Indikator Responsivitas Hasil Wawancara

Jadi ditinjau dari konsep keadilan dalam pemajakan, pengenaan PPh final tidak sesuai dengan keadilan karena tidak mencerminkan kemampuan membayar. Pemajakan yang adil adalah bahwa semakin besar penghasilan maka semakin besar pula pajak yang harus dibayar.

5.1.5 Indikator Responsivitas

Responsivitas mengandung maksud adanya tanggapan sasaran kebijakanpublik atas penerapan suatu kebijakan. Responsivitas tidak hanya berupa sikapmenerima, tetapi juga penolakan dan kritikan merupakan respons yang berasaldari kelompok sasaran penerima kebijakan. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebenarnya responsivitas masyarakat adalah hal utama. Terutama masalah kebijakan fiskal yang menyangkut masyarakat sebagai sumber penerimaan pajak. Pajak adalah kontribusi wajib yang harus di bayar wajib pajak karena pajak merupakan sumber terbesar penerimaan negara. semaju apapun suatu negara pasti selalu menggantungkan pembiayaan kebutuhan negara dari pajak. Manusia hidup tidak akan terlepas dari yang namanya pajak. Jadi segala peraturan yang berubah selalu memiliki dampak terhadap wajib pajak baik itu yang positif maupun negatif. Ada banyak respon masyarakat dengan diberlakukan aturan baru tersebut, ada respon positif dan respon negatif. Berdasarkan hasil wawancara kepada informan yaitu Bapak Dedi sebagai AR mengenai respon masyarakat, informan mengatakan bahwa respon positif yang diterima dari masyarakat adalah rasa kemudahan yang dirasakan masyarakat dalam perhitungan pajaknya, tidak sulit seperti dulu. Cukup dengan 1 dikalikan dengan omset udah selesai dan langsung dibayarkan pajaknya. Kalau dulu harus menggunakan pembukuan, pencatatan, menggunakan norma untuk wajib pajak orang pribadi, beda lagi dengan badan usaha harus menyelenggarakan pembukuan dan laporan keuangan harus direkonsiliasi fiskal. Karena adanya kemudahan tersebut antusiasme wajib pajak semakin tinggi untuk bayar pajak, bahkan dari yang tidak terdaftar sebagai wajib pajak jadi mau untuk mendaftar sebagai wajib pajak walau perubahan yang terjadi belum kelihatan secara signifikan. Karena adanya kemudahan tersebut sehingga cukup banyak wajib pajak yang mendukung peraturan baru tersebut. Pernyataan yang diungkapkan para petugas pajak sejalan dengan hasil kuisioner yanh dibagikan kepada petugas pajak. Berdasarkan Tabel 4.35 bahwa wajib pajak yang mendukung kebijakan ini adalah 38,4, dan yang itdak mendukung presentasenya sebesar 34,6, wajib pajak yang menjawab netral sebesar 26,9. Berdasarkan presentase tersebut wajib pajak yang mendukung dengan wajib pajak yang tidak mendukung hampir sama presentasenya, dapat dikatakan wajib pajak wilayah kabupaten Deli Serdang tidak sepenuhnya setuju. Walau presentase setuju lebuh tinggi. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan informan yaitu Bapak Reginaldi mengenai respon negatif dari masyarakat, Menurut Pak Regi sampai saat ini respon negatif hanya sebatas masalah keadilan saja, kalau masalah yang lain itu tergantung dari kepatuhan wajib pajak sendiri karena sebagus apapun peraturan, semudah apapun jika memang kesadaran wajib pajak yang tidak ada sama saja tidak akan ada hasil. . Analisis mengenai masalah responsivitas berdasarkan data yang didapat dilapangan adalah PP 46 ini memang mudah untuk dijalankan dengan tarif 1 dari peredaran bruto sudah selesai. Sehingga masyarakat sudah mulai rajin menjalankan kewajiban perpajakannya, sudah mulai mencoba untuk tertib administrasi.Tetapi yang dikeluhkan wajib pajak adalah masalah keadilan, bagaimana jika usaha mereka dalam bulan yang bersangkutan mengalami kerugian maka tetap harus bayar pajak, karena mekanisme penyetoran pajak adalah perbulan yaitu 1 dari peredaran bruto perbulan. Karena ketidakadilan inilah membuat wajib pajak kurang nyaman dalam menjalankan perpajakannya. Dengan konsep pajak yang adil kesadaran wajib pajak untuk menjalankan kewajibannya masih sangat sulit apalagi dengan mengenyampingkan masalah keadilan walaupun administrasi dibuat mudah.

5.1.6 Indikator Ketepatan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penagihan Tunggakan Pajak Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

2 97 62

Tata Cara Pengurangan Pembayaran Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 56 52

Peranan Nomor Pokok Wajib Pajak Dalam Administrasi Perpajakan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

2 47 53

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Pengaruh Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Yang Diterima Atau Diperoleh Wajb Pajak Yang Memiliki Predaran Bruto Tertentu Terhadap Penerimaan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

3 57 83

Prosedur Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 60 59

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 36 55

Pengaruh Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 pada Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) dan Tingkat Pertumbuhan Wajib Pajak UMKM terhadap Penerimaan Pajak.

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 4 Ayat 2pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

0 0 57

Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Terhadap Wajib Pajak Usaha Mikro Kecil Menengah (Umkm) Dan Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 4 Ayat 2pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

0 0 19