1.5.4.4 Pajak Penghasilan PPh Pasal 4 ayat 2
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Siti
Resmi,2014:74.
Subjek pajak dari pajak penghasilan adalah segala sesuatu mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan
pajak penghasilan. Undang-Undang Pajak Penghasilan di Indonesia mengatur pengenaan pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan
penghasilan yang diterima atau diperolehnya. Ada beberapa jenis Pajak Penghasilan salah satunya adalah Pajak
Penghasillan PPh Pasal 4 ayat 2. Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 menjelaskan bahwa PPh 4 ayat 2 adalah
salah satu jenis pajak yang bersifat final yang artinya pajak yang telah dipotong tidak dapat dikreditkan. Adapun beberpa jenis penghasilan yang menjadi objek
PPh pasal 4 ayat 2 sebagai berikut : 1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya,bunga obligasi
dan surat utang negara, dan bunga simpanan dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.
2. Penghasilan berupa hadiah undian 3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif
yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau penagihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima
oleh perusahaan modal ventura.
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah danatau bangunan, usaha jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah
danatau bangunan 5. Penghasilan tertentu laiinya yang diatur dalam Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri Keuangan, dan peraturan perundang-undangan perpajakan lainnya.
Tabel 1.4 . Objek PPh Pasal 4 Aayat 2 dan Tarif NO
OBJEK PAJAK PPh Pasal 4 ayat 2
Tarif Dasar Perhitungan
1 Diskonto Surat Perbendaharaan
Negara PP No.272008 20
Diskonto SPN
2 Pengalihan Hak atas Tanah danatau
Bangunan PP No.481994 stdtd PP No.712008
a. Wajib pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah
danatau
b. Wajib pajak orang pribadi yang mengalihkan hak atas tanah danatau
bangunan yang jumlah bruto nilai pengalihannya kurang dari Rp 60 jt
namun penghasilan lainnya dalam 1 tahun melebihi PTKP
c. penghasilan hak atas rumah sederhana dan rumah susun yang
dilakukan oleh wajib pajak yang usaha pokoknya melakukan
pengalihan hak atas tanah danatau bangunan.
5
5
1 Jumlah bruto nilai
pengalihan nilai yang tertinggi antara
nilai berdasarkan Akta Pengalihan Hak
dengan Nilai Jual Objek Pajak
3 Persewaan Tanah danatau Bangunan
PP No.291996 stdtd PP No.52002 10
Jumlah bruto
4 Bunga Deposito dan Tabungan serta
Diskonto SBI PP No.1312000 20
Jumlah Bruto Bunga
5 Hadiah Undian PP No.1322000
25 Jumlah Bruto Hadiah
Undian 6
Transaksi saham di Bursa Efek PP No.411994 stdtd PP No.141997
a. Bukan saham pendiri b. Saham pendiri
0,1 0,1 x Nilai
transaksi 0,1 x Nilai
Transaksi + 0,5 x Nilai Saham pasar
saat penawaran Umum Perdana
7 Penghasilan perusahaan Modal
Ventura dari Transaksi Penjualan saham atau Pengalihan Penyertaan
Modal Pada Perusahaan Pasangan Usahanya PP No.41995
0,10 Jumlah Bruto Nilai
transaksi PenjualanPengalihan
Penyertaan Modal
8 Jasa Konstruksi PP No.512008
stdtd PP No.402009
a. jasa pelaksanaan kontruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang
memiliki kualifikasi usaha kecil
b. Jasa pelaksanaan kontruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa yang
tidak memiliki kualifikasi usaha
c. jasa pelaksanaan kontruksi yang dilakukan oleh penyedia jasa selain
pada huruf a dan b yang memiliki kualifikasi menengah dan besar
d. Jasa perencanaan kontruksi atau pengawasan kontruksi yang
dilakukan oleh penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha
e. Jasa perencanaan kontruksi atau pengawasan kontruksi yang
dilakukan oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha
2
4
3
4
6 Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto
Penghasilan Bruto
9 Bunga simpanan yang dibayarkan
oleh koperasi kepada anggota koperasi pribadi PP No.152009
10 Jumlah Penghasilan
10 Bunga atau Diskonto Obligasi yang diperdagangkan dibursa efek PP
No.162009 15
Jumlah Bruto bunga sesuai dengan masa
kepemilikan 11 Penghasilan dari Transaksi derivatif
berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa efek PP
No.172009 dicabut dengan PP No.312011
12 Dividen orang pribadi dalam negeri PP No.192009
10 Jumlah Penghasilan
Bruto 13 Penghasilan dari usaha dengan
peredaran bruto tertentu PP No.462013
1 Jumlah Peredaran
Bruto
Total Penerimaan Sumber : Program Tax Base Diakses 05 Maret 2015, Pukul 14.00 WIB
1.5.5 Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah UMKM
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 usaha mikro,kecil dan menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiiki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebiih dari Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah samapi dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 dua milyar lima
ratus juta rupiah Adapun batasan-batasan mengenai usaha mikro,kecil dan menengah
berdasarkan beberapa organisasi yang berlaku : a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, menurut undang-undang ini
adalah sebagai berikut : 1. Usaha Mikro, adalah usaha produktif milik orang perorangan danatau
badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah.
2. Usaha Kecil, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bahkan cabang perusahaan yang dimilki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 lima puluh juta rupiah
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 dua milyar lima ratus
juta rupiah.
3. Usaha Menengah, adalah usaha ekonomi produk yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling
banyak Rp 10.000.000.000 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunanlebih dari Rp 2.500.000.000 dua milyar lima ratus juta rupian sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000 lima puluh milyar
rupiah. b. Badan Pusat Statistik, batasan usaha mikro, kecil dan menengah adalah :
1. Usaha Mikro. Usaha yang memiliki pekerja kurang dari lima orang, termasuk tambahan anggota keluarga yang tidak dibayar.
2. Usaha Kecil. Usaha yang memiliki pekerja lima sampai 19 orang. 3. Usaha Menengah. Usaha yang memiliki pekerja 19 sampai 99 orang.
c. Bank Indonesia, batasan usaha mikro,kecil dan menengah adalah : 1. Usaha Mikro.SK.Direktur BI No.3124KepDER tanggal 5 Mei 1998
Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin. Dimiliki oleh keluarga sumber daya lokal dan teknologi sederhana.
Lapangan usaha mudah untuk exit dan entry. 2. Usaha Kecil.Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memiliki
kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 lima puluh juta rupiah sampai dengan yang paling banyak Rp 500.000.000 tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000. 3. Usaha Menengah. SK Dir.BI No.3045DirUk tgl 5 Jan 1997. Omset
tahunan kurang dari tiga milyar aset sama dengan lima milyar untuk sektor industri aset sama dengan enam ratus juta diluar tanah dan
bangunan untuk sektor non industri manufaktur.
1.6 Definisi Konsep
Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang
menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep kemudian peneliti diharapkan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk
beberapa kejadian event yang berkaitan satu dengan yang lain. Singarimbun,
1997:33.
Untuk mendapatkan batasan-batasan yang lebih jelas agar penulis penulis dapat menyederhanakan pemikiran atas masalah yang sedang penulis teliti, maka
penulis menemukan beberapa konsep yang digunakan, antara lain : 1.
Evaluasi dampak merupakan usaha menentukan dampak atas implementasi kebijakan yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan pada keadaan-keadaan
atau kelompok-kelompok diluar sasaran atau tujuan kebijakan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang pajak penghasilan
atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Adapun tujuan PP 46 Tahun 2013
tersebut yang tercantum pada SE-42PJ2013, adalah: a.
Memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan b.
Mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi c.
Mengedukasi masyarakat untuk transparansi d.
Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara.
3. Usaha Mikro,Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang buka merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiiki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
4. Pajak Penghasillan PPh Pasal 4 ayat 2 berdasarkan Undang-Undang Pajak
Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 menjelaskan bahwa PPh 4 ayat 2 adalah salah satu jenis pajak yang bersifat final yang artinya pajak yang telah
dipotong tidak dapat dikreditkan.
1.7 Definisi Operasional
Singarimbun 1989:46 menyatakan definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Definisi operasional ini semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya
mengukur suatu variabel. Adapun definisi operasional dari variabel evaluasi dampak kebijakan adalah sebagai berikut :
1. Efektivitas, yaitu pencapaian hasil yang diinginkan : a. Kualitas yang dihasilkan dari programkebijakan
b. Produktivitas kuantitas dari jasa yang dihasilkan c. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan
masa lalunya. d. Motivasi artinya adanya kekuatan yang muncul dari setiap individu untuk
mencapai tujuan 2. Efesiensi, yaitu usaha-usaha untuk mencapai hasil yang diinginkan :
a. Adanya target pencapaian waktu b. Adanya target pencapaian wajib pajak baru
c. Adanya target pencapaian penerimaan pajak b. Tersedianya sumber daya manusia
3. Kecukupan, yaitu adanya pemecahan masalah dari hasil yang diinginkan : a. Kecukupan produktivitas
4. Pemerataan, yaitu keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik :
a. Distribusi hasil yang merata b. Kesamaan yang dirasakan masyarakat khususnya wajib pajak
5. Responsivitas, yaitu dampak kebijakan terhadap pemuasan kebutuhan preferensi atau kelompok tertentu :
a. Adanya tanggapan positif b. Adanya kritik
c. Adanya saran 6. Ketepatan, yaitu manfaat atau kegunaan hasil yang diinginkan :
a. Program ditujukan kepada Pengusaha yang digolongkan UMKM b. Kesesuaian hasil kebijakan dengan tujuan yang diharapkan
c. Adanya perubahan yang dialami dari sisi penerimaan dan administrasi perpajakan.
1.8 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam hal ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori,
definisi konsep dan sistematika penulisan.
BAB II METODE PENELITIAN
Bab ini secara umum menguraikan tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,
dan teknik analis.
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini memuat tentang gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian yang mencakup sejarah singkat, visi dan misi, tugas dan
fungsi serta struktur organisasi.
BAB IV PENYAJIAN DATA
Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan selama penelitian berlangsung dan juga dokumen-
dokumen lainnya yang akan dianalisa.
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini berisikan tentang kajian dan analisa data yang diperoleh dari lapangan saat penelitian dan memberikan interpretasi terhadap
masalah yang diajukan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.
BAB II METODE PENELITIAN
2.1 Bentuk Penelitian
Bentuk yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Manfaat penelitian dengan metode
deskripif kualitatif menurut Burhan Bungin 2005:36 adalah bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai
variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu. Berdasarkan apa yang terjadi penelitian kualitatif bertujuan untuk
memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian
menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki diiringi dengan interpretasi rasional akurat. Dengan metode deskriptif ini diharapkan dapat
memberikan gambaran dengan jelas tentang dampak Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 terhadap tingkat pertumbuhan wajib pajak UMKM dan
penerimaan pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
2.2 Lokasi Penelitian
Pada penelitian kualitatif yang diteliti adalah suatu situasi sosial tertentu. Sebagai tempat penelitian, peneliti mengambil lokasi penelitian di wilayah
kerjaKantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam Jl. P.Dipenogoro Nomor 30 A Gedung Keuangan Negara 1 Lantai 4 Medan.
2.3 Populasi Dan Sampel 2.3.1 Populasi