Indikator Kecukupan Pemerataan Karakteristik Informan

4.1.2.3 Indikator Kecukupan

Dalam mengevaluasi kebijakan, perlu melihat sudah seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan dapat memecahkan masalah. Kebijakan atau program dibuat untuk membantu memecahkan masalah publik. Kebijakan harus dapat meminimalisir permasalahan publik misalnya masalah penerimaan pajak, masalah kepatuhan wajib pajak dan kesadaran masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam penyelenggaraan perpajakan. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 atau yang lebih dikenal pajak untuk UMKM diberlakukan untuk memecahkan masalah yang membuat masyarakat malas berurusan dengan perpajakan. Permasalahan tersebut muncul bukan hanya karena minimnya kesadaran masyarakat tetapi administrasi yang ribet menurut masyarakat, harus menyelenggarakan pembukuan ataupun pencatatan, kemudian ada yang menggunakan perhitungan terutama bagi pengusaha yang memperoleh omset dibawah 4,8 M per Tahun. Menurut informan yaitu Bapak Reginaldi bahwa PP 46 ini sudah benar diberlakukan jika dilihat dari sisi penyederhanaan administrasi karena berdasarkan survei dilapangan yang dihadapi informan bahwa kewajiban masyarakat sudah mulai ada perubahan, semakin meningkat kemauan masyarakat khusunya wajib pajak untuk menjalankan kewajiban perpajakannya karena sudah disederhanakan perhitungannya, tidak perlu menggunakan pembukuan, pencatatan, norma dalam menghitung penghasilan kena pajak dan tarif pajaknya sudah turun. Menurut Informan yaitu Bapak Reginaldi, bahwa PP 46 sudah mulai mampu dalam pemecahan masalah perpajakan dengan adanya penyederhanaan administrasi perpajakan dan memberikan kesempatan kepada masyarakat khususnya pengusaha yang memiliki omset tidak lebih dari 4,8M per tahun untuk berkontribusi dalam pembeyaran pajak. Walau perubahan yang terjadi belum kelihatan secara signifikan karena kurang dari dua tahun diterapkan.

4.1.1.4 Pemerataan

Pemerataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara adil distribusikan. Suatu program tertentu mungkin dapat efektif, efesiensi dan mencukupi apabila biaya-manfaat merata. Kunci dari perataan adalah keadilan dan kewajaran. Jika bicara mengenai kunci dari pemerataan yaitu keadilan dan kewajaran mengenai kebijakan fiskal di Indonesia harus dilihat dari berbagai sudut pandang. Karena menyangkut asas daya pikul dan asas keadilan dari masyarakatnya dan menyangkut masalah sumber penerimaan negara. Kemudian peneliti menanyakan kepada informan mengenai masalah keadilan dari sisi sumber penerimaan negara Menurut informan jika dilihat dari sisi sumber penerimaan pajak diberlakukannya aturan ini dikarenakan sangat tidak adil bila para pengusaha dengan omzet di atas Rp 300 juta tidak dipajaki dibandingkan dengan buruh dan pekerja dengan gaji diatas pendapatan tidak kenak pajak tetap dipajaki. Pengusaha lebih besar penghasilannya dibandingkan dengan seorang pegawai buruh.Selain karena keadilan antara buruh dan pengusaha peraturan baru ini diberlakukan untuk meningkatkan penerimaan negara karena di Indonesia cukup banyak UKM yang dapat menjadi pontesi sektor penerimaan pajak. Jadi semua kalangan yang menerima penghasilan diberikan kesempatan untuk ikut membayar pajak dengan penghasilan yang wajar untuk dipajaki. Selanjutnya peneliti menanyakan masalah keadilan dari sisi wajib pajak yang menjadi sasaran PP 46 ini, menurut informan PP 46 ini tidak dapat diberlaku adil. Tidak adil disini maksudnya dasar pengenaan pajak adalah omset. Disitu ada omset maka ada pajak, PP 46 tidak memperhitungkan untung atau rugi yang dialami wajib pajak. Pendapat informan tersebut sejalan dengan hasil penelitian penulis dilapangan. Banyak wajib pajak mengeluhkan bahwa PP 46 ini tidak adil walau adanya kemudahan administrasinya.

4.1.2.5 Responsivitas

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

2 97 62

Tata Cara Pengurangan Pembayaran Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 56 52

Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak Dalam Administrasi Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

2 47 53

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajb Pajak Yang Memiliki Predaran Bruto Tertentu Terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

3 57 83

Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 60 59

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 pada Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) dan Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak UMKM terhadap Penerimaan Pajak.

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 4 Ayat 2pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

0 0 57

Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 4 Ayat 2pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

0 0 19