lakuakan, saat guru mengajar menggunakan metode ceramah bervariasi banyak siswa yang tidak memperhatikan guru dikarenakan pembelajaran bersifat teacher
centered pembelajaran berpusat kepada gurusehingga keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran kurang. Selain itu materi yang diajarkan kurang terfokus
sehingga cepat menimbulkan kejenuhan pada siswa. Dengan ini peneliti menerapkan model Make A Match pada materi sumber daya alam agar siswa lebih
berperan aktif saat pembelajaran berlangsung.
4.1.2 Gambaran Pelaksanaan Penelitian
Tujuan utama pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Make A Match terhadap aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas IV di SDN gugus III kecamatan Jumapolo. Ketika mencari pengaruh, diperlukan kelas kontrol yang digunakan sebagai pembanding dengan
diterapkan metode ceramah bervariasi saat pembelajaran. Guru dalam penelitian ini sebagai pelaksana kegiatan. Alasan guru sebagai peneliti adalah agar guru
memahami langkah-langkah model make a match dan model make a match ini, sehingga dapat digunakan sebagai alternatif model inovatif yang akan digunakan
dalam pembelajaran selanjutnya, khususnya untuk guru kelas IV SDN 03 Jumapolo yang digunakan sebagai kelas eksperimen. Sedangkan peneliti sendiri
menjadi observerpengamat ketika guru memberikan perlakuan berupa model make a match. Peneliti dalam penelitian ini sebagai pelaksana, peneliti mengatur
penelitian bersama kedua guru kelas agar tidak terjadi kesalah pahaman dan terjalin kolaborasi yang baik antara peneliti dan guru kelas.
Berikut jadwal pelaksanaan penelitian yang telah terlaksana.
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan penelitian No
Tanggal penelitian
Kegiatan Waktu Penelitian
Kelas Eksperimen kelas Kontrol
1. 9 Mei 2016
Pretest Pukul 07.00-08.30
WIB Pukul 10.00-11.30
WIB 2.
10 Mei 2016 Pertemuan
1 Pukul 11.15 - 12.20
WIB Pukul 07.00-08.10
WIB 3.
12 Mei 2016 Pertemuan
2 Pukul 07.00-08.10
WIB Pukul 09.30-10.40
WIB 4.
19 mei 2016 Pertemuan
3 Pukul 11.15 - 12.20
WIB Pukul 07.00-08.10
WIB 5.
20 mei 2016 Posttest
Pukul 07.00-08.30 WIB
Pukul 10.00-11.30 WIB
Berdasarkan tabel 4.1, pelaksanaan pretest dan posttest dilaksanakan diluar waktu pelaksanaan, yag bertujuan agar alokasi waktu penelitian tidak terganggu
dengan pengerjaan soal pretest dan posttest, sehingga waktu penelitian dapat dimanfaatkan secara optimal.
Pertemuan pertama, pelaksanaan kegiatan dimulai di kelas kontrol pada jam pelajaran pertama dan kedua. Kemudian untuk kelas eksperimen dilaksanakan
pada jam ke 7 dan 8. Pertemuan kedua, kegiatan penelitian dimulai pada kelas eksperimen yaitu di SDN 03 Jumapolo pada jam pertama dan kedua, untuk SDN
01 Jatirejo kelas kontrol dilaksanakan pada jam ke 5 dan 6. Pertemuan sselanjutnya, yaitu pertemuan ketiga pada jam pertama dan kedua dilaksanakan
penelitian di kelas kontrol sedangakan jam ke 7 sampai pulang sekolah penelitiana dilakukan di kelas eksperimen. Setiap satu jam pembelajaran alokasi waktunya 35
menit. Perlakuan pertama di kelas kontrol siswa dengan mudah mengikuti
pembelajaran karena metode yang digunakan sudah sering mereka terima. Namun, partisipasi siswa dalam pembelajaran kurang, siswa cenderung diam saat ditanya
oleh guru dan masih banyak siswa yang asyik sendiri. Sedangkan di kelas eksperimen terjadi banyak kendala yang dihadapi. Siswa masih kebingungan
dengan tahapan dari model make a match yang digunakan sehingga terjadi kegaduhan saat model ini dilaksanakan. Namun siswa sangat antusias dalam
mencari pasangan dari kartu yang dipegangnya sehigga menimbulkan kegaduhan. Perlakuan kedua menunjukkan sudah adanya perbedaan. Kelas eksperimen
sudah mengerti langkah-langkah dari model make a match yang digunakan. Kegaduhan masih terjadi saat siswa mencari pasangan dari kartu yang
dipegangnya. Namun keantusiasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sedikit meningkat, ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran, seperti siswa mampu menjawab pertanyaan dari guru tanpa malu-malu. Sedangkan di kelas kontrol, kondisi yang sama masih saja
terlihat seperti pada perlakuan pertama. Hanya saja saat diskusi kelompok siswa sudah terlihat lebih antusias, ditandai dengan sudah adanya perwakilan kelompok
yang berani maju kedepan untuk menyampaikan hasil diskusinya. Perlakuan ketiga, kelas eksperimen sudah lebih paham dengan langkah-
langkah model make a match, ditandai dengan sudah tidak adanya siswa yang
bertanya kepada guru maupun bingung mengenai alur dari model make a match yang digunakan. Saat dilakukan sesi tanya jawab mengenai materi hari ini banyak
siswa yang mampu menjawabnya dan menjelaskan dengan bahasanya sendiri. Untuk kelas kontrol aktivitas siwa tidak terjadi perubahan, masih saja terjadi
kejenuhan ketika guru sedang menyampaikan materi. Namun, semangat siswa sedikit meningkat ketika diadakan diskusi kelompok dan ketika penyampaian
hasil diskusi kelompok.
4.2 Data Hasil Penelitian