijakan kedua ini biasanya berupa kebijakan-kebijakan yang berkenaan dengan anggaran atau keluaran publik
1.5.1.2 Proses Analisis Kebijakan Publik
Proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan didalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis.
Aktivitas politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur
menurut aturan waktu: penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan, dan penilaian kebijakan William Dunn,
2003:22. Sedangkan aktivitas perumusan masalah, peramalan forecasting, rekomendasi kebijakan, pemantauan Monitoring, dan evaluasi kebijakan
adalah aktivitas yang lebih bersifat intelektual. Dalam memecahkan masalah yang dihadapi kebiijakan publik, Dunn
mengemukakan beberapa tahap analisis yang harus dilakukan,yaitu : 1. Penetapan Agenda Kebijakan agenda setting
Perumusan masalah dapat memasok pengetahuan yang relevan dengan kebijakan yang mempersoalkan asumsi-asumsi yang mendasari definisi
masalah dan memasuki proses pembuatan kebijakan melalui penyusunan agenda. Perumusan masalah dapat membantu menemukan asumsi-asumsi
yang tersembunyi, mendiagnosis penyebab-penyebabnya, memetakan tujuan-tujuan yang memungkinkan, memadukan pandangan-pandangan
yang bertentangan, dan merancang peluang-peluang kebijakan yang baru. Perumus kebijakan harus difasilitasi berupa dukungan sosial, dukungan
politik, dukungan budaya. 2. Formulasi Kebijakan
Dalam tahap formulasi kebijakan,, peramalam dapat menyediakan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang masalah yang akan
terjadi dimasa mendatang sebagai akibat dari diambilnya alternatif, termasuk tidak melakukan sesuatu.
3. Adopsi Kebijakan Pada tahap adopsi kebijakan, pengambil kebijakan terbantu dalam
rekomendasi yang membuahkan pengetahuan yang relevan dengan
kebijakan tentang manfaat atau biaya dari berbagai alternatif yang akibatnya di masa mendatang telah diestimasikan melalui peramalan.
4. Implementasi kebijakan Pemantauan monitoring menyediakan pengetahuan yang relevam dengan
kebijakan tentang akibat dari kebijakan yang diambi sebelumnya terhadap pengambil kebijakan pda tahap implementasi kebijakan. Pemantauan
membantu menilai tingkat kepatuhan, menemukan akibat-akibat yang tidak diinginkan dari kebijakan dan program, mengidentifikasi hambatan
dan rintangan implementasi, dan menemukan letak pihak-pihak yang bertanggung jawab pada setiap tahap kebijakan. Proses implementasi
membutuhkan fasilitasi seperti tim, lembaga, peraturan, sumber daya. 5. Evaluasi Kebijakan
Evaluasi membuahkan pengetahuan yang relevan dengan kebijakan tentang ketidaksesuaian antara kinerja kebijakan yang diharapkan dengan
yang benar-benar dihasilkan.
1.5.2 Implementasi Kebijakan