Uji Gain Uji Dua Pihak Uji t

dan Ha ditolak , yang berarti kelas kontrol dan kelas eksperimen mempunyai varians yang sama.

4.5 Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pngaruh yang signifikan antara rerata hasl belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penelitian ini hipotesis yang digunakan adalah. 1. Ho: μ 1 = μ 2 : tidak ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar “Sumber Daya Alam” pada kelas eksperimen menggunakan model make a match dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah bervariasi 2. Ha : μ 1 μ 2 : ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar “Sumber Daya Alam” pada kelas eksperimen menggunakan model make a match dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah bervariasi Hipotesis tersebut berlaku ketentuan sebagai berikut. a. Jika nilai Sig. 2-tailed0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima b. Jika nilai Sig. 2-tailed0,05 maka Ha ditolak dan Ho diterima

4.5.1 Uji Gain

Uji gain digunakan untuk menguji peningkatan hasil belajar. Uji gain merupakan selisih dari perolehan hasil belajar pretest dan posttest. Data yang diinput merupakan rata-rata nilai posttest dikurangi rata-rata nilai pretest pada kedua kelompok penelitian. Nilai tersebut kemudian dilakukan perhitungan sehingga diperoleh indeks gain g. Tabel 4.16 Hasil Uji Gain No Jenis kelas Nilai Mean g Kategori gain Pretest Posttest 1. Kontrol 70,888 77,814 0,2379 rendah 2. Eksperimen 63,259 86,666 0,6370 sedang Terlihat pada tabel 4.16 indeks gain pada kelas kontrol sebesar 0,2379. Angka tersebut termasuk dalam kategori rendah. Sedangkan untuk kelas eksperimen indeks gain menunjukkan angka 0,6370. Kelas eksperimen ini termasuk kategori tinggi. Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang terjadi di kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.

4.5.2 Uji Dua Pihak Uji t

Uji t dilakukan setelah uji gain dilakukan. Pengujian ini menggunakan Independent Samples Test dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran make a match. Untuk mengetahui kesamaan varian dapat dilihat pada kolom uji Levene’s dengan ketentuan jika signifikansi 0,05, maka memiliki varian yang sama dan jika signifikansi 0,05 maka memiliki varian yang berbeda. Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar dapat dilihat pada kolom t-test for Equality of Means pada Sig. 2-tailed, jika signifikansi 0,05, makatidak ada pengaruh signifikan. Jika signifikansi 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan.Adapun hasil pengujian uji t didapatkan hasil sebagai berikut Tabel 4.17 Analisis Uji t Dari tabel 4.19 dapat disimpulkan bahwa varian adalah homogen atau mempunyai varian yang sama. Hal tersebut dapat dilihat pada kolom Levene’s Test for Equality of Variances yang menunjukkan hasil sig lebih besar dari 0,05 yaitu 0,261. Selain itu nilai t hitung yang didapatkan dari tabel diatas sebesar -6,911, yang berarti rata-rata kelas kontrol lebih rendah daripada rata-rata kelas eksperimen dikarenakan ada tanda negatif. Untuk perbedaan rata-ratanya mean different sebesar 15,777. Didapat t hitung sebesar 6,911 sedangkant tabel sebesar 2,056 dengan dk=26 n-1. Denga ini dapat disimpulkan t hitung t tabel yaitu 6,9112,056. Artinya, Ho ditolak dan Ha diterima yaitu model make a match berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA. Sig 2-tailed yang ditunjukkan oleh tabel 4.19 sebesar 0,000 yang berarti sig 2-tailed 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar “Sumber Daya Alam” pada kelas eksperimen menggunakan model make a match dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah bervariasi.

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian