terjadi pada wajib pajak orang pribadi namun juga terjadi pada wajib pajak badan pada tahun 2013 dari yang wajib menyampaikan SPT Badan 8.562 hanya sekitar
5.679 wajib pajak badan yang menyampaikan SPTnya. Dari data tersebut bahwa masih banyak wajib pajak yang tidak sadar akan kewajibannya walaupun adnya
kemudahan dan penyederhanaan administrasi perpajakan. Data yang diperoleh ini sesuai dengan pernyataan Bapak Regi masalah
efektif atau tidakkah aturan ini diberlakukan, menurut Bapak Regi jika dilihat dari segi PPh sudah efektif karena adanya kemudahan tersebut walau perubahan yang
terjadi belum kelihatan secara signifikan karena belum ada 2 tahun. Selain itu harapan dari Peraturan ini adalah dari segi mikro bukan makro jika dilihat dari sisi
besarnya pajak terhutang yang akan menjadi penerimaan negara. Berdasarkan pernyataan tersebut PP 46 yang telah berjalan kurang lebih 22 bulan ini masih
sedikit menunjukan perubahan, jika dilihat dari pemahaman wajib pajak PP 46 ini sudah mulai efektif begitu juga dari sisi pelaksanaannya tetapi belum sempurna
karena belum semua wajib pajak yang melaporkan SPT Tahunannya.
5.1.2 Indikator Efesiensi
Efektivitas dan efisiensi sangatlah berhubungan. Apabila kita berbicaratentang efisiensi bilamana kita membayangkan hal penggunaan sumber
daya resources kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber daya diberdayakan secara optimum
sehingga suatu tujuan akan tercapai. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 yang mengatur tentang Pajak
Penghasilan bagi pengusaha yang memperoleh omset tidak lebih 4,8 M per tahun
atau lebih dikenal pajak bagi para UKM akan berjalan secara efesien dan mencapai tujuan sesuai dengan harapan maka sangat diperlukan penggunaan
sumberdaya yang maksimal. Sumber daya yang dimaksud disini adalah sumber daya manusia yaitu para petugas pajak dan wajib pajak. Jika bekerja secara
maksimal hanya petugas pajak sedangkan wajib pajak tetap saja tidak mau ikut berkontribusi dalam penyelenggaraan negara dibidang perpajakan sama saja tidak
akan ada hasil yang maksimal. Jadi dalam hal penyelenggaran negara dibidang perpajakan perlu adanya kerjasama antara petugas pajak dan masyarakat, dan
jangan sampai pengenaan pajak memberatkan perekonomian masyarakat harus mempertimbangkan daya pikul masyarakat.
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 ini yang telah diberlakukan mulai tanggal 1 Juli Tahun 2013 yang masih terlaksana secara berkelanjutan
sampai saat ini. Tujuan PP 46 Tahun 2013 adalah memudahkan administrasi perpajakan, mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi, mengedukasi
masyarakat untuk transparansi dan memberikan kesempatan kepada masyarakat khususnya bagi pengusaha yang omsetnya dibawah 4,8 M per tahun atau yang
dikategorikan sebagai UKM untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara artinya dengan adanya kemudahan maka diharapkan semakin banyak masyarakat
yang mau mendaftarkan diri sebagai wajib pajak, wajib pajak semakin tertib dalam melaksanakan kewajibannya dan semakin transaparan dalam melaporkan
penghasilannya khususnya sektor UKM. Dengan bertambahnya wajib pajak kemungkinan besar akan bertambah pula penerimaan pajak untuk jangka
panjangnya.
Untuk dapat menilai apakah kebijakan PP 46 ini sudah efesiensi atau tidak maka perlu dilihat dari penerimaan pajak dan pertumbuhan wajib pajak terutama
dari sektor UKM. Jika melihat masalah pertumbuhan maka harus dilihat berapa jumlah UKM di Kabupaten Deli Serdang dan berapa jumlah UKM yang menjadi
wajib pajak dalam periode 2 tahun ini. Untuk melihat apakah kebijakan dikatakan efisien yang paling utama
dilakukan adalah mengukur pemahaman masyarakat terhadap kebijakan tersebut. Karena pemahaman masyarakat akan berdampak pada berhasil atau tidaknya
kebijakan tersebut berjalan. Begitu juga dengan kebijakan pengenaan pajak dengan taruf 1 dari omset sepanjang penghasilan tidak lebih dari 4,8 M dalam
satu tahun. Berdasarkan hasil jawaban responden mengenai pemahaman, sesuai dengan Tabel 4.31 dapat digambarkan bahwa sebesar 73,1 rata-rata wajib pajak
sudah memahami , wajib pajak yang kurang paham sebesar 17,7 dan yang tidak paham sebesar 9,2. Dari data tersebut sudah dapat dikatakan bahwa PP 46 ini
sudah berhasil membuat wajib pajak UKM yang berada di kabupaten Deli Serdang paham mengenai kewajiban perpajak mereka.
Dengan besarnya tingkat pemahan wajib pajak mengenai PP 46 ini berarti pihak KPP telah berhasil atas sosialisasi yang telah dilakukan. Tingkat
pemahaman akan mempengaruhi benar atau tidaknya kewajiban perpajakan yang telah wajib pajak jalankan, kerajinan wajib pajak dalam melaksanakannya, dan
dapat mempengaruhi penerimaan pajak juga.
Kebijakan dapat dikatakan efisien bukan hanya dilihat dari sisi pemahaman wajib pajak saja, tetapi sudah sejauh mana perubahan yang terjadi
baik dari sisi penerimaan ataupun pertumbuhan wajib pajak baru. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 adalah peraturan yang mengatur mengenai
pajak penghasilan bagi wajib pajak pengusaha yang memiliki peredaran bruto tertentu. Pajak penghasilan yang satu ini dikategorikan sebagai pajak penghasilan
yang bersifat final sesuai dengan ketentuan pajak penghasilan pasal 4 ayat 2, artinya jenis pajak ini tidak dapat dikreditkan. Sejauh ini peran PP 46 Tahun 2013
terhadap penerimaan pajak penghasilan dari sektor pajak final atau PPh pasal 4 ayat 2. Berdasarkan Tabel 4.21 mengenai realisasi penerimaan PPh final pasal 4
ayat 2 PP 46 dengan kode jenis setoran 420 dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2013 dengan total penerimaan pajak Rp 166.633.160.723 adalah sebasar 1,25
atau sebesar Rp 2.090.364.324.Pada tahun 2013 masih sedikit peran PP 46 ini terhadap penerimaan pajak yang berasal dari sektor pajak penghasilan final. Hal
ini terjadi dikarenakan pada tahun 2013 PP 46 mulai diberlakukan pada 1 Juli tahun 2013, jadi belum genap satu tahun masih sekitar enam bulan. Kemudian
pada tahun 2014 peran PP 46 semakin meningkat yaitu meningkat menjadi 5,23 atau sekitar Rp 10.111.922.931 dari total penerimaan pajak penghasilan pasal 4
ayat 2 sebesar Rp 193.392.917. Peningkatan yang terjadi dari penerimaan tahun 2013 sampai tahun 2014
adalah sebesar 3,97. Jika dilihat dari sisi penerimaan pajak penghasilan final memang belum terlalu signifikan perubahannya karena PP 46 ini belum genap dua
tahun berjalan dan harapan dari kebijakan ini adalah penerimaan secara makro bukan mikro. Bukan dilihat dari sisi besar atau tidaknya pajak terhutang yang
ditanggung wajib pajak tetapi dilihat dari sisi jumlah wajib pajak, semakin banyak wajib pajak makan semakin banyak juga penerimaan pajak.
Setelah melihat peran PP 46 terhadap Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat 2 , maka kita perlu melihat seberapa besar peran PP 46 ini terhadap penerimaan pajak
pada KPP Pratama Lubuk Pakam, karena cukup banyak pengusaha kecil atau UKM yang berada diwilayah kerja KPP Pratama Lubuk Pakam yaitu wilayah
kabupaten Deli Serdang. Hal ini dilakukan karena kita perlu tahu apakah kebijakan ini efisien atau tidak terhadap penerimaan pajak di wilayah kerja KPP
Pratam Lubuk Pakam. Berikut Data penerimaan pajak KPP Pratama Lubuk Pakam
Berdasarkan Tabel 4.22 posisi PP 46 berada pada jenis PPh Final dengan kode akun pajak 411128 dengan nilai penerimaan pajak pada tahun 2013 Rp
166.633.160.723 dan pada tahun 2014 Rp 193.394.917.426. Berdasarkan analisis sebelumnya penerimaan PP 46 pada tahun 2013
adalah sebesar 2.090.364.324. Jika dibandingkan dengan penerimaan pajak KPP Pratama Lubuk Pakam peran PP 46 hanya sebesar 0,2 dari total penerimaan
pajak yaitu Rp 1.069.326.195.074. Peran PP 46 sangat kecil tidak sampai 1 pada tahun 2013.
Kemudian pada tahun 2014 peran PP 46 terhadap penerimaan pajak naik menjadi Rp 10.111.922.931 yaitu sekitar 0,8 dari total penerimaan pajak KPP
Prata Lubuk Pakam sebesar Rp 1.251.156.917.183. berdasarkan data ini walaupun peran PP 46 naik 0,6 tetapi belum terlalu kelihatan perannya pada penerimaan
pajak pada tahun 2013 dan 2014 karena 1 pun tidak sampai terhadap sumbangsih penerimaan pajak.
Hal apa yang menyebabkan penerimaan PP 46 belum terlalu kelihatan perannya terhadap penerimaan pajak. Menurut para petugas pajak peran yang
belum terlihat secara signifikan dikarenakan jangka waktu yang masih baru dan jumlah wajib pajak. Selanjutnya kita akan melihat dari sisi jumlah wajib pajak
,karena sesuai dengan tujuan dari PP 46 ini adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam penyelenggaraan negara.
Artinya dengan adanya PP 46 ini bisa menimbulkan pertumbuhan wajib pajak terutama dari pengusaha yang omsetnya dibawah 4,8 M atau dengan kata lain para
UMKM. Untuk menilai seberapa besar pertumbuhannya maka perlu dilihat dari jumlah UMKM yang berada diwilayah Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah
wajib pajak pengusaha dengan omset dibawah 4,8 M di KPP Pratama Lubuk Pakam.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa jumlah pengusaha UMKM di wilayah Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2013. Sesuai pada Tabel 3.13
sebanyak 4.359.486 pengusaha dan pada tahun 2014 sebanyak 4.968.824 pengusaha. Jika dibandingkan dengan jumlah wajib pajak pengusaha di KPP
Pratama Lubuk Pakam sesuai Tabel 4.23 bahwa pada tahun 2013 sebesar 47.824 wajib pajak dan pada tahun 2014 sebesar 48.991 wajib pajak.
Pada tahun 2013 jumlah UMKM yang telah terdaftar sebagai wajib pajak hanya 47.824 pengusaha sudah termasuk pengusaha orang pribadi maupun badan.
Persentasenya sangat kecil hanya sekitar 1,1 dari total UMKM di Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 2014 jumlah UMKM yang terdaftar sebagai wajib pajak
meningkat menjadi 48.991 pengusaha atau sekitar 1 dari total UMKM di Kabupaten Deli Serdang. Persentase makin kecil dari tahun 2013 ke tahun 2014,
artinya dilihat dari sisi jumlah UMKM memang meningkat tetapi dari jumlah wajib pajak tidak ikut meningkat, namun menurun. Berdasarkan data tersebut
peningkatan jumlah pengusaha kecil di wilayah kabupaten Deli Serdang tidak berpengaruh besar pada peningkatan wajib pajak. Jika di lihat secara keseluruhan
mulai dari tahun 2013 hingga 2014 pengusaha yang tergolong UMKM hanya sebesar 1,03 yang terdaftar sebagai wajib pajak, dari jumlah wajib pajak
pengusaha sebanyak 96.815 dibandingkan dengan jumlah UMKM sebanyak 9.328.390.
Berdasarkan hasil analisis dari segi penerimaan pajak sudah efisien karena belum dua tahun berjalan sudah dapat menunjukkan perannya adanya peningkatan
penerimaan dari sektor pp 46, tetapi hasil analisis dari segi pencapaian wajib pajak baru belum kelihatan efesien karena hanya 1,03 UMKM yang menjadi
wajib pajak dari total UMKM di Deli Serdang sebanyak 9.328.390. Jadi dapat kita simpulkan secara keseluruhan sebenarnya PP 46 ini sudah
efesien untuk jangka kedepannya jika dilihat menghasilkan wajib pajak baru dan sisi penerimaan pajak, karena dengan jumlah wajib pajak baru yang belum terlalu
kelihatan pertumbuhannya tetapi penerimaan pajak dari sektor ini sudah meningkat, gimana jika wajib pajak makin bertambah maka penerimaan akan
semakin meningkat, tetapi semuanya butuh waktu karena kita ketahui kebijakan ini belum ada dua tahun berjalan. jadi PP 46 ini belum kelihatan berjalan secara
efesien untuk dua tahun ini.
5.1.3 Indikator Kecukupan