Semua jenis media pada dasarnya dibuat untuk disajikan atau dipresentasikan kepada sasaran. Pada media presentasi pesan atau materi yang
akan disampaikan dikemas dalam sebuah program komputer dan disajikan melalui perangkat alat saji proyektor. Dalam hal ini pesan atau materi yang dapat
dikemas berupa teks, gambar, animasi, video, yang dikombinasikan dalam satu kesatuan yang utuh Daryanto 2012:68-69.
Microsoft PowerPoint adalah salah satu aplikasi yang dapat digunakan untuk membuat media presentasi yang dikeluarkan oleh perusahaan software
Microsoft. Dalam pembuatannya judul presentasi harus menyesuaikan dengan tema presentasi yang akan disajiakan karena akan mempenagaruhi suasana slide
presentasi. Fitur terpenting dalam Microsoft PowerPoint adalah animasi dan transisi pada setiap slidenya.
2.1.4. Motivasi Belajar
2.1.4.1. Pengertian
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif Sardiman, 2013: 73. Sedangkan menurut Mc Donald motivation is an energy change within the
person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dari pengertian
tersebut, dapat dilihat bahwa ada tiga unsur yang saling berkaitan Hamalik 2013:159, yaitu:
a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal.
c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
Konsep motivasi yang dikenal di dalam literatur psikologi merupakan konstruk hipotetik, dan motivasi itu memeberikan ketetapan yang menjelaskan
tentang kemungkinan sebab-sebab perilaku peserta didik. Oleh karena itu motivasi tidak dapat diukur secara langsung, seperti halnya mengukur panjang atau lebar
suatu ruangan. Walaupun demikian kebanyakan pakar psikologi menggunakan kata motivasi dengan mengaitkan belajar untuk menggambarkan proses yang
dapat: amemunculkan dan mendorong perilaku, b memberikan arah atau tujuan perilaku, c memberikan peluang terhadap perilaku yang sama, dan d
mengarahkan pada pilihan perilaku tertentu. Slavin dalam Rifa’i dan Catarina, 2012:135 memaparkan bahwa motivasi
merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. Dalam pengertian ini intensitas dan arah
motivasi dapat bervariasi. Sedangkan Gage Barliner memadanken motivasi dengan mesin mobil sebagai intensitasnya dan setir mobil sebagai pengarahnya
direction. Walau demikian, dalam kenyataanya, anatara intensitas dan arah itu sering kali sulit dipisahkan. Intensitas motivasi pada suatu kegiatan tergantung
pada intensitas dan arah motivasi pada berbagai kegiatan.
Purwanto 2010:72 menyebutkan motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakan, mengarahkan dan menopang tingkah laku manusia.
Menggerakkan dapat berarti menimbulkan kekuatan pada individu dan memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Mengarahkan atau menyalurkan
tingkah laku dengan menyediakan suatu orientasi tujuan tertentu. Menopang dan menjaga tingkah laku, lingkungan harus menguatkan reinforce intensitas dan
arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. Jadi motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa untuk
berperilaku saat melakukan aktivitas-aktivitas belajar. Siswa yang termotivasi menunjukan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap dan mengingat
apa yang telah dipelajarinya. 2.1.4.2.
Fungsi dan Pentingnya Motivasi dalam Belajar Rifa’i dan Catharina 2012:136 mengasumsikan bahwa apabila anak
tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak terebut. Secara historik, pendidik selalu mengetahui kapan peserta didik
perlu dimotivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar berlangsung menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan peserta
didik, meningkatkan kreativitas dan aktivitas belajar. Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepat
motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Intensitas motivasi
seseorang akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Motivasi berkaitan erat dengan adanya tujuan. Seorang pesepak bola berlatih tak mengenal lelah agar dapat memberikan kemenangan ketika
bertanding, seorang penjual di pasar bersemangat menawarkan barang dagangannya
agar mendapatkan
untung. Dengan
demikian, motivasi
mempengaruhi adanya kegiatan.
Sehubung dengan hal tersebut Sardiman 2013:85 menyebutkan ada tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepas energi. b.
Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai; c.
Menyelesaikan perbuatan, yakni perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan , dengan menyisihkan perbuatan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. 2.1.4.3.
Teori Motivasi Purwanto 2010:74 menyebutkan bahwa ada beberapa teori motivasi
yang dapat dipelajari diantaranya sebagai berikut: a.
Teori hedonisme Hedone berasal dari bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau
kenikmatan. Hedonisme adalah suatua aliran filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan hedone yang
bersifat duniawi. Menurut pandangan hedonisme, manusia pada hakikatnya adalah makhluk yang mementingkan kehidupan yang penuh kesenangan dan kenikmatan.
Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang
mengandung resiko berat, dan lebih suka hal yang mendatangkan kesenangan baginya. Misalnya ketika siswa bertepuk tangan ketika kepala sekolah memberi
pengumuman bahwa gurunya berhalangan hadir dikarenakan mengikuti rapat dan sebagainya.
b. Teori naluri
Pada dasarnya manusia mempunyai tiga dorongan nafsu pokok yang dapat disebut naluri, yaitu: Dorongan nafsu naluri mempertahankan diri, dorongan
nafsu naluri mengembangkan diri, dan dorongan nafsu naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok tersebut, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan yang dilakukan manusia mendapatkan dorongan oleh ketiga
naluri tersebut. oleh karena itu menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
Misalnya seorang pelajar berkelahi dengan teman yang menghinanya karena dianggap bodoh adalah karena adanya naluri untuk mempertahankan diri. Hal
tersebut dapat diatasi dengan memberinya motivasi, misalnya dengan mendorongnya untuk menjadi anak yang rajin sehingga menyamai teman-teman
sekelasnya naluri untuk mengembangkan diri. c.
Teori reaksi reaksi yang dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang
dipelajari dari kebudayaan ditempat orang itu hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia gidup dan dibesarkan. Oleh karena itu,
teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seseorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau
anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik akan memotivasi anak buah dan anak didiknya, pemimpin ataupun pendidik mengetahui benar-benar latar belakang
kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya. d.
Teori daya pendorong Teori ini meupakan perpaduan antara teori naluri dan teori reaksi yang
dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Menurut teori ini, bila
seorang pemimpin atau pendidik ingin memotivasi bawahannya, ia harus mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang
dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. e.
Teori kebutuhan Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada
hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikisnya. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seorang
pemimpin ataupun pendidik akan memotivasi kepada seseorang ia harus berusaha mengetahui lebih dulu apa kebutuhan-kebutuhan orang yang akan dimotivasi
tersebut. Ada beberapa jenis kebutuhan yang dimiliki oleh manusia menurut Morgan
dalam Sardiman 2013:78, yaitu:
a Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk suatu aktivitas. Hal ini penting bagi
anak, karena perbuatan sendiri itu mengandung sesuatu kegembiraan baginya. Activities in it self is a pleasure. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu
kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil bila diikuti rasa gembira;
b Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang yang dalam
kehidupannya memiliki motivasi untuk berbuat banyak demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya usaha
memberikan kesenangan bagi orang lain; c
Kebutuhan untuk mencapai hasil. Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar dikatakan akan berhasil baik bila disertai kata pujian. Pujian atau reinforcement
mwrupakan dorongan untuk bekerja dan belajar lebih giat. Pujian ini harus berkaitan dengan prestasi yang baik. Anak harus diberi kesempatan seluas-
luasnya untuk melakukan sesuatu secara optimal, sehingga ada “sense of succes”;
d Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan atau hambatan, dapat
menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun danluar biasa, sehingga tercapai kelebihan dan keunggulan dalam bidang tertentu.
Abraham Maslow dalam Purwanto 2010;77 mengidentifikasi dua jenis kebutuhan, kebutuhan dasar merupakan kebutuhan akibat kekurangan deficiency
needs dan meta kebutuhan, kebutuhan untuk pertumbuhan growth needs. Menurutnya adanya lima tingkatan kebutuhan manusia. Kelima tingkatan
kebutuhan pokok inilahvyang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam
mempelajari motivasi manusia. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara lain sebagai berikut:
a Kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital,
yang menyangkut fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan pangan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks
dan sebagainya. b
Kebutuhan rasa aman dan perlindungan safety and security seperti terjaminnya keamanan, terlindung dari bahaya dan ancaman penyakit, perang,
kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagainya; c
Kebutuhan sosial social needs yang meliputi kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok , rasa setia
kawan, kerjasama; d
Kebutuhan akan penghargaan esteem needs, termasuk kebutuhan dihargai kerena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat dan sebagainya.
e Kebutuhan akan aktualisasi diri self actualization seperti kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri.
Selanjutnya untuk melengkapi teori-teori tentang motivasi diatas, Sardiman 2013:83 mengemukakan adanya beberapa ciri motivasi yang dimiliki
seseorang, sebagai berikut: a.
Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
b. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang sudah dicapainya
c. Menunjukan minat terhadap macam-macam masalah.
d. Lebih senang belajar mandiri
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif f.
Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu g.
Tidak mudah melepas hal yang diyakininya itu h.
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. 2.1.4.4.
Nilai-nilai motivasi dalam pengajaran Hamalik 2013:161 menyebutkan secara garis besar motivasi mengandung
nilai-nilai sebagai berikut: a.
Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar murid. b.
Pengajaran yang bermotivasi, hakikatnya adalah pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada murid.
c. Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinasi guru untuk
berusaha sungguh-sungguh mencari cara yang relevan dan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa
berusaha agar murid-murid akhirnya memiliki self motivation yang baik. d.
Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan motivasi dalam pengajaranerat pertaliannya dengan pengaturan disiplin kelas.
Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin di dalam kelas.
e. Asas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral daripada asas-asas
mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran
efektif. Demikian penggunaan asas motivasi adalah sangat esensial dalam proses belajar mengajar.
2.1.4.5. Cara menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah
Hamalik 2013:159 dan Sardiman 2013:92 menyebutkan cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkan motivasi siswa, antara lain sebagai
berikut: a.
Memberi angka b.
Pujian c.
Hadiah d.
Hukuman e.
Saingan kompetisi f.
Penilaian g.
Kerja kelompok h.
Merumuskan tujuan belajar i.
Membangkitkan minat belajar j.
Menggunakan variasi metode penyajian yang menarik
2.1.5. Hasil Belajar