dari peredaran bruto sudah selesai. Sehingga masyarakat sudah mulai rajin menjalankan kewajiban perpajakannya, sudah mulai mencoba untuk tertib
administrasi.Tetapi yang dikeluhkan wajib pajak adalah masalah keadilan, bagaimana jika usaha mereka dalam bulan yang bersangkutan mengalami
kerugian maka tetap harus bayar pajak, karena mekanisme penyetoran pajak adalah perbulan yaitu 1 dari peredaran bruto perbulan. Karena ketidakadilan
inilah membuat wajib pajak kurang nyaman dalam menjalankan perpajakannya. Dengan konsep pajak yang adil kesadaran wajib pajak untuk menjalankan
kewajibannya masih sangat sulit apalagi dengan mengenyampingkan masalah keadilan walaupun administrasi dibuat mudah.
5.1.6 Indikator Ketepatan
Indikator ketepatan dinilai dengan kembali melihat tujuan awal dari suatu kebijakan kepada kelompok sasaran. Kesesuaian antara tujuan yang diharapkan
dengan hasil dari pelaksanaan program adalah keberhasilan program tersebut. Tujuan-tujuan semula akan nampak pada hasil yang sudah nyata di depan mata.
Apakah tujuan tersebut telah terwujud didalam pelaksanaan program dan sesuai dengan ekspektasi para pembuat program. Kriteria ketepatan saling berhungan
dengan kriteria lainnya mulai dari efektivitas dan efisiensi, kecukupan dan pemerataan, serta responsivitas.
Kesemuanya akan memberikan jawaban atas implementasi program yang dikerjakan. Suatu program menjadi sia-sia bila tidak dapat mencapai tujuan yang
Diharapkan dan perlu dicari tahu apa yang menjadi kesalahan dari implementasinya. Ketepatan tidak jauh berbeda dengan efektivitas. Berdasarkan
hasil kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 belum berjalan secara efektif.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Reginaldi sebagai petugas pajak mengenai masalah ketepatan. Bapak Reginaldi mengatakan bahwa PP 46 ini
sudah tepat diberlakukan jika dilihat dari segi Pajak Penghasilan. Karena dengan adanya kemudahan wajib pajak semakin rajin bayar pajak. Pernyataan tersebut
sangat berbanding terbalik dengan hasil jawaban responden atas ketepatan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.
Sesuai dengan Tabel 4.36 bahwa hanyak sedikit yang mengatakan PP 46 ini sudah tepat diberlakukan yaitu sebanyak 24,6,, wajib pajak yang menjawab
belum tepat sebesar 40 dan yang menjawab tidak tahu 35,3. Artinya, wajib pajak yang berada di Kabupaten Deli Serdang tidak setuju dengan berlakunya
aturan baru ini. Hal ini terjadi karena mereka menganggap aturan PP 46 ini tidak mementingkan aspek keadilan.
Kebijakan dikatakan baik apabila semua indikator hampir terlaksana dengan baik tetapi untuk PP 46 ini tidak semua dapat berjalan secara sempurna.
PP 46 ini yang bisa dipandang hanya kemudahan semata dalam pelaksanaannya. Tetapi dari sisi keadilan masih kurang baik. Kemudahan memang dirasakan wajib
pajak di Kabupaten Deli Serdang tetapi dari sisi kemampuan bayar pajak yang susah karena pajaknya makin tinggi. Kebijakan fiskal tidak akan mencapai tujuan
jika hanya dinilai dari sisi kemudahan pelaksanaan saja tetapi juga harus melihat yang menerima sasaran kebijakan.
Pada PP 46 ini indikator pemerataan sangatlah memegang peranan karena salah satu asas pemungutan pajak adalah daya pikul. Daya pikul yang dimaksud
disini adalah kemampuan untuk membayar, tetapi PP 46 ini tidak menerapkan asas tersebut. Sehingga banyak wajib pajak yang berada di wilayah Kabupaten
Deli Serdang merasa tetap tidak nyaman. Oleh karena itu di sisi indikator pemerataan tidak baik maka akan berpengaruh ke indikator lainnya seperti
efektivitas, efesiensi, responsivitas, kecukupan dan ketepatan. Artinya analisis evaluasi dampak Peraturan PP 46 Tahun 2013 mempunyai
keterkaitan hubungan antara satu indikator dengan indikator lainnya. Berikut Gambaran analisis Hubungan Evaluasi Kebijakan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013.
Bagan 5.3 Analisis Hubungan Indikator Evaluasi Kebijakan Tentang Dampak Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 Pada
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam
Indikator Pemerataan
Indikator Efesiensi
Indikator Responsivitas
Indikator Ketepatan
Indikator kecukupan
Indikator Efektifitas
Berdasarkan bagan diatas bahwa Peraturan Pemerintah No 46 Tahun 2013 sangat dipengaruhi masalah keadilan. Jika kebijakan tersebut tidak adil walau
kebijakan tersebut tujuannya adalah baik maka tidak akan berpengaruh kepada peneriamaan pajak, pertumbuhan wajib pajak dan dukungan dari masyarakat juga
sedikit. Maka kebijakan tersebut tidak mampu memecahkan masalah yang selama ini terjadi. Jika tidak mampu memecahkan masalah dapat dikatakan kebijakan
tersebut tidak tepat untuk diberlakukan. Tetapi Jika PP 46 memenuhi asas keadilan maka akan mempengaruhi kebijakan yang telah dibuat dengan tujuan
yang baik. Jika keadilan terpenuhi dan mempunyai tujuan yang baik secara otomatis penerimaan pajak akan bertambah, pertumbuhan wajib pajak akan
meningkat dan wajib pajak mendukung dapat dikatakan PP 46 telah mampu memecahkan masalah yang selama ini terjadi. Maka dari itu PP 46 baru dapat
dikatakan tepat untuk diterapkan. Akhirnya, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 sudah terlaksana
secara efektif, tetapi tujuan PP 46 belum tercapai sepenuhnya dari keempat tujuan sesuai dengan SE-42PJ2013 yaitu :
1. Memberikan kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan
2. Mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi
3. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi
4. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontrribusi dalam
penyelenggaraan negara Baru tujuan yang pertama yang tercapai secara sempurna, untuk tujuan yang
lain belum tercapai secara sempurna.
5.2 Analisis Evaluasi DampakPelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor